Antara Lidah, Ucapan dan Kita
Karya; Salwa Amalia Kaysan
Kita semua pasti pernah menerima janji-janji dari manusia. Entah itu dari kedua orang tua, teman, saudara, handai taulan, atau kekasih. Dari sekian banyak janji-janji yang kita terima, pasti ada yang diingkari, kan?
Rasanya bagaimana? Pasti kecewa berat, kan?
Itulah janji manusia!
Pasti sering kita dengar kata; jika lidah tak bertulang. Hmmmm, lidah memang tidak bertulang, tapi jangan kita menyalahkan sang lidah, dong!
Lidah juga sering membuat kita bahagia, dengan mengecap rasa enak di setiap makanan yang kita makan. Si lidah juga, yang membuat kita bisa melontarkan perasaan kita.
Hanya karena keegoisan kita untuk "berbohong", kita menyalahkan si lidah yang tak bertulang?
Kita juga sering mengumbar janji-janji juga, kan?
Eits, teman! Janji itu termasuk hutang juga, looh...
Pernah dengar kata; Mulutmu adalah harimaumu???
Naah, kontrol ucapan kita ada di kita ya, teman-teman. Jangan sembarang mengumbar janji, jika tak bisa menepati, jangan sembarang berkata, jika kita tak mampu bertanggung jawab atas perkataan tersebut.