Mohon tunggu...
salwa afifah lutfiah
salwa afifah lutfiah Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

saya seorang mahasiswa universitas pelita bangsa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Yang di Timbulkan dari Penggunaan Bahasa Indonesia Yang Salah Pada Media Sosial Di Kalangan Mahasiswa

14 Januari 2025   05:14 Diperbarui: 14 Januari 2025   18:00 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akronim dan singkatan adalah bagian dari proses pemendekan kata atau frasa yang dikenal sebagai abreviasi. Istilah "abservasi" yang digunakan oleh Kridalaksana ( 1989: 159 ) merujuk pada pengamatan dan pencatatan terhadap penggunaan bahasa secara langsung di lingkungan alami penuturnya. Ini merupakan metode pengumpulan data yang didasarkan pada pengamatan terhadap fenomena kebahasaan dalam situasi nyata tanpa intervensi atau modifikasi oleh peneliti. Menurut Anton M. Moeliono (2007:3 ), istilah lain untuk abreviasi adalah "pemendekan bentuk yang digunakan sebagai pengganti bentuk lengkap, atau singkatan tertulis yang berfungsi sebagai pengganti kata atau klausa". Penelitian ini akan membahas bentuk-bentuk abreviasi yang difokuskan pada singkatan dan akronim. Penggunaan singkatan dan akronim di media sosial bertujuan untuk mempercepat pengetikan serta memberikan variasi dalam penulisan. 

Di media sosial, penggunaan bahasa tidak terikat oleh aturan tertentu. Hal ini memungkinkan anak muda berkreasi dengan bahasanya sendiri, sehingga semakin banyak orang yang penasaran dan tertarik untuk menggunakannya. Namun, jika hal ini terus berlanjut, bisa menimbulkan masalah serius dalam penggunaan tata bahasa Indonesia. Dampaknya pada mahasiswa terlihat dalam kegiatan formal perkuliahan, seperti penulisan jurnal, karya ilmiah, dan aturan penulisan lainnya, yang terpengaruh oleh kebiasaan penggunaan bahasa yang salah di media sosial. Adapun faktor lain yang mempengaruhi kesalahan penggunaan bahasa Indonesia di media sosial di kalangan mahasiswa adalah adanya tren dalam penggunaan kata atau kalimat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

Tata bahasa Indonesia saat ini telah mengalami banyak perubahan. Masyarakat Indonesia, terutama kalangan remaja, semakin sulit berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perubahan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, Masyarakat Indonesia kurang familiar dengan penggunaan bahasa baku yang sesuai dengan kaidah yang baik dan benar, Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) oleh masyarakat Indonesia semakin berkurang, Masyarakat Indonesia sering meremehkan bahasa Indonesia dan enggan mempelajarinya lebih lanjut karena merasa sudah menguasai bahasa tersebut dengan baik dan benar, Penggunaan bahasa di media sosial tidak terikat oleh aturan formal tertentu.

Penggunaan variasi bahasa Indonesia memang diizinkan dalam situasi tertentu, tetapi sebaiknya tidak terlalu sering digunakan karena dikhawatirkan dapat mempengaruhi individu dalam beberapa konteks formal. Remaja sebaiknya membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan meningkatkan kembali eksistensinya di kalangan mereka. Dengan menjaga frekuensi penggunaan variasi bahasa, budaya berbahasa Indonesia yang baik dan benar dapat dipertahankan. Orang tua dan pendidik memiliki tanggung jawab untuk menyadarkan dan memotivasi remaja mengenai pentingnya bahasa yang baku. Proses penyadaran dan pembiasaan ini sama pentingnya, dan memerlukan sanksi atau dorongan kuat, seperti tugas menulis artikel atau karangan dengan bahasa yang baku. Langkah ini dapat memicu minat remaja untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun