Melihat label makanan, lalu memilih makanan yang rendah garam.
Tidak menambahkan garam, kecap asin, dan kecap ikan secara berlebihan pada makanan yang dikonsumsi.
Kalau pergi ke restoran manapun, penulis saranin garam yang ada di meja gak usah dipakai karena makanannya sudah mengandung garam. Lebih baik lagi kalau bisa mesen ke penjual makanannya agar dimasak tidak menggunakan garam. Jadi, kita bisa memilih menggunakan garam atau tidak. Namun, lebih baik memang gak usah makan junk food, sih. Sesuai penjelasan sebelumnya, junk food mengandung garam yang tinggi dan bisa merusak tubuh, bahkan bisa sampai terserang penyakit jantung yang berisiko bikin nyawa melayang. Nah, gak mau, 'kan?Â
Sama halnya dengan gula yang manis tapi jahat (kalau dikonsumsi berlebihan, ya). Supaya gak berlebihan, WHO dan Kemenkes sudah memberikan panduan terkait konsumsi gula. Kemenkes menganjurkan konsumsi gula sehari maksimal 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan. Selain itu, WHO juga memberikan tips mengurangi konsumsi gula, yaitu:
Membatasi konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula.
Beralih ke camilan sehat seperti buah-buahan dan sayuran segar.
Terakhir yang gak kalah bahayanya, yaitu lemak. Ini, nih, yang menjadi tokoh utama kalau kita membicarakan soal kelebihan berat badan dan obesitas. Tanpa basa-basi, mending langsung aja kita simak saran dari WHO dan Kementerian Kesehatan terkait pengurangan konsumsi si lemak ini. Jadi, Kemenkes merekomendasikan konsumsi lemak sehari maksimal 67 gram atau setara dengan 5 sendok makan. Untuk konsumsinya, WHO menyarankan beberapa hal berikut:
Mengubah cara memasak dengan membuang bagian daging yang berlemak, menggunakan minyak nabati (contoh: minyak kelapa dan minyak wijen), serta merebus, mengukus, atau memanggang makanan, bukan digoreng.
Menghindari makanan olahan yang mengandung lemak jahat (lemak trans).
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!