"Bu, kalau boleh tau, Ibu udah jualan kan cukup lama juga ya 40 tahun. Selama ibu berjualan, pembeli paling jauh itu dari daerah mana, Bu? Karena kan martabak ibu sudah 40 tahun jualannya, pasti martabak ini  udah melegenda dan pastinya udah banyak pembeli yang bukan berasal dari Bogor aja. Hehehe" tanya saya
  "Hahaha, si adek bisa aja. Sebenarnya ya tetap yang paling banyak dari Bogor, tapi ada juga yang dari daerah Cirebon, Bandung, Jakarta, Banten dan daerah mana lagi ya... (ibunya sambal mikir)  Ibu juga lupa, tapi yang pasti, biasanya mereka beli ada yang untuk bekal perjalanan, oleh-oleh dan pengen tau aja martabak ini. Karena ya itu, waktu berjualan di pinggir jalan sana kan ramai dan ngundang orang buat penasaran juga." jawab Ibu Ayun
 "tuhkan benar saja dugaan saya Pasti banyak pembeli yang dari luar Bogor Hahaha"
 Akhirnya pesanan kami telah selesai dan kami pun membayarnya. Karena berhubung waktu telah melewati maghrib dan kami pun belum solat maghrib. Akhirnya kami pun langsung pulang untuk mencicipi martabak ini.
 "Sebelumnya terimakasih banyak ya, Bu. Mau ngobrol dengan kami, semoga dagangan Ibu tetap laku dan makin laris. Terimakasih, Bu" ucap saya
 "Iya Dek Sama-sama Hati-hati di jalan ya"
Karena sudah lewat waktu untuk berbuka, akhirnya saya dan teman saya mencicipi martabak ini di pinggir jalan.
  Ternyata memang benar, setelah saya cicipi martabak ini emang enak banget. Sangat cocok untuk berbuka atau sekadar menyicipi martabak ini. Menurut saya martabak ini gak bikin giung, kalau kata orang sunda. Setelah sedikit mencoba martabak untuk berbuka, saya dan teman saya beranjak pulang dan melanjutkan mencari makanan lainnya untuk mengisi perut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H