Judul Buku/ Novel  : Pulang
Penulis             : Leila S. Chudori
Penerbit            : Kepustakaan Populer Gramedia ( KPG )
Tahun Terbit       : 2012
Jumlah Halaman   : 461 Halaman
Buku ini berisi tentang bagaimana keadaan wartawan Indonesia pada tiga tahun pelaksanaan misi untuk membumi hanguskan PKI dan untuk orang-orang yang hanya tertempel bau PKI.Â
Menceritakan tentang Dimas Suryo, Nugroho, Tjai, dan Risjaf yang pada saat itu adalah mantan wartawan di kantor berita Nusantara dan pada masa itu adalah sesuatu yang mempengaruhi sentimenil politik bahkan wartawan adalah salah satu kata yang dilarang. Yang pada masa itu mereka adalah buronan. Â
Namun pada April 1986 mereka mendapat kabar bahwa salah satu teman mereka yaitu Hananto Prawira ditangkap dan dinyatakan tewas. Dimas yang pada saat itu berada di Prancis dan  bersama puluhan wartawan dan seniman lain tidak isa kembali ke Jakarta karena paspornya dicabut oleh pemerintah Indonesia.Â
Sadar bahwa situasi politik di Indonesia pasca 30 September 1965 yang sedang tidak berpihak tetapi sangat berbahaya bagi siapapun yang dengan mudah dikait-kaitkan dengan PKI, maka Dimas Suryo dan Nugroho serta Risjaf tidak berani untuk pulang. Mereka pun pergi ke Peing,bertemu dengan orang-orang Indonesia yang juga mengalami nasib sama.Â
Dari Peking lalu ke Eropa dan bertemu di Paris. SEjka itulah mereka menyandang status sebagai eksil politik Indonesia, setelah beberapa tahun menetap mereka memperoleh status sebaai warga negara Prancis.Untuk bertahan hidup setelah menjalani sejumlah pekerjaan serabutan, mereka mendirikan restoran masakan Indonesia yang mereka namai "Restoran Tanah Air".
Hananto Prawira merupakan seorang jurnalis yang 'sangat kiri' atau pengikut PKI. karena itulah kantor berita dianggap sebagai 'sarang pengikut/simpatisan PKI', meskipun tidak semua wartawan/karyawannya pengikut PKI, bahkan ada ang haluan poliyiknya berseberangan dengan pimpinan.Â
Kantor  berita ini pun tidak luput dari razia tentara, polisi, dan pemuda anti PKI pada hari-hari dan minggu-minggu sesudah peristiwa 30 September 1965 terjadi. Hananto Prawira pun menjadi buronan (dan tertangkap pada April 1968).Â
Kemudian Dimas Suryo menikah denga perempuan Prancis, Vivienne Deveraux, dan mempunyai anank yang bernama Lintang Utara. Setelah dewasa LIntang pergi ke Jakarta untuk menyelesaikan tugas akhirnya yaitu membuta film dokumenter yang berisi wawancara dengan para eks-tapol peristiwa 1965 beserta keluarga mereka.Â
Lintang pergi ke Jakarta pada bulan Mei 1998, ketika situasi politik Indonesia sedang memanas antara lain sebagai dampak dari krisis moneter 1997, dan tuntutan agar Presiden Soeharto mundur.Â
Kelebihan dan Kekurangan Buku
- KelebihanÂ
Novel ini membuat kita memahami sejarah Indonesia dari sudut pandang yang berbeda. Peoncatan dari sudut pandang yang tidak terduga membuat kita bingung saat membaca novel ini. Setiap isi novel menyajikan sudut pandang yang berbeda dari berbagai tokoh-tokoh yang ada di dalam novel. Dan juga novel ini mencertika sisi gelap yang dialami oleh wartawan.
- Kekurangan
Novel ini merupakan suatu mahakarya yang sangat bagus untuk dibaca oleh orang-orang. dari segi penulisan alur, cerita, dan tema dibuat dan disusuan dengan bagus, Namun, sisi politik di dalam novel ini kurang ditonjolkan dan ceritanya hanya terfokus kepada tokoh utamnaya.Â
Nama               : Salwa Zharifah Al Yasrits
NIM Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 19046055
Prodi               : Pendidikan Sejarah
Asal Universitas    : Universitas Riau
Dosen Pengampu  : Piki Setri Pernantah S.Pd M.Pd
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H