Mohon tunggu...
Salsabyla Sealine Pandri
Salsabyla Sealine Pandri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa semester tiga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merayakan Kearifan Lokal: Congklak sebagai Warisan Budaya Indonesia

12 November 2023   13:16 Diperbarui: 12 November 2023   13:19 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Salah satu bentuk kekayaan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi adalah permainan tradisional, dan salah satunya adalah congklak. Congklak, yang juga dikenal dengan sebutan dakon adalah permainan yang memiliki akar budaya yang dalam dan melekat dalam sejarah Indonesia. Congklak memiliki sejarah panjang yang mencakup berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Meskipun tidak ada konsensus yang pasti tentang asal usulnya, permainan ini diyakini telah ada selama berabad-abad. Beberapa sumber menyebutkan bahwa congklak pertama kali muncul di daerah Jawa dan sekitarnya, sementara versi lainnya menyebutkan bahwa permainan ini berasal dari wilayah Melayu.

Permainan congklak dimainkan dengan menggunakan sebuah papan yang biasanya terbuat dari kayu, batu, atau bahan lainnya yang tersedia. Pada papan tersebut terdapat dua baris lubang yang berisi biji-bijian atau kelereng. Setiap baris memiliki tujuh lubang, dan tujuan pemain adalah mengambil biji dari lubang lawan dan menaruhnya ke dalam "rumah" pemain. Permainan ini melibatkan strategi, perhitungan, dan interaksi sosial antara pemain.

Pentingnya Memelihara Congklak Sebagai Warisan Budaya

Congklak digunakan sebagai alat untuk mengajarkan nilai-nilai seperti kerja sama, kreativitas, dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, congklak tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga membantu menjaga keberlanjutan budaya Indonesia. Di era modern yang didominasi oleh teknologi dan permainan digital, permainan tradisional seperti congklak menghadapi tantangan. Namun, menjaga dan merayakan warisan budaya ini adalah kewajiban kita sebagai generasi yang mendukung warisan nenek moyang kita. Bermain congklak memungkinkan generasi muda untuk terhubung dengan akar budaya mereka, sambil mengembangkan keterampilan berpikir kritis, strategi, dan perhitungan.

Inisiatif untuk memperkenalkan dan melestarikan congklak di lingkungan sekolah dan masyarakat dapat berkontribusi pada memperkuat identitas budaya Indonesia. Selain itu, memasukkan congklak dalam pendidikan formal dapat memberikan manfaat berupa pengembangan keterampilan sosial, kognitif, dan emosional pada anak-anak.

Komunikasi antar budaya dalam permainan tradisional congklak

Dalam perspektif komunikasi antar budaya, menghubungkan dengan permainan tradisional seperti congklak membuka pintu untuk memahami lebih dalam aspek-aspek budaya. Permainan ini bukan hanya tentang strategi dan keterampilan, melainkan juga mencerminkan nilai-nilai dan norma-norma budaya di mana itu dimainkan.

Bahasa nonverbal, seperti gerakan tangan, ekspresi wajah, dan postur tubuh, memainkan peran penting dalam permainan ini. Ini menjadi cara ekspresif untuk berkomunikasi dan dapat memberikan wawasan tentang bagaimana bahasa nonverbal menjadi elemen krusial dalam interaksi lintas budaya.

Selain itu, ketika orang dari berbagai latar belakang bermain bersama, permainan ini menjadi platform untuk merayakan keragaman dan mempromosikan inklusi. Pemain harus bekerja sama, merencanakan strategi, dan berinteraksi, menciptakan kesempatan untuk memahami perbedaan dan membangun hubungan yang positif.

Melalui interaksi dalam permainan congklak, kita tidak hanya memainkan sebuah permainan, tetapi juga membuka dialog tentang nilai-nilai budaya, bahasa nonverbal, inklusi, keragaman, dan sejarah suatu komunitas. Inilah mengapa mengaitkan komunikasi antar budaya dengan permainan tradisional dapat menjadi pengalaman yang kaya dan bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun