Mohon tunggu...
Salsa Rizqika Maharani
Salsa Rizqika Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dengan NIM : 20107030114

cinnamon rolls for sure👌

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Normalize Dating for Growth Not for Married

10 Juni 2021   16:47 Diperbarui: 10 Juni 2021   18:25 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Banyak dari sebagian orang berkeinginan untuk menikah di usia muda, namun percayalah, banyak orang pula yang tidak memilih untuk menikah dalam usia muda, bahkan mungkin ada yang tidak berkeinginan untuk menikah dengan melihatnya kondisi zaman sekarang ini. 

Pemikiran seperti ini dirasa sudah banyak di luar sana, jadi semestinya masyarakat Indonesia yang memiliki persepsi bahwa " nikah selagi muda " harus bisa lebih menerima semisal ada orang yang pacaran dan " goals " dari hubungan tersebut bukan untuk menikah, jadi sepertinya kamu hanya perlu menerima saja, bukan yang seperti " kan kamu gak akan nikah juga sama dia "," memangnya pasanganmu yang sekarang yakin akan menikah denganmu? Belum tentu kan ".

Berdasarkan survey, generasi millennial akan lebih lama melakukan pernikahan daripada  generasi orang tua kita terdahulu, karena dipengaruhi beberapa faktor yaitu karier dan harga rumah yang juga semakin mahal.

Mungkin diantara kamu yang berumur 20 tahun ada yang memiliki rencana untuk menikah pada umur 24 tahun atau mungkin 25 tahun. Mungkin juga diumur yang masih muda itu kamu masih naif. 

Mungkin kamu bisa banyak banyak mengobrol atau sharing pengalaman dengan orang - orang yang sudah merasakan menikah pada umur 24 tahun, karena beberapa dari mereka terkadang berpikir bahwa mereka terlalu cepat untuk menikah, so lebih baik kamu lebih santai atau Biasa di sebut chill aja. Take your time, nikamatin hidup kamu, perbanyak lagi pengalaman dan masih banyak hal yang harus kamu lakuin sebelum menikah.

Intinya adalah menikah ketika kamu siap, siap dalam segi mentally and physically. Bukan karena faktor umur, bukan juga tentang siapa yang terlebih dahulu menikah, menikah bukan siapa cepat dia yang hebat, setiap orang punya waktunya masing - masing. Setiap orang punya jalan hidupnya yang berbeda dan tidak sama. 

Artikel ini bukan bertujuan untuk melarang atau menakuti kamu untuk menikah ya, hanya ingin sekedar sharing pemikiran saja, karena akhir - akhir ini banyak sekali kasus perceraian oleh pasangan muda yang didasari oleh banyak persoalan seperti perselingkuhan, ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga dan juga mental yang belum siap dengan kehidupan berumah tangga.

The more you get older, pasti akan ada pemikiran lebih untuk berfokus dalam berkarier atau mungkin ingin lebih fokus kepada diri sendiri dll, pemikiran seperti itu pasti ada banget. Jadi chill aja.

Nikah itu perkara mudah, status dan tanggung jawab lah yang menjadi beban. Ada yang harus dinafkahi, diberi kebahagian, kehidupan yang layak nantinya dan tentunya ada kewajiban -- kewajiban yang harus dijalani dan dipenuhi, ruang gerakpun sudah tidak sebebas dulu.

Menikah bukanlah garis finish dari sebuah hubungan, melainkan awal yang wajib dipersiapkan.

Dalam kasus ini, nikah itu terlalu future banget, bukan sesuatu seperti karier yang bisa kamu kejar tanpa ada campur tangan dengan takdir. Intinya jalanin aja dulu, nikmatin. Be present, gak ada yang tahu nantinya kalau kamu fokus sama diri kamu yang sekarang, kamu, aku atau kita bisa bikin value buat diri sendiri. 

Tugas kita sebagai kaum muda adalah menjadi yang terbaik menurut versimu sendiri. Bukan versi orang lain. Lakukan apa yang sudah kamu mulai, fokus dengan apa yang sudah kamu pilih.

Dan jika memang salah satu impian terbesar dalam hidupmu adalah menikah muda, tentu harus ada perbincangan penting seperti bicarakan " apa tujuan pernikahan? "

Karena pernikahan ibarat kendaraan. Gak peduli sebagus apapun mesin dan interiornya  akan percuma, jika sang pengendara tidak memiliki tujuan yang jelas. Karenanya, perlu tahu tujuan yang tepat sejak awal memutuskan untuk menikah. Jangan sampai pernikahan yang seharusnya membawa kebagian menjadi sarang beban hidup karena kurangnya persiapan.

Membuka obrolan tentang financial flow juga penting. Masing -- masing pasangan juga dirasa perlu mengetahui apakah kamu dan dia punya beban financial sebelum menikah, masing -- masing juga perlu tahu dari mana datangnya income, siapa yang akan fokus mencari nafkah dan mengelola uang dan apakah perlu keduanya tetap bekerja.

Pahami juga tentang apa yang menjadi ekspetasi masing - masing sebelum menikah. Jika salah satu mempunyai ekspetasi yang lebih tinggi, kamu dan dia bisa melakukan negoisasi. Sehingga setelah menikah kamu bisa meminimalisir konflik berkepanjangan.

Perihal mau tinggal dimana setelah menikah juga menjadi pembahasan yang penting untuk dibicarakan. Apakah ingin tinggal bersama orang tua, apartement, menyewa rumah, atau ambil cicilan rumah dengan biaya bersama. 

Apakah kamu dan dia ingin tinggal jauh atau dekat dengan orang tua. Pastikan ini adalah keputusan bersama sehingga tidak akan saling menyalahkan di kemudian hari.

Diskusikan do's and don'ts setelah pernikahan. Keduanya wajib membahas pertemanan mana yang masih dalam batas wajar dan pertemanan mana yang harus diberikan batasan. Apakah masih boleh berkumpul bersama teman - teman di akhir pekan, jika boleh adakah batasan waktu yang ditentukan nantinya. Jangan sampai karena kurangnya komunikasi dan tidak adanya batasan membuat hubungan pernikahan jadi berantakan.

Pernikahan yang bahagia perlu dibangun bersama partner yang tepat. Karena dengan menikah, itu sama saja baru memulai kehidupan yang sebenarnya. Jadi sebelum memutuskan bersama, kamu perlu tahu apakah dia merupakan tipe pasangan yang bersedia melakukan team work dalam rumah tangga? Dan apakah dia siap untuk berkomitmen menjalankannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun