Health workers make important contributions and are critical to the functioning of most health systems-World Health Organization.
Keberadaan tenaga kesehatan merupakan hal krusial dalam pemberian pelayanan kesehatan. Namun, Indonesia tampaknya masih sulit keluar dari permasalahan terkait kekurangan tenaga kesehatan dan juga belum mampu untuk melakukan pemerataan di setiap wilayah.
Berdasarkan kajian sektor kesehatan yang disusun oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional tahun 2019, lebih dari 25-60% puskesmas tidak memiliki dokter gigi, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan lingkungan, serta tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM). Kekurangan tenaga dokter terbanyak dirasakan di wilayah Indonesia Timur, seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, serta Papua Barat dengan persentase 20-45%.
Menjawab permasalahan tersebut, Kemenkes meluncurkan program Nusantara Sehat pada tahun 2015 dengan mengirim para tenaga kesehatan khususnya ke Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).Â
Berbagai dampak positif didapat sejak peluncuran pertama program tersebut. Contohnya pada penelitian yang dilakukan oleh Sari, Hendarwan, dan Salim (2018) yang mengatakan bahwa terjadi perubahan rata-rata indeks kesehatan masyarakat terhitung dua tahun program tersebut diluncurkan, baik pada puskesmas intervensi maupun puskesmas kontrol.Â
Dibalik kesuksesan tersebut, pemerintah tentunya tidak dapat langsung berpuas diri, terlebih masih ditemukan beberapa batu sandungan selama pelaksanaan program Nusantara Sehat.
Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki kondisi geografis berupa daratan, lautan, pegunungan, dan banyak pulau yang tersebar. Kondisi ini menjadi hambatan untuk akses pelayanan kesehatan di DTPK yang dapat menurunkan motivasi para tenaga kesehatan. Selain itu, masih ditemukan juga adanya peserta Nusantara Sehat yang mengeluhkan tentang manajemen serta alat penunjang di tempat kerjanya.
Berbicara mengenai hal tersebut, infrastruktur menjadi salah satu hal penting yang juga harus dikembangkan. Pembangunan infrastruktur dalam suatu sistem menjadi penopang kegiatan di dalamnya yang dapat meningkatkan sumber daya, serta meningkat pula efisiensi dan produktivitas menuju perkembangan ekonomi di suatu wilayah.
Melalui peningkatan akses pelayanan kesehatan, pembangunan infrastruktur yang memadai, serta kelengkapan prasarana dan sarana di fasilitas pelayanan kesehatan DTPK, diharapkan tidak hanya menambah motivasi peserta Nusantara Sehat saja. Namun, juga dapat meningkatkan pemerataan tenaga kesehatan meskipun tanpa melalui program-program penugasan khusus.
Terealisasinya hal tersebut dapat mendorong pembangunan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat setiap individu sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Bersamaan hal itu, maka akan tercipta pula sumber daya manusia yang berkualitas, yang mana bisa mendorong pembangunan nasional di Indonesia.
Sumber:
Fathurahmi, A. (2021, July 29). Diskusi: Permasalahan dan Solusi yang Dialami Peserta Nusantara Sehat. Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto.
Mukmin, P., & Halim, R. (2016). Analisis Ketersediaan Infrastruktur Kesehatan dan Aksesibilitas Terhadap Pembangunan Kesehatan Penduduk di Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan , 16(1).
Sari, I. D., Hendarwan, H., & Halim, R. (2018). Penggunaan Indeks Kesehatan Masyarakat Nusantara Sehat Dalam Mengukur Kinerja Tim Nusantara Sehat. Berita Kedokteran Masyarakat, 34(11). https://doi.org/https://doi.org/10.22146/bkm.40373
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H