Seorang machiavelian memiliki sifat bermuka dua dan dingin secara emosional. Seseorang yang memiliki trait ini dalam tingkat yang tinggi dapat mengidentifikasi dan mengeksploitasi kelemahan orang lain sambil menyembunyikan kelemahan mereka sendiri. Mereka tidak tergerak oleh emosi orang lain dan bersikap acuh tak acuh terhadap keyakinan dan perilaku mereka sendiri. Mereka menganggap bahwa lebih baik memanipulasi daripada dimanipulasi. Kecenderungan untuk memanfaatkan orang lain ini dapat berasal dari kurangnya keterikatan emosional selama interaksi sosial dengan orang lain (Harrel, 1980).
2. Narcissism
Kepribadian narcissism cenderung haus akan perhatian, mementingkan diri sendiri, mendominasi, dan merasa paling berkuasa. Penilaian diri secara berlebihan merupakan ciri-ciri khusus dari trait ini. Mereka berpandangan secara berlebihan tentang diri sendiri, memiliki imajinasi yang tinggi terhadap suatu keberhasilan, merasa kagum dan bangga pada dirinya sendiri secara berlebihan, cenderung tidak menerima kritikan, serta tidak mau diajak kompromi atau bekerja sama (O’Boyle et al., 2012). Seseorang yang narcissism dapat terlihat sombong dan banyak tidak disukai orang lain karena sifat-sifatnya.
Bisa dibilang bahwa narcissism merupakan kecintaan yang berlebihan pada diri sendiri. Mereka ingin selalu menjadi pusat perhatian dan mendapatkan pujian dari orang lain. Mereka merasa bahwa dirinya lebih baik dan hebat dibandingkan orang lain. Dalam interaksi sosial, mereka juga cenderung lebih banyak membicarakan tentang diri sendiri. Semua hal hanyalah tentang dia. Dengan sifat seperti itu, mereka cenderung tidak memikirkan orang lain dan tidak memiliki rasa empati yang tinggi.
3. Psychopathy
Kepribadian psychopathy cenderung memiliki rasa empati yang rendah dan cenderung melakukan perilaku impulsif. Mereka secara emosional tidak peka dan tidak memiliki rasa penyesalan. Psychopathy dikaitkan pada kesadaran diri yang rendah, kurangnya kontrol diri, dan perilaku antisosial. Selain itu, trait ini memiliki kebiasaan untuk mencari situasi atau hal yang mendebarkan secara impulsif (impulsive thrill-seeker). Ciri mendasarnya adalah kurangnya rasa empati (Hare, 1999).
Karena sifat-sifat tersebut, mereka cenderung egois dan dapat melakukan tindakan yang sembrono, tidak pantas, tidak bermoral, bahkan kekerasan. Mereka juga kerap mengabaikan norma dan nilai sosial, tidak jujur, dan mudah frustrasi. Individu yang memiliki trait ini dalam tingkatan yang tinggi cenderung rentan terhadap gangguan mental. Namun, perlu diingat bahwa psychopathy bukanlah sebuah gangguan mental. Awalnya, psychopathy didiagnosis sebagai gangguan klinis, secara khusus sering disebut sebagai gangguan antisosial. Akan tetapi, penelitian terbaru mengungkap bahwa psychopathy dianggap sebagai personality traits.
Bagaimana Dampaknya Dalam Kehidupan Sehari-Hari?
Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita pernah bertemu dan berhadapan dengan orang yang memiliki sifat seperti itu. Seorang machiavelian melakukan manipulasi dalam bentuk gaslighting, menghasut, love bombing, bahkan playing victim untuk mencapai tujuannya.
Seseorang yang narcissism selalu berfokus pada dirinya sendiri atau yang sering kita sebut self-centered. Istilah gaul “pick me” untuk orang yang selalu merasa dirinya berbeda dan lebih baik dari orang lain juga diberikan kepada orang yang narcissism. Sementara itu, seseorang yang memiliki trait psychopathy tidak dapat mengontrol perilakunya sendiri yang dalam tingkat tertentu dapat mengalami gangguan mental seperti anger issue.
Paulhus dan William (2002) mengemukakan bahwa semua orang punya kecenderungan dark triad traits dalam tingkat yang berbeda. Ada yang kecenderungannya lebih tinggi sehingga dapat merugikan orang lain dan ada yang kecenderungannya lebih rendah sehingga masih terkontrol dan tidak membawa pengaruh negatif.