Mohon tunggu...
Randy Saluman
Randy Saluman Mohon Tunggu... Lainnya - Nol tidak sama dengan kosong

DIGITAL MAKETING, ANALIS BUSINESS DEVELOVMENT, IT DEVELOPER, ENTERPRENEUR

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Momen Kecil yang Abadi: Kisah Dibalik Senyum di Taman

28 Agustus 2023   13:08 Diperbarui: 28 Agustus 2023   13:30 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring waktu berjalan, ada momen-momen dalam hidup yang menempel erat dalam ingatan kita, tidak peduli seberapa lama waktu telah berlalu. Salah satu momen seperti itu terjadi dalam hidupku saat aku masih seorang anak kecil. Ini adalah kisah tentang momen kecil yang selalu diingat.

Musim panas itu adalah waktu yang paling dinanti. Sinar matahari yang hangat memenuhi langit, dan suara anak-anak bermain di taman mengisi udara. Setiap hari, teman-temanku dan aku akan berkumpul di taman dekat rumah kami untuk menjalani petualangan musim panas kami.

Salah satu hari yang cerah, kami memutuskan untuk mengadakan piknik di taman. Kami membawa bekal makanan ringan dan minuman kesukaan kami. Taman itu adalah surga kecil bagi kami, penuh dengan pepohonan rindang yang memberikan teduh. Kami membentangkan tikar dan duduk bersama di bawah naungan pohon besar.

Ketika matahari mencapai puncaknya, taman menjadi semakin ramai. Ada kelompok anak-anak bermain bola, keluarga yang sedang berpiknik, dan pasangan yang berjalan-jalan santai. Tapi yang paling menarik perhatianku adalah seorang kakek tua yang duduk sendirian di bangku taman.

Kakek itu mengenakan topi tua dan jas yang sudah agak kusam. Matanya terfokus pada buku yang dipegangnya, dan kadang-kadang dia mengangguk-nangguk seolah sedang memahami sesuatu yang sangat dalam. Terpesona oleh pemandangan itu, aku memutuskan untuk mendekatinya dan mengajukan pertanyaan.

"Sudah lama Anda datang ke taman ini, Kakek?" tanyaku sambil tersenyum.

Kakek itu mengangkat kepalanya dan tersenyum hangat. "Oh, sudah bertahun-tahun," jawabnya dengan suara lembut. "Taman ini adalah tempat yang penuh kenangan bagiku."

Dia menceritakan bahwa dia dan istrinya sering datang ke taman ini saat mereka masih muda. Mereka akan membawa bekal, duduk di bawah pohon yang sama, dan berbicara tentang mimpi-mimpi mereka. Istrinya telah meninggal beberapa tahun yang lalu, tapi kakek itu masih datang ke taman ini setiap hari untuk merasakan kehadirannya.

Ketika senja mulai menyelimuti langit, kami semua berkumpul di sekitar api unggun kecil yang telah kami buat. Teman-temanku bercerita tentang petualangan musim panas kami, tentang rahasia yang hanya bisa kami bagikan satu sama lain. Ketika tibalah giliran kakek itu untuk berbicara, matanya berbinar-binar.

"Dalam hidup ini, ada momen-momen kecil yang mungkin tampak sederhana pada pandangan pertama, tapi sebenarnya sangat berarti," katanya dengan suara lembut. "Momen seperti itu yang menjadikan hidup berharga."

Dia melanjutkan menceritakan tentang momen-momen indah yang dia alami dengan istrinya di taman ini. Momen ketika mereka tertawa bersama, berbicara tentang harapan dan impian mereka. Meskipun istrinya telah tiada, momen-momen itu selalu hidup dalam hatinya.

Ketika api unggun mulai meredup, kami semua diam sejenak, merenungkan kata-kata kakek itu. Momen kecil dalam hidup, momen yang tampaknya sederhana, ternyata memiliki kekuatan untuk menciptakan kenangan yang abadi. Kami semua merasakan kehangatan dan kedamaian dalam momen tersebut.

Ketika malam semakin larut, kami semua pulang dengan hati yang penuh dengan cerita dan pengalaman. Tidak ada yang bisa melupakan momen di taman itu, momen ketika kami belajar arti sebenarnya dari kenangan dan kebahagiaan. Kakek itu telah memberikan kami hadiah berupa pelajaran berharga yang akan kami bawa sepanjang hidup kami, bahwa momen-momen kecil adalah yang paling berarti.

Taman itu tetap menjadi tempat yang istimewa bagiku, tempat di mana kami belajar tentang kehidupan dan keindahan dalam momen-momen sederhana. Dan setiap kali aku melewati taman itu, aku selalu tersenyum mengingat kakek tua yang telah mengajarkan kami bahwa momen-momen seperti itu adalah yang paling berharga dalam hidup.

Momen Kecil yang Abadi: Bagian II - Melanjutkan Jejak Kenangan

Berbagai musim telah berlalu sejak hari itu. Kenangan tentang kakek tua di taman tetap melekat dalam pikiranku, menginspirasi dan mengajarkan aku arti sejati dari momen-momen berharga dalam hidup. Kini, sebagai mahasiswa universitas, aku merasa sudah waktunya untuk kembali ke taman yang penuh kenangan itu.

Pada suatu pagi yang cerah, aku berjalan melintasi taman dengan hati yang penuh antusiasme. Meskipun telah berubah sedikit selama bertahun-tahun, taman itu masih memancarkan pesona yang sama seperti dulu. Aku melihat anak-anak bermain, keluarga yang berkumpul, dan pasangan yang berjalan berpegangan tangan. Tapi yang paling menarik perhatianku adalah seorang gadis muda yang duduk di bangku taman, membaca buku.

Aku mendekatinya dengan senyum dan duduk di sampingnya. Dia tersenyum ramah, dan aku merasa seolah-olah kami telah bertemu sejak dulu kala. Kami mulai berbicara tentang buku yang dia baca, minat dan impian kami, dan tanpa sadar, aku mulai menceritakan tentang kakek tua yang pernah kumulai bertemu di taman ini.

Dia mendengarkan dengan penuh perhatian, dan setelah aku selesai bercerita, dia berkata, "Kakek itu pasti meninggalkan bekas yang mendalam dalam hidupmu."

Aku mengangguk setuju, "Betul sekali. Ceritanya tentang momen-momen kecil dan berharga dalam hidup sungguh menginspirasi."

Kami melanjutkan berbicara tentang banyak hal, seolah-olah waktu berlalu begitu cepat. Aku merasa seolah-olah kami telah menemukan teman dalam momen tersebut, teman yang dapat memahami makna dari cerita-cerita kami. Kami tertawa, berbicara serius, dan berbagi pandangan tentang dunia.

Ketika senja mulai tiba, aku merasa bahwa momen ini akan menjadi salah satu kenangan yang aku simpan dalam ingatanku. Aku melihat kakek itu dalam diri gadis muda ini---sebuah simbol dari kedalaman dan kebijaksanaan yang melekat pada semua yang pernah ada di taman ini. Kini, aku memahami bahwa setiap orang yang pernah melintas dalam taman ini memiliki cerita dan kenangan yang berharga, seperti simpul-simpul yang saling terjalin.

Saat kami bersiap-siap untuk pulang, aku berbicara lebih jauh tentang arti penting kenangan dan bagaimana momen-momen kecil adalah yang terpenting dalam hidup. Gadis itu mengangguk setuju, dan dengan tulus berkata, "Kakek itu mungkin sudah tiada, tapi pesan yang dia sampaikan melaluimu menjadi hidup dan berlanjut dalam momen ini."

Kami berdiri dan berpelukan, merasa bahwa kami telah mengalami sesuatu yang istimewa dalam momen itu. Ketika aku berjalan pulang, aku merasa bahwa kisah tentang taman ini belum berakhir. Meskipun kakek itu sudah tiada, pesan dan kenangan tentang momen-momen kecil yang abadi masih hidup dalam setiap orang yang pernah singgah di taman ini.

Di perjalanan pulang, aku merenungkan tentang bagaimana hidup penuh dengan momen-momen kecil yang memiliki kekuatan untuk mengubah arah dan makna hidup. Aku menyadari bahwa taman itu adalah tempat di mana berbagai cerita dan kenangan berkumpul, menciptakan jejak yang tak terlupakan dalam hidup setiap orang.

Dan dalam jejak tersebut, aku tahu bahwa kisah tentang taman ini akan terus berlanjut, melewati waktu dan generasi, menginspirasi orang-orang untuk menghargai setiap momen yang kecil dan berarti. Karena momen-momen seperti itu adalah yang membuat hidup kita berharga, memberikan warna dan makna dalam perjalanan yang tak terduga.

- Tamat -

Randy Saluman

Tentang Penulis

Gemar menulis artikel khussnya mengenai ekonomi, bisnis, teknologi dan sosial. Saat ini bekerja di sebuah perusahaan teknologi pembuatan aplikasi berbasis web.

#cerpeningatan

#pulpen

#sayembarapulpen

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun