Mohon tunggu...
Salsabila Azahra
Salsabila Azahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca memunculkan keingintahuan lebih mengenai dunia menulis. Di sini, saya belajar menulis dengan mengambil topik yang saya minati terlebih dahulu. Semoga dengan permulaan ini, menulis menjadi hobi baru bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Self Boundaries Kunci Kesejahteraan Mental: Kok Bisa?

31 Oktober 2023   07:00 Diperbarui: 13 Desember 2023   20:55 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam dunia yang terus berubah dan penuh dengan tantangan, pencarian kesejahteraan menjadi tujuan yang sangat diidamkan oleh banyak orang. Kesejahteraan merupakan suatu kondisi di mana seseorang merasa bahagia, seimbang, dan puas dengan kehidupannya. Menurut Wright (2022) Kesejahteraan pada hakikatnya mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari kesejahteraan fisik, emosional, sosial, hingga mental. Salah satu faktor yang sangat penting dalam mencapai kesejahteraan mental adalah memiliki self boundaries yang kuat.

Self boundaries adalah norma-norma yang kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk melindungi diri sendiri, menjaga keseimbangan, dan merawat kesejahteraan mental kita (Wright, 2022). Cakupan dari self boundaries sendiri luas, diantaranya adalah adanya kemampuan untuk mengatakan "tidak" ketika diperlukan, mengelola emosi dengan bijak, dan menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain. Dengan memahami dan mengimplementasikan self boundaries yang tepat, kita dapat membangun fondasi untuk hidup yang lebih seimbang, bahagia, dan memuaskan.

Dalam konteks fisik, self boundaries dapat mencegah stres berlebihan, kelelahan kronis, dan masalah kesehatan fisik lainnya. Ketika kita mampu mengatakan "tidak" saat tubuh kita sudah merasa lelah atau sudah sangat merasa stress untuk melakukan sesuatu, hal tersebut akan berdampak positif pada kesejahteraan mental.

Self boundaries juga memainkan peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan emosional. Batasan emosional mengacu pada batas luar yang memisahkan pikiran, perasaan, dan persepsi pribadi dari orang lain. Memberikan batasan pada orang lain mengenai hal-hal pribadi seperti sejauh mana mereka diberi izin untuk ikut campur dalam masalah kita, akan memunculkan pemahaman bagi mereka mengenai sejauh mana mereka bisa lebih dekat dengan kita.

Dalam aspek sosial, self boundaries memungkinkan seseorang memahami batasan hubungan dengan orang lain. Penting bagi kita untuk bersikap tegas dalam menolak ajakan seseorang jika kita merasa terbebani dan merasa dimanfaatkan. Dalam memegang teguh self boundaries sosial, kita dapat meminimalisir stress hubungan, dan merasa lebih kuat atau percaya diri dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan interaksi sosial. Sebab, dalam pengambilan keputusan, kita telah mengesampingkan rasa bersalah dan sikap tidak enakan yang kita miliki.

Hal terpenting dalam self boundaries adalah perannya bagi kesejahteraan mental. Jika kita terlalu banyak bekerja, kurang baik dalam mengelola waktu dan energi, serta tidak menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, maka kesejahteraan itu tidak akan tercapai. Lalu, bagaimana membangun self boundaries agar tercapai kesejahteraan mental?

Berikut langkah-langkah dan alat bantu untuk membangun self boundaries dalam kehidupan sehari-hari agar tercapai kesejahteraaan mental:

Refleksi diri, mempertimbangkan perilaku dan interaksi apa saja, baik berupa hal positif maupun negatif yang lebih memengaruhi kesehatan mental kita.

Komunikasi asertif/tegas, mengatakan dengan jelas dan tegas dalam mengkomunikasikan batasan yang telah kita buat namun dengan tetap menghormati perhatian yang diberikan orang lain. Misalnya, alih-alih mengatakan, "Saya butuh ruang," lebih baik kalimat yang akan dikatakan diubah menjadi, "Saya butuh waktu satu jam sendirian sepulang kerja untuk mengistirahatkan diri." Contoh lain, ketika kita sedang bertengkar dan emosi sedang ada dipuncak, daripada terus berkomunikasi dengan emosi, lebih baik kita berkata "Saya butuh ruang untuk memproses emosi saya sebelum kita mendiskusikan hal ini lebih lanjut."

Berlatih mengatakan "tidak", memang akan sulit dilakukan terutama jika kita merupakan tipikal orang yang suka menyenangkan orang lain atau takut akan konflik. Namun, menetapkan batasan diharuskan untuk memprioritaskan kebutuhan kita diatas harapan orang lain. Tidak masalah untuk mengatakan "tidak" pada permintaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau yang tidak mampu kita lakukan.

Mengormati batasan orang lain, sama seperti kita yang memiliki hak untuk menetapkan batasan, orang lain juga memiliki hak untuk menetapkan batasan mereka sendiri. Kita harus menghormati batasan yang mereka buat dan jangan mencoba untuk melampauinya. Hal ini dilakukan untuk membangun kepercayaan dan membantu menciptakan hubungan yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun