Mohon tunggu...
Salwa AmaliaKaysan
Salwa AmaliaKaysan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Introvert yang hobi melukis, menulis dan mendongeng.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cerita Angkot (1)

10 Januari 2025   06:30 Diperbarui: 10 Januari 2025   06:30 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Posisi duduknya yang bener dong, Pak!" Nenek yang naik bareng Alea menegur.

"Makanya punya badan yang gemuk-gemuk, nyusahin orang aja!" bentak si bapak tanpa mau mengubah posisi duduknya.

Si nenek kesal, dia yang berada di samping bapak itu, mendorong si bapak, yang berada di ujung. Beruntungnya pintu angkutan kota saat ini tertutup dan ber-AC.

Si Nenek dan si Bapak itupun beradu argumen. Membuat mobil yang awalnya dingin, menjadi panas.

"Bisa diam, nggak? Atau saya berhentikan saja di sini?" tegur Pak Supir kesal, "Itu harusnya muat empat, Pak! Duduknya yang bener, dong! Kalo bikin nggak nyaman, bapak turun saja!" kata Pak Supir memperhatikan si bapak keras.

Bapak itu beringsut meluruskan duduknya, hingga kedua penumpang baru itupun bisa duduk dengan nyaman.

Matahari belum muncul. Namun hawa di angkutan umum itu terasa terik. Bapak itu melirik tajam si nenek, yang juga tak kalah garang.

Si bapak yang egois, tak menyadari kesalahannya. Wajahnya masam sekali.

"Bus stop ya, Pak!" ujar Alea.

Alea turun dengan dua penumpang lain yang tadinya naik bersamanya.

"Rame sekali tadi di belakang?" tegur Pak Rusdi yang duduk di samping supir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun