Mohon tunggu...
Safira Salsabila
Safira Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Geologi Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

KKN Pulang Kampung Undip Menjadi Pahlawan Lingkungan hingga Perangi Covid-19

9 Agustus 2020   18:02 Diperbarui: 9 Agustus 2020   17:52 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. 2 buah unit Touchless Hand Sanitizer (sumber: Galeri Penulis)

Kabupaten Bandung Barat (08/08/2020) - KKN Universitas Diponegoro Tim II Periode 2020 mengalami perubahan seiring dengan adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan adanya Physical/Social Distance. Akibat hal tersebut, tercetuslah 'KKN Pulang Kampung' yang dilaksanakan di kampung halaman masing-masing mahasiswa secara individu. Tema KKN pada periode ini yaitu "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)". Salah satu mahasiswi KKN yang berdomisili di Kabupaten Bandung Barat membuat dua program yang akan dilaksanakan di RT 05/ RW 22, Desa Cilame yaitu Pembuatan Touchless Hand Sanitizer (tema Covid-19) dan Pengolahan Limbah Menjadi Pupuk Organik Cair (tema SDGs dalam bidang pengelolaan lingkungan).

Kedua program ini muncul akibat permasalahan utama di lingkungan sekitar tempat tinggalnya, yaitu tidak adanya fasilitas penunjang pencegahan virus corona dan penumpukan limbah rumah tangga setiap minggunya akibat keterlambatan truk sampah dalam mengambil sampah.

Mahasiswi Undip ini membuat 2 buah unit Touchless Hand Sanitizer yang kemudian akan diserahkan kepada Ketua RT untuk selanjutnya diletakkan di fasilitas umum yang sering dikunjungi oleh warga, seperti masjid. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat Touchless Hand Sanitizer sangatlah sederhana, yaitu terdiri dari pipa paralon, sambungan paralon, multiplex, engsel pintu, tali, pegas, dan sejumlah sekrup. Cara kerja nya pun cukup sederhana, hanya dengan menginjak bagian pedal dengan kaki, lalu hand sanitizer akan secara otomatis keluar.

Touchless Hand Sanitizer pijak ini mendapatkan respon yang sangat positif dari warga, khususnya dari jemaah masjid. Ketika unit Touchless Hand Sanitizer telah dipasang, warga langsung beramai-ramai mencobanya dan kagum serta sangat berterimakasih akan adanya program yang sederhana namun sangat bermanfaat bagi banyak orang. Diharapkan dari adanya Touchless Hand Sanitizer ini akan mengurangi pencegahan virus COVID-19 dengan lebih efektif karena tidak akan ada kontak langsung dengan botol hand sanitizer yang akan digunakan oleh banyak orang.

Gambar 2. Warga langsung mencoba Touchless Hand Sanitizer Pijak selepas shalat isya berjamaah di masjid (sumber: Galeri Penulis)
Gambar 2. Warga langsung mencoba Touchless Hand Sanitizer Pijak selepas shalat isya berjamaah di masjid (sumber: Galeri Penulis)

Untuk mengatasi permasalahan kedua, yaitu menumpuknya limbah rumah tangga, mahasiswi KKN Undip membuat suatu inovasi berupa Pupuk Organik Cair (POC). Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukkan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur, dimana biasanya bahan-bahan organik terdapat dalam limbah rumah tangga, terutama limbah yang berasal dari dapur. 

Bahan utama dalam pembuatan POC tentunya adalah sampah organik yang dicampur dengan air leri, larutan gula, mikrobakteri EM4, dan sejumlah air dalam suatu komposer yang tertutup. Untuk menghasilkan POC, dibutuhkan waktu fermentasi selama kurang lebih 3 minggu, kemudian POC siap untuk dipanen.

Pupuk Organik Cair yang telah dipanen tidak memiliki bau sampah sama sekali, justru baunya seperti tapai hasil fermentasi. Terdapat semacam jamur berwarna putih yang merupakan hasil dari fermentasi juga. 

Warna dari Pupuk Organik Cair ini yaitu cokelat jernih hingga cokelat keruh. Dari komposer berukuran 80 L, hasilnya terdapat sekitar 70 botol pupuk organik cair yang akan didistribusikan kepada warga di RT 05/ RW 22, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.

Gambar 3. Hasil fermentasi Pupuk Organik Cair (POC) selama 3 minggu (sumber: Galeri Penulis)
Gambar 3. Hasil fermentasi Pupuk Organik Cair (POC) selama 3 minggu (sumber: Galeri Penulis)

Gambar 4. Pupuk Organik Cair yang siap didistribusikan kepada warga RT 05/ RW 22, Desa Cilame (sumber: Galeri Penulis)
Gambar 4. Pupuk Organik Cair yang siap didistribusikan kepada warga RT 05/ RW 22, Desa Cilame (sumber: Galeri Penulis)

Warga sangat senang mendapatkan Pupuk Organik Cair (POC), terlebih ibu-ibu yang memiliki banyak tanaman di rumahnya. Ibu-ibu sangat antusias bertanya mengenai cara membuat Pupuk Organik Cair hingga cara penggunaannya. 

Diharapkan masyarakat memiliki keterampilan untuk mengolah limbah rumah tangga menjadi pupuk organik cair, yang nantinya bisa dimanfaatkan sebagai peluang bisnis, kemudian meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, masyarakat termotivasi untuk berkebun di lahan rumahnya masing-masing, serta yang paling penting adalah pencemaran lingkungan akibat penumpukan sampah di RT 05, RW 22, Desa Cilame dapat teratasi.

Gambar 5. Distribusi Pupuk Organik Cair kepada warga RT 05/ RW 22, Desa Cilame (sumber: Galeri Penulis)
Gambar 5. Distribusi Pupuk Organik Cair kepada warga RT 05/ RW 22, Desa Cilame (sumber: Galeri Penulis)

Oleh: Safira Salsabila (NIM 21100117140043), Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Editor: Ibu Dinalestari Purbawati, S.E., M.Si., Akt. (NIP 19870905.201404.2.002)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun