Mohon tunggu...
Salwa Syaja
Salwa Syaja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas MUhammadiyah Malanh

sedang mengerjakan tugas....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Selangkal Lebih Mengenal Skizofrenia

7 Juni 2021   13:52 Diperbarui: 19 Juni 2021   08:01 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hi. Tahu gak sih skizofrenia menjadi salah satu permasalahan negara yang banyak terjadi di Indonesia ? pada tahun 2018 saja menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, prevalensi skizofrenia/psikosis di Indonesia sebanyak 6,7 per 1000 rumah tangga. Walaupun begitu, ternyata masih banyak orang yang tidak mengerti tentang apa itu skizofrenia.

Menurut Atkinson,dkk, 1996 Skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan yang ditandai dengan kecemasan, kekacauan pribadi, distorsi realita dan ketidakmampuan untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pandangan biopsikologi Skizofrenia ini terjadi karena faktor genetika dan kelainan otak sejak masa pranatal. Melihat banyaknya kasus yang berbanding terbalik dengan pengetahuan tentang skizofrenia, sehingga dalam artikel ini kita dapat lebih mengenal tentang serba-serbi skizofrenia. 

Data tentang skizofrenia di Indonesia

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 sebanyan 6,7 per 1000 orang mengalami gangguan skizofrenia dengan data tertinggi berada pada provinsi bali yaitu 11,1 per 1000 orang. Dari sekian banyak penderita sebanyak 84,9%  sudah berobat dan sebanyak 51,1% telah mengkonsumsi obat secara rutin dan sisanya 48,9% tidak mengkonsumsi obat secara rutin. Selain yang berobat ada 14,1% tidak berobat dan ada dan ada sebagian orang yang mengidap gangguan skizofrenia yang dipasung, diasingkan, dan dianggap orang gila.

Faktor terjadinya skizofrenia

Secara umum Skizofrenia ditimbulkan oleh kecemasan yang berlarut-larut, traumatis, gangguan emosi, hingga keturunan. Gangguan-gangguan seperti itu menimbulkan terpecahnya pemikiran sehingga menimbulkan ilusi-ilusi yang biasa terjadi pada penderita Skizofrenia. Dalam pandangan biopsikologi Skizofrenia ini tergolong dalam gangguan yang dapat dijelaskan secara biopsikologi. 

Skizofrenia dapat terjadi karena adanya faktor dari genetika di mana ada kelainan atau mutasi gen yang dapat menimbulkan penyakit ini seperti hal nya yang terjadi pada penyakit huntington, kemudian menurut hipotesis pengembangan neurologis, pengaruh pranatal atau neonatal---genetik dan lingkungan dapat menghasilkan kelainan pada otak yang berkembang. 

Bukti bahwa ada pengaruh pranatal terhadap perkembangan otak ini diperkuat dengan pernyataan bahwa (1) beberapa jenis kelainan pranatal akan berpengaruh pada skizofrenia kemudian hari; (2) pada penderita skizofrenia terdapat kelainan otak ringan yang berasal dari awal kehidupan; (3) kelainan pada awal perkembangan akan berpengaruh dalam perkembangan selanjutnya.   

Selain dari faktor- faktor tersebut tersebut ada beberapa keadaan yang mengharuskan seseorang mengubah diri (beradaptasi),  namun tidak semua tahan dengan perubahan-perubahan yang ada hingga dapat berdampak pada mental seseorang hingga menjadikan seseorang menderita Skizofrenia. Beberapa keadaan yang dimaksud antara lain :

  • Keluarga, dalam keluarga sering terdapat permasalahan yang menjadikan seseorang menjadi stress seperti pertengkaran, perceraian, ketidaksetiaan, kematian, masalah anak, pola asuh orang tua, dll.
  • hubungan dengan lingkungan, upaya penyuasaian diri menimbulkan banyak gangguan mulai dari konflik diri sendiri dengan orang lain, permasalahan lingkungan, pekerjaan, dll
  • keuangan, banyak permasalahan yang ditimbulkan oleh ketidakstabilan ekonomi dalam permasalahan ini ekonimi juga dapat mempengaruhi karena keuangan dapat menimbulkan stress yang berkepanjangan.
  • Perkembangan, pada perkembangan masa remaja merupakan masa yang paling rentan mengalami gangguan skizofrenia namun tak menutup kemungkinan setiap tahap perkembangan juga mengalami gangguan skizofrenia karena setiap tahap perkembangan memiliki tugas perkembangan dan beban masing -- masing

Ciri umum skizofrenia

Pada dasaranya skizofrenia ini memiliki ciri umum yang bisa kita deteksi. Namun meskipun demikian kita tidak diperbolehkan untuk mendiagnosis seseorang menggunakan ciri yang ada di dirinya. Ciri umum ini perlu diketahui guna deteksi dini penderita skizofrenia, agar semakin banyak orang yang paham tentang seseorang yang mempunyai kecenderungan menderita skizofrenidan semakin banyak juga penderita yang tertolong. Dan berikut adalah beberapa ciri umum penderita skizofrenia

Halusinasi, halusinasi merupakan ciri yang paling umum muncul dari penderita skizofrenia. Seorang penderita skizofrenia akan mengalami halusinasi berupa suara-suara atau bayangan yang sebenarnya tidak ada sesuatu yang merangsang indranya.

Delusi, ciri ini juga menjadi ciri umum penderita skizofrenia. Delusi di sini diartikan sebagai suatu keyakinan yang tidak rasional, biasanya seseorang yang mengalami skizofrenia akan berpikir diluar kenormalan seseorang.

Gelisah, sering kali di temukan bahwa seorang penderita skizofrenia mengalami gelisah dan tidak menutup kemungkinan terjadi dengan kurun waktu yang lama. Sebab kegelisahan ini penderita akan cenderung tidak bisa diam, agresif bahkan ada yang melakukan sesuatu dengan semangat namun juga ceroboh.

Menarik diri, ini kebalikan dari ciri sebelumnya di mana seorang penderita skizofrenia akan mengalami semangat yang bergejolak, namun di beberapa kejadian justru penderita skizofrenia akan menarik diri dari lingkunganya bahkan bersikap apatis pada lingkunganya. Gejala ini disebabkan oleh adanya rasa penuh kecurigaan atas lingkunganya, banyak penderita skizofrenia menaruh curiga pada lingkungan sekitarnya yang didasari oleh adanya halusinasi yang membuat pemikiranya menjadi kacau dan pada akhir kecurigaan ini penderita juga dapat menimbulkan rasa permusuhan pada beberapa orang.

Kasus skizofrenia terkenal

Dalam upaya pencegahan ini kita harus mengenal tentang gangguan jiwa apa yang sedang dialami oleh seseorang. WHO ( World Health Organization) menyatakan bahwa seseorang dinyatakan sehat apabila terpenuhi empat hal, yaitu sehat jasmani (biologi), mental (psikologi) dan sehat secara rohani (spiritual). Kemudian Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Eks-Psikotik (RSEP) membuat trobosan pada kasus Skizofrenia dengan menerapkan pernyataan WHO dengan manfaat dzikir dan berikut beberapa cara untuk menangani dalam proses penyembuhanya.

Pertama yaitu dengan terapi obat, terapi pendukung ini umum diberikan pada penderita Skizofrenia dengan pemberian obat secara rutin setiap pagi, siang, dan sore. Penggunaan obat ini digunakan sebagai terapi pendukung di mana obat dapat mengendalikan emosi penderita yang tak terkendali.

Kedua, terapi sosial dimana pada terapi ini terdapat penekanan pada interaksi sosial pasien terhadap lingkungan sekitar. Terapi ini juga dapat membantu untuk mempersiapkan penderita saat ia berada di sosialnya. Penerapan terapi ini dapat berupa kerja bakti, interaksi sosial, membuat kerajinan, dan kegiatan sosial lainya.

Ketiga, terapi olahraga menurut UPT RSEP penerapan terapi ini berguna untuk menjaga konsisi pasien tetap sehat dan semangat karena apabila pasien melakukan olahraga senam pagi akan meningkaykan kadar glukosa, epinerfin dopamine, (zat yang dapat mempengaruhi perilaku, pengurangan gejala depresi, dan kesadaran seseorang), dan serotonin.

Keempat, terapi keagamaan teori pendekatan diri terhadap yang maha kuasa ini bertujuan agar perasaan dan hati pasien menjadi lebih tenang dan lebih dekat terhadap Tuhan sehingga diharapkan kesembuhan dari yang maha kuasa. Terapi ini dapat berupa senam tawakal, demonstrasi atau pemberian motivasi terhadap diri bahwa ia bisa sembuh, pengucapan kalima tayyibah, dan zikir. Menurut pernyataan Ibny athailla Al-iskandari, pada buku zikir penentram hati, menyatakan  .

 اللَّه َ ر النَّا س ب ْذه أَ َ أْس َ الْب ُ ه ْشف ا َ َت و وأَن ال َّشا ف لَ ْ َ َآء ف ُؤَك َفا لَّ ش إ ش اء َ ف ش لَ ُ ر اد َ غ ُ ي

 “wahai tuahan seluruh manusia, buanglah dan sembuhkanlah segala penyakit, hanya engkaulah yang dapat menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-MU. Kesembuhan yang tidak terjangkit penyakit lagi.”

Dalam pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa dengan adanya ketenangan hati dapat menyembuhkan penyakit apapun dan hanya kepada allah lah kita memohon pertolongan dan kesembuhan.

Salwa Syajarotul Fitriyah - Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun