Mohon tunggu...
Salsa Rizqika Maharani
Salsa Rizqika Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dengan NIM : 20107030114

cinnamon rolls for sure👌

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Berburu Takjil di "Surga Kuliner"-nya Kota Bogor

21 April 2021   15:57 Diperbarui: 22 April 2021   11:41 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam bulan Ramadhan, tentunya banyak hal yang ditunggu tunggu oleh umat Islam. Mulai dari ngabuburit, memburu takjil, buka puasa bersama, dan pastinya solat tarawih. Menurut saya sendiri, mencari takjil dan ngabuburit sembari nunggu waktu berbuka hal yang paling menyenangkan. Apalagi pada bulan Ramadhan banyak sekali jajanan takjil yang beragam. Pada umumnya, macam-macam takjil yang dicari adalah makanan-makanan khas yang ada di bulan Ramadhan seperti kolak, bubur sumsum dengan gula merah, aneka gorengan, martabak manis, mie glosor dan makanan-makanan khas lainnya yang dijual oleh para pedagang takjil.

      Terlebih di Kota Bogor sendiri, takjil yang dijual sangatlah beragam. Seperti di salah satu kawasan Kota Bogor, yaitu Suryakencana yang sering disebut "Surga Kulinernya Kota Bogor". Mengapa disebut Surga Kulinernya Kota Bogor? karena di Suryakencana ini terdapat banyak sekali kuliner yang khas dan populer yang telah dikenal oleh banyak orang, baik dari warga Bogor itu sendiri hingga warga dari daerah lain di luar Bogor. Pada waktu weekend, kawasan ini selalu dipadati oleh orang luar Bogor hanya sekedar untuk berburu kuliner. Pedagang makanan di kawasan ini pun tak pernah habis dari masa ke masa. Itulah yang membuat kawasan ini menjadi istimewa di Kota Bogor. Di sepanjang jalan itu terdapat berbagai peninggalan sejarah dan budaya yang besar dari Kebudayaan Sunda dan Tionghoa. Disana pun kita bisa menemukan Vihara Dhanagun, dimana memang sejak lama etnis Cina sudah ada di daerah tersebut. Itulah mengapa Suryakencana dikenal kawasan pecinan yang sangat populer di Indonesia. Seiringnya berjalan waktu, kawasan ini terus mengalami perubahan sehingga sekarang juga dikenal sebagai salah satu kawasan kuliner terkenal di Kota Bogor.

      Pada kesempatan di Bulan Ramadhan tepatnya pada sore hari Senin (19/4/2021), saya mengunjungi kawasan Suryakencana tersebut. Dalam kesempatan ini, saya bersama teman saya mengunjungi kawasan tersebut. Selain untuk berburu takjil disana, saya pun ingin mengetahui sejarah salah satu kuliner di kawasan tersebut. Setahu saya disana terdapat pedagang martabak legendaris yang sudah dikenal dan dikunjungi orang dari berbagai kota hanya untuk mencicipi rasa martabaknya, yaitu Martabak Bangka Ncek.

      Setibanya saya bersama teman sampai disana, saya tanya kepada salah satu bapak juru parkir disana untuk menanyakan letak Martabak Bangka Ncek dikarenakan saya sedikit lupa lokasi tepatnya dimana.

    "Waduh mbak kalau jam segini biasanya sudah tutup dan habis." Kata bapak juru parkir.

Sibapak menyarankan, "Kalau mau ke martabak bangka satu lagi posisi ada disana tuh, dibawah lampu sebrang Maybank".

    "Ohiya Pak Terimakasih Pak" Jawab saya

Kami pun langsung berjalan menuju tempat yang diberi tahu oleh bapak tersebut.

Setibanya dilokasi tersebut, kami langsung memesan martabak yang kata si Bapak tadi merupakan salah satu martabak bangka yang legendaris juga selain Martabak Bangka Ncek. Setelah saya memesan, tak lama adzan maghrib terdengar, yang menandakan waktunya berbuka puasa. Berbarengan dengan adzan ini, seorang Ibu yang menjual martabak tersebut menawari kami air mineral untuk berbuka puasa.

   "Ini Dek, air mineral buat buka puasa, diambil saja" kata seorang Ibu sembari menawarkan air mineral kepada saya dan teman saya.

   "Ohiya, Bu. Terimakasih sebelumnya, jadi ngerepotin aja. Hehehe" Jawab salah satu teman saya sambil mengambil air mineral tersebut.

    Sembari menunggu martabak yang kami pesan tiba. Kami pun mengajak ngobrol Ibu ini sekaligus saya juga ingin tahu sejarah martabak ini. Ohiya, Ibu ini bernama Ibu Ayun. Ibu Ayun merupakan istri dari pemilik martabak ini.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
   "Martabak ini udah dari tahun 1978, udah jualan kurang lebih 40 tahunlah, Dulu jualannya di depan dekat Lawang Seketeng" kata Ibu Ayun

 Ohiya, martabak yang diberitahu oleh Bapak juru parkir ini adalah Martabak Bangka Afo. Gak salah ternyata memang benar, martabak afo merupakan salah satu martabak legend di kota Bogor karena sudah jualan dari tahun 1978.

    "Memangnya kenapa pindah ke sini Bu? Padahal tadinya jualan di depan sana?" tanya saya

 Ibu Ayun menjawab, "Sebenarnya pindah kesini baru 2 tahun, ya pindah karena peraturan dari walikota juga. Karena bukan saya aja yang disuruh pindah tempat, pedagang-pedagang yang lain juga disuruh pindah tempat jualan." 

    "Oalah, pas udah pindah ke sini ada perubahan dari omset penjualan enggak Bu? Apalagi ditambah sekarang kan juga kondisi pandemi kaya gini Bu" 

    " Kalau dari omset sih sama aja ya, mungkin untuk kelihatan ramainya saja yang berbeda. Kalau di pinggir jalan, mungkin lebih keliatan ramainya orang ngantri jadi itu juga bisa narik orang buat penasaran ke martabak kita. Untuk kondisi pandemi saat ini sih pasti berdampak banget ya. Apalagi awal-awal pandemi itu, martabak ini tutup selama 1,5 bulan. Karena ya bagaimana, kondisi awal pandemi bikin semua orang ketakutan dan emang dari pemerintah juga menghimbau untuk tidak berjualan dulu karena psbb juga. Sekarang juga, biasanya kalau Ramadhan tuh ramai. Mungkin karena kondisi sekarang masih kaya gini, bikin omset sedikit turun dari biasanya. Hari ini aja lagi sepi, paling kalau weekend ramainya" ungkap Ibu Ayun

Efek dari pandemi memang terasa oleh semua orang. Siapa sangka pedagang yang sudah selama 40 tahun harus tutup selama 1,5 bulan dikarenakan pandemi ini.

   "Ibu sendiri selama 1,5 bulan benar-benar tidak berjualan di sini? Atau mungkin ibu jualan dengan cara lain seperti melalui aplikasi makanan online?" tanya saya

 "Untuk penjualan melalui aplikasi makanan online, Martabak Bangka Afo udah memasang penjualannya lewat aplikasi. Ya cukup membantu disaat-saat seperti ini. Jadi mempermudah orang juga buat beli martabak kita juga."

   Martabak Bangka Afo biasanya buka dari jam 2 siang hingga jam 9 malam. Senin - sabtu mereka selalu berjualan di jam tersebut dan untuk hari minggu mereka libur. Best seller Martabak Bangka Afo adalah Martabak Keju + Martabak Kacang Cokelat. Harganya sendiripun bervariatif, mulai dari Rp 35.000 -- Rp 75.000.

   "Bu, kalau boleh tau, Ibu udah jualan kan cukup lama juga ya 40 tahun. Selama ibu berjualan, pembeli paling jauh itu dari daerah mana, Bu? Karena kan martabak ibu sudah 40 tahun jualannya, pasti martabak ini  udah melegenda dan pastinya udah banyak pembeli yang bukan berasal dari Bogor aja. Hehehe" tanya saya

   "Hahaha, si adek bisa aja. Sebenarnya ya tetap yang paling banyak dari Bogor, tapi ada juga yang dari daerah Cirebon, Bandung, Jakarta, Banten dan daerah mana lagi ya... (ibunya sambal mikir)  Ibu juga lupa, tapi yang pasti, biasanya mereka beli ada yang untuk bekal perjalanan, oleh-oleh dan pengen tau aja martabak ini. Karena ya itu, waktu berjualan di pinggir jalan sana kan ramai dan ngundang orang buat penasaran juga." jawab Ibu Ayun

 "tuhkan benar saja dugaan saya Pasti banyak pembeli yang dari luar Bogor Hahaha"

 Akhirnya pesanan kami telah selesai dan kami pun membayarnya. Karena berhubung waktu telah melewati maghrib dan kami pun belum solat maghrib. Akhirnya kami pun langsung pulang untuk mencicipi martabak ini.

  "Sebelumnya terimakasih banyak ya, Bu. Mau ngobrol dengan kami, semoga dagangan Ibu tetap laku dan makin laris. Terimakasih, Bu" ucap saya

  "Iya Dek Sama-sama Hati-hati di jalan ya"

Karena sudah lewat waktu untuk berbuka, akhirnya saya dan teman saya mencicipi martabak ini di pinggir jalan.

    Ternyata memang benar, setelah saya cicipi martabak ini emang enak banget. Sangat cocok untuk berbuka atau sekadar menyicipi martabak ini. Menurut saya martabak ini gak bikin giung, kalau kata orang sunda. Setelah sedikit mencoba martabak untuk berbuka, saya dan teman saya beranjak pulang dan melanjutkan mencari makanan lainnya untuk mengisi perut.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun