Terdapat keragaman suku dengan beragam adat istiadat yang melekat pada setiap daerahnya, UU Nomor 1 tahun 1974 sebagai payung hukum yang mengatur perkawinan secara yuridis, menegaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara laki-laki dan perempuan.Â
Sebelum pelaksanaan pernikahan, serangkaian perhitungan yang bersumber dari primbon akan dilakukan, sesuai dengan praktik yang telah diwariskan oleh masyarakat Jawa sejak zaman dahulu, Mayoritas masyarakat suku Jawa masih tetap meyakini dan menghormati perhitungan weton, sehingga tradisi ini tetap kuat terjaga di kalangan warga Jawa, terutama dalam konteks pernikahan.
weton memiliki arti hari kelahiran. Dalam bahasa Jawa, kata "weton" berasal dari kata "wetu" yang berarti keluar atau lahir. selanjutnya, kata "wetu" diberi imbuhanan sehingga berubah bentuk dari kata sifat menjadi kata benda. Weton bisa diartikan sebagai penggabungan, penyatuan, atau penjumlahan hari kelahiran seseorang, seperti hari ahad, senin, selasa, dan seterusnya, dengan hari pasaran seperti legi, pahing, pon, dan seterusnya.Â
Weton di percaya seperti tanggal peramal yaitu kita bisa melihat bagaimana sifat dan watak seseorang dari weton seseorang itu lahir, bahkan orang percaya dalam pernikahan harus melihat weton agar kehidupan harmonis dalam ilmu filsafat, weton disebut juga dengan epistimologi Jawa. Sebab, dengan mengacu kepada penjelasan di atas, weton sendiri didasarkan oleh pengalaman-pengalaman empiris masyarakat.Â
Weton sendiri memiliki tujuan weton ini digunakan masyarakat Jawa untuk meramalkan sesuatu, mulai dari perhitungan hari baik pernikahan, menentukan arah rumah, menentukan hari panen, mencari hari baik pada awal kerja, dan lain sebagainya.Â
Weton jawa sangat penting untuk kehidupan weton Jawa juga memiliki nilai sakral dalam tradisi dan ritual masyarakat Jawa. Konsep ini terkait erat dengan keyakinan bahwa keselarasan dengan takdir Tuhan dapat membawa keberuntungan, kebaikan, dan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Beberapa ritual keagamaan dan tradisi masyarakat Jawa juga melibatkan perhitungan Weton untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil sesuai dengan nilai-nilai spiritual dan budaya.Â
Konsep ini mencerminkan hubungan erat antara manusia dan alam, serta kepercayaan pada kekuatan spiritual yang mengatur nasib dan kehidupan sehari-hari. Penggunaan Weton sebagai panduan dalam pengambilan keputusan dan merencanakan kehidupan sehari-hari juga mencerminkan penghormatan terhadap leluhur dan tradisi yang telah mengakar dalam masyarakat Jawa.Â
Weton juga sering digunakan dalam primbon Jawa untuk meramalkan nasib seseorang. Ramalan ini bisa mencakup berbagai aspek, seperti:Â