Profitabilitas bisa dalam bentuk penjualan album para idol group, konser, merchandise dan brand tertentu yang collab dengan idol group tersebut tentunya mengharapkan adanya keuntungan/ profit.
Contoh yang pernah ada dan tenar adalah McD X BTS, kolaborasi ini sempat trending hingga menyebabkan antri yang sangat panjang. Dari hasil kolaborasi ini McD meraup keuntungan hingga 32 Trilyun, sedangkan BTS mendapatkan 127 Milyar.
Lalu bagaimanakah korelasi antara K-pop dengan subkultur ? Dalam kehidupan bermasyrakat ada beberapa kelompok-kelompok yang dibentuk karena sebagai bentuk penolakan terhadap struktur yang ada di masyarakat itu sendiri yang tidak cocok bagi mereka atau bagi sebagian orang.
Dilansir dari Wikipedia, Subkultur adalah sekelompok orang yang memiliki perilaku dan kepercayaan yang berbeda dengan kebudayaan induk mereka atau bisa disebut minoritas.
Pada awal kemunculan K-pop, para penggemar K-pop dianggap berbeda dengan lainnya, tidak semestinya, dan aneh. Bahkan para penggemar sering diolok-olok dengan pertanyaan “suka kok plastik” “ga bisa bedain mana cowo-cewe”. Karena pada saat itu penggemar K-pop belum sebanyak sekarang, dan kebanyakan masyarakat lebih suka artis barat seperti (Justin Bieber, Selena Gomez) dibandingkan dari Korea seperti Super Junior, SHINee, SNSD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H