Mohon tunggu...
Salsa Sigit
Salsa Sigit Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanya pelajar yang mencoba menikmati masa perkuliahan dengan mengobservasi

Fully interested in observing people around me and studying clinical psychology

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Covid-19 terhadap Kesehatan Mental Anak-Anak dan Remaja

21 September 2022   00:26 Diperbarui: 15 Agustus 2024   15:21 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan masalah kesehatan mental di antara individu di seluruh dunia. Banyak studi melaporkan tentang fluktuasi kesehatan mental dan resiko lainnya selama pandemi, tetapi sangat sedikit yang terfokus pada kesehatan mental anak-anak dan remaja dibawah 18 tahun.

Kesehatan mental anak-anak dan remaja sudah memburuk semenjak sebelum pandemi berlangsung. Antara tahun 2004 dan 2017, kecemasan, depresi, dan self-harm meningkat, terutama di kalangan remaja. Self-Harm sendiri adalah salah satu faktor resiko terjadinya bunuh diri. Sehingga tidak mengherankan bahwa tingkat bunuh diri pada remaja meningkat drastis. Meskipun jumlahnya cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan usia lainnya, namun fenomena ini sangat memprihatinkan dan perlu peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mental tiap anak dan remaja.

Studi yang dilakukan selama pandemic melaporkan bahwa meskipun beberapa keluarga dapat mengatasinya dengan baik, namun masih banyak yang mengalami kesulitan pada masalah keuangan dan berjuang untuk sekolah di rumah yang tentunya memerlukan fasilitas yang lebih sebagai penunjang berlangsungnya pembelajaran di rumah. Kemungkinan kondisi kesehatan mental meningkat dari 10,8% pada tahun 2017 menjadi 16% pada tahun Juli 2020 di semua usia, jenis kelamin, dan kelompok etnis menurut Survei Mental Health of Children and Young People (MHCYP).

Kesehatan mental yang memburuk selama pandemi terjadi karena beberapa hal. Antara lain adalah perubahan kondisi yang memaksa anak-anak dan remaja untuk kembali beradaptasi dengan lingkungan baru, baik itu dari pembelajaran jarak jauh dan lain sebagainya. Tentunya peran orang tua disini sangat diperlukan untuk lebih memperhatikan perkembangan kesehatan mental anak selama pandemic berlangsung.

Gambaran yang lebih meyakinkan muncul dari Jepang, di mana tingkat bunuh diri pada anak-anak di bawah 20 tahun tampaknya tidak berubah hingga Mei 2020. Meskipun database Inggris menunjukkan insiden bunuh diri anak telah kembali ke tingkat sebelum pandemic, data yang lebih baru dari Jepang menandai peningkatan yang mengkhawatirkan pada anak-anak dan remaja selama gelombang kedua dan mengakibatkan penutupan sekolah.

Self-Harm pada era pandemic juga ikut meningkat dan ini terjadi karena beberapa hal. Salah satu pemicunya ialah Sosial Media yang sangat luas dan saat ini bisa diakses oleh siapapun, baik itu anak-anak dan remaja dibawah 18 tahun. Rasa penasaran yang tinggi membuat mereka ingin tahu apa itu self-harm dan bagaimana rasanya. Dampak dari self-harm sendiri sangat berbahaya, mulai dari kecanduan untuk selalu melakukannya, hingga berpikir untuk melakukan lebih dari itu seperti halnya bunuh diri.

Pemicu yang diketahui untuk melukai diri sendiri dan kesehatan mental yang buruk diperparah oleh pembatasan pandemi, termasuk pemisahan dari teman, pertengkaran dengan orang tua, pertengkaran yang tidak terselesaikan di media sosial, keuangan yangmenipis, stres akademik, dan perasaan terisolasi.

Efek jangka panjangnya masih belum pasti. Apa yang kita ketahui sekarang adalah banyak generasi muda menghadapi masa depan yang sulit dan pastinya membuat mereka harus beradaptasi kembali dengan lingkungan baru pada era pandemi yang bahkan kita sendiri juga tidak tahu kapan akan berakhir. Kita sangat perlu meningkatkan upaya untuk mencegah peningkatan terjadinya self-harm dan suicide pada generasi muda dan memastikan bahwa generasi ini tidak dirugikan oleh pandemic COVID-19 ini.

Nama : Salsabiila Sigit Putri

NIM : 202210230311358

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun