1. Semat (kekayaan, keenakan, kesenangan)
2. Derajat (keluhuran, kemulyaan, kebanggaan)
3. Kramat atau status sosial (kekuasaan, kepercayaan, disegani, dipuji-puji)
Bagaimana pikiran Ki Ageng Suryomentaram
a. Ilmu Bahagia (Kawruh Begja) Ilmu bahagia adalah wejangan pokok dan mendasar Ki Ageng Suryomentaram dalam membangun keseluruhan pandanganya. Ilmu bahagia menjadi akar dari seluruh pemikiranpemikiran Ki Ageng Suryomentaram. Ilmu bahagia dimulai dengan pandangan Ki Ageng Suryomentaram bahwa di seluruh dunia, tidak ada sesuatu yang pantas dicari, atau ditolak mati-matian.
136 Ilmu bahagia membahas mengenai hakikat kebahagiaan, yaitu kebahagiaan yang terlepas dari keinginan. Kebahagiaan diperoleh dengan menjadi pengawas dari keinginannya sendiri. Ilmu bahagia menjadi dasar pembahasan dalam menyusun konsep manusia Ki Ageng Suryomentaram.
b. Ukuran Keempat (Ukuran Kaping Sekawan) Ukuran keempat merupakan istilah Ki Ageng Suryomentaram untuk menyebut dimensi dimana manusia bisa merasakan rasa dirinya sendiri dan juga rasa orang lain. dalam dimensi ini, seseorang sudah terbebas dari pergulatan senang dan susah yang silih berganti. Ukuran keempat adalah sebuah dimensi dimana manusia mencapai tahap pemahaman si pengawas dirinya sendiri.
c. Filsafat Rasa Hidup (Filsafat Raos Gesang) Filsafat rasa hidup merupakan pandangan Ki Ageng Suryomentaram mengenai filosofi kehidupan yang memuat perasaan hidup. Rasa hidup yang dimiliki oleh seseorang menjadikannya takut mati dan takut tidak memiliki keturunan. 138 Rasa hidup membuat manusia bergerak untuk mengusahakan hal-hal yang membuat kehidupannya tetap lestari.Â
d. Jimat Perang (Jimat Prang) Jimat perang merupakan wejangan yang diberikan oleh Ki Ageng Suryomentarammengenai rasa berani mati, sebagai semangat untuk melawan penjajah Belanda.Â
Rasa berani mati diusahakan dengan mendidik diri sendiri bahwa rasa tersebut adalah tujuan hidup. Rasa berani mati dalah dasar membangun kehidupan bangsa yang kokoh. Jimat perang terbukti ampuh dalam membakar semangat para pemuda untuk berjuang melawan penjajah Belanda, dan melahirkan semboyan, „merdeka atau mati‟
d. Ijazah Hidup (Ijazah Gesang) Ijazah hidup adalah pandangan Ki Ageng Suryomentaram mengenai bekal-bekal kehidupan yang diperlukan manusia, berupa pengalaman-pengalaman hidup