Mohon tunggu...
Salsa Kamila jannah
Salsa Kamila jannah Mohon Tunggu... Sales - Mahasiswa Mercu Buana

Mahasiswa Magister akuntansi - Nim 43223110068 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Etika Komunikasi Lasswell, Buber, dan Sosrokartono

13 Oktober 2024   05:25 Diperbarui: 13 Oktober 2024   05:59 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karya filsafat Martin Buber yang paling berpengaruh, Aku-Engkau (2000) menunjuk dua cara dasar keberadaan: Aku-Engkau" (Ich-Du) dan "Aku-Itu" (Ich-Es):

  • Aku-Engkau adalah hubungan subjek-ke-subjek. Dalam hubungan Aku-Engkau, orang-orang menyadari satu sama lain sebagai kesatuan keberadaan dan Anda melihat diri Anda dan orang lain sebagai pribadi seutuhnya yang tidak dapat direduksi menjadi karakterisasi. Dalam hubungan Aku-Engkau, orang-orang tidak memandang satu sama lain sebagai pribadi yang terdiri dari kualitas-kualitas yang spesifik dan terisolasi, tetapi terlibat dalam dialog yang melibatkan seluruh keberadaan satu sama lain.
  • Aku-Itu merupakan hubungan subjek-objek. Dalam hubungan Aku-Itu, manusia memandang satu sama lain sebagai sesuatu yang terdiri dari kualitas-kualitas tertentu yang terisolasi, dan memandang diri mereka sebagai bagian dari dunia yang terdiri dari berbagai hal. Dalam hubungan Aku-Itu, Anda menganggap orang lain sebagai objek yang harus diberi label, dimanipulasi, diubah, dan diarahkan sesuai keyakinan Anda sendiri. Hubungan "Aku-Itu" didorong oleh kategori "sama" dan "berbeda" dan berfokus pada definisi universal.

Modul halaman 12
Modul halaman 12

Ajaran moral Sosrokartono, baik yang terumus dalam "Ilmu Kantong Bolong" maupun terungkap dalam berbagai mutiara-mutiara sabdanya, dapat dikaji dari perspektif salah satu teori etika. Teori etika yang dipilih dan relevan untuk menyoroti ajaran moral Sosrokartono adalah deontologisme. Deontologisme adalah paham pemikiran dalam bidang etika, yang mengajarkan bahwa ukuran baik buruknya suatu perbuatan ditentukan oleh motif melakukan suatu kewajiban. Istilah deontologisme diambil dari kata Yunani "deon", yang berarti "yang diwajibkan". Suatu perbuatan dikatakan baik atau bermoral apabila perbuatan itu dilakukan karena menunaikan kewajiban atau rasa wajib yang ada pada dirinya. Perbuatan yang didorong rasa wajib tersebut tidak mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut bagi dirinya. Ajaran moral Sosrokartono meletakkan motif dasar yang menggerakan  suatu perbuatan pada rasa wajib manusia untuk bertaqwa dan menghambakan diri kepada Tuhan sebagai   Al Khalik. Kewajiban bagi manusia adalah mencintai dan mengabdi kepada Tuhan. Bentuk kongkret dari kewajiban itu adalah mencintai dan mengabdi pada sesama makhluk Tuhan, yang seharusnya dimanifestasikan pada berbuat leladi mring sesami, menolong sesama manusia yang membutuhkan. Sedangkan perbuatan atau tindakan itu dilakukan tanpa pamrih (suwung pamrih) dan semata-mata karena rasa wajibnya untuk mencintai dan mengabdi kepada Tuhan.

Ajaran moral Sosrokartono penting karena mengandung nilai-nilai yang dapat membantu membangun karakter bangsa Indonesia, seperti kepedulian sosial, kesederhanaan, kejujuran, kerja keras, dan kedisiplinan Kandungan ajaran moral Sosrokartono juga mempunyai kesesuaian dengan nilai-nilai pembentuk karakter individual yang saat ini sedang diinternalisasikan dan disosialisasikan pemerintah kepada peserta didik melalui program pendidikan karakter. Kandungan ajaran moral Sosrokartono juga mempunyai kesesuaian dengan nilai-nilai pembentuk karakter individual yang saat ini sedang diinternalisasikan dan disosialisasikan pemerintah kepada peserta didik melalui program pendidikan karakter, ada beberapa ajaran moral yang bersifat deantologis yaitu:

  • Ilmu Kantong Bolong

Kandungan ajaran moral Sosrokartono juga mempunyai kesesuaian dengan nilai-nilai pembentuk karakter individual yang saat ini sedang diinternalisasikan dan disosialisasikan pemerintah kepada peserta didik melalui program pendidikan karakter 

  • Kewajiban Menjaga Nilai Kemanusiaan

Ajaran moral ini sekarang amat relevan ketika kehidupan bangsa Indonesia dipenuhi gejala amuk massa, tawuran antar kelompok, bentrok antar kampung atau antar fakultas, tindak kekerasan, pengrusakan dan pembunuhan karena perbedaan keyakinan. Ajaran moral ini sekarang amat relevan ketika kehidupan bangsa Indonesia dipenuhi gejala amuk massa, tawuran antar kelompok, bentrok antar kampung atau antar fakultas, tindak kekerasan, pengrusakan dan pembunuhan karena perbedaan keyakinan.

Aku-Itu merupakan hubungan subjek-objek. Dalam hubungan Aku-Itu, manusia memandang satu sama lain sebagai sesuatu yang terdiri dari kualitas-kualitas tertentu yang terisolasi, dan memandang diri mereka sebagai bagian dari dunia yang terdiri dari berbagai hal. Dalam hubungan Aku-Itu, Anda menganggap orang lain sebagai objek yang harus diberi label, dimanipulasi, diubah, dan diarahkan sesuai keyakinan Anda sendiri. Hubungan "Aku-Itu" didorong oleh kategori "sama" dan "berbeda" dan berfokus pada definisi universal.

Daftar Pustaka :

Kurniawan, D. (2018). KOMUNIKASI MODEL LASWELL DAN STIMULUS-ORGANISMRESPONSE DALAM MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN. Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol2 No1, Januari 2018 .

Mulyono. (2019). AJARAN MORAL SOSROKARTONO DARI PERSPEKTIF TEORI ETIKA DEONTOLOGISME. Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya.

Paragua, C. (2017, April). Martin Buber and genuine relationship.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun