Namanya Ipeh!
Salwa Amalia Kaysan
Minggu yang padat dengan jadwal kegiatan. Rasanya untuk bernapas saja, harus mencari saat senggang. Ups, merasa si paling sibuk, dan si paling terbebani.
Hari ini, Cantika merasa mendapatkan "pelajaran" berharga, dari seorang gadis kecil bernama Ipeh.
Paginya diawali dengan rasa pegal di seluruh tubuh. Kemarin dia berkegiatan di sekolah, dan karena ada latihan di OSIS, dia tidak pulang, harus menginap, alias camping di sekolah.
Tidur dua jamnya tidak nyenyak, karena rasa lelah dan rumor horor, yang menghantui pikirannya. Keesokan harinya, dia gegas menyusul jadwal kegiatan di komunitas miliknya.
Komitmen memaksanya untuk hadir, walau badan rasanya seperti digebukin orang sekampung. Hehe...., perumpamaan yang amit-amit jadi kenyataan, ya?
Dia pulang jam 21.00, dan menghantarkannya langsung terlelap menuju alam mimpi.
"Aaah, home sweet home!" gumamnya seraya memeluk guling dekil beraroma nano-nano, "mau rumah keadaannya seperti ini, rasanya nyaman sekali bisa kembali pulang!" ujarnya sambil tersenyum pada sang mama.
Jam 04.00 keesokan harinya, hawa malas menghampirinya begitu erat.
"Ma, hari ini aku harus datang, ya?" tanyanya sambil cemberut.
"Harus, Neng!" sahut sang mama sambil menyeduh kopi, "konsekuensi kamu untuk berjejaring, looh!" lanjut si mama, sambil merapikan barang bawaannya nanti.