Beliau memasukkan dramaturgi barat namun tidak merusak konsep sakral dari uyeg itu sendiri. Hal ini beliau lakukan untuk menambah minat masyarakat luas.
Supaya kebudayaan Indonesi tidak luntur begitu saja. Kini tokoh hebat tersebut sudah meninggalkan dunia dan sekarang giliran kita sebagai generasi penerus bangsa mulai menyebarluaskan sastra lama yang ada di Indonesia supaya tidak punah seiring berkembangnya zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!