Mohon tunggu...
ILMPI WILAYAH IV
ILMPI WILAYAH IV Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Wilayah Yogyakarta

Managed by Staff Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan Wilayah IV

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Cinta Tapi Sakit! Waspada Gangguan Psikologis Akibat Patah Hati

12 Agustus 2023   19:29 Diperbarui: 12 Agustus 2023   19:37 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang wanita yang mengalami gangguan makan (https://www.pexels.com/id-id/foto/makanan-gadis-makan-problem-6957117/)

Seorang wanita yang sedang depresi (https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-berbaju-putih-di-sudut-2967156/)
Seorang wanita yang sedang depresi (https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-berbaju-putih-di-sudut-2967156/)

Ketika seseorang mengalami perasaan intens dan berlarut-larut seperti kesedihan yang terus menerus, kehilangan minat atau semangat dalam aktivitas yang biasa dinikmati, perubahan berat badan, gangguan tidur, dan perasaan rendah diri, ini bisa menjadi tanda-tanda depresi. Depresi yang terjadi akibat patah hati dapat dikategorikan sebagai bentuk depresi situasional, yang berbeda dari depresi klinis yang lebih umum. Meskipun demikian, hal ini tidak mengurangi seriusnya dampaknya. Depresi situasional seperti ini dapat membuat penderita merasa sangat terpukul dan kesulitan untuk mengatasi perasaan negatif. Dalam beberapa kasus, depresi akibat patah hati juga dapat berlanjut menjadi depresi klinis jika tidak ditangani dengan baik.

Penting bagi individu yang mengalami patah hati dan merasa gejala depresi muncul untuk mencari dukungan profesional. Konseling dan terapi psikologis dapat membantu mereka memahani dan mengatasi perasaan tersebut, mengidentifikasi strategi untuk menghadapi patah hati dengan lebih baik, serta belajar cara mengelola gejala depresi. Dengan dukungan yang tepat, seseorang dapat mengatasi patah hati dan depresinya, serta memulihkan kesehatan mentalnya dengan baik.

Mengakibatkan Gangguan Makan dan Tidur

Seorang wanita yang mengalami gangguan makan (https://www.pexels.com/id-id/foto/makanan-gadis-makan-problem-6957117/)
Seorang wanita yang mengalami gangguan makan (https://www.pexels.com/id-id/foto/makanan-gadis-makan-problem-6957117/)

Penting bagi individu yang mengalami patah hati dan merasa gejala depresi muncul untuk mencari dukungan profesional. Konseling dan terapi psikologis dapat membantu mereka memahami dan mengatasi perasaan tersebut, mengidentifikasi strategi untuk menghadapi patah hati dengan lebih baik, serta belajar cara mengelola gejala depresi. Dengan dukungan yang tepat, seseorang dapat mengatasi patah hati dan depresi, serta memulihkan kesehatan mentalnya dengan lebih baik. Emosi negatif yang timbul akibat patah hati seperti kesedihan, kekecewaan, dan kehilangan yang mendalam dapat mempengaruhi suasana hati, perilaku, dan pola makan seseorang. Beberapa orang yang mengalami patah hati mungkin kehilangan nafsu makan dan cenderung mengabaikan kebutuhan nutrisi, serta mengalami gangguan tidur sebagai mekanisme koping.

Eating disorder merupakan gangguan psikologis yang erat kaitannya dengan pola makan yang tidak sehat dan tidak normal. Perasaan cemas, depresi, atau stres yang muncul akibat patah hati dapat menjadi pemicu atau memperburuk eating disorder. Sebagai contoh, seseorang yang merasa tidak berharga setelah patah hati mungkin merasa dorongan untuk mengontrol pola makan sebagai cara untuk mendapatkan rasa kendali dalam kehidupan. Selain itu, masalah makan juga dapat menjadi cara untuk mengalihkan perhatian dari rasa sakit emosional yang sedang dialami.

Patah hati juga dapat menyebabkan perubahan besar dalam pola tidur seseorang. Saat mengalami patah hati, individu cenderung menghadapi berbagai perasaan dan emosi yang intens, seperti kesedihan, kecemasan, dan stres. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas tidur dan menyebabkan gangguan tidur yang serius. Perasaan bingung dan stres akibat patah hati bisa membuat pikiran menjadi gelisah di malam hari, sehingga sulit untuk rileks dan tertidur. 

Terkadang, individu yang mengalami patah hati cenderung merenungkan peristiwa yang menyakitkan itu ketika di tempat tidur, yang dapat semakin mengganggu tidur. Gangguan tidur dapat memperburuk kondisi patah hati dan berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik. Kurang tidur dapat menyebabkan kelelahan, penurunan konsentrasi, gangguan fungsi kognitif, dan meningkatkan risiko depresi.

Membuat Gangguan Kecemasan

Seorang wanita yang terlihat cemas dan sedih (https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-laptop-sedih-sofa-7208948/)
Seorang wanita yang terlihat cemas dan sedih (https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-laptop-sedih-sofa-7208948/)
Kecemasan adalah perasaan yang berlebihan dan berlebihan seperti rasa khawatir, cemas, atau takut terhadap situasi atau peristiwa tertentu. Ketika mengalami patah hati, gejolak emosional seperti kesedihan, kekecewaan, dan ketidakpastian dapat menjadi pemicu atau memperburuk kecemasan. Beberapa cara di mana patah hati dapat berkontribusi pada kecemasan adalah sebagai berikut:
  • Patah hati dapat menyebabkan perasaan tidak aman dan takut terhadap masa depan, terutama dalam hal hubungan dan percintaan. Ini bisa memicu kecemasan yang terkait dengan kepercayaan diri dan harga diri.
  • Setelah patah hati, seseorang mungkin merasa takut untuk membuka hati lagi dalam hubungan baru karena takut mengalami luka emosional lagi. Kecemasan ini dapat menghalangi kemampuan untuk membentuk koneksi emosional yang sehat.
  • Patah hati bisa menyebabkan kekhawatiran tentang masa depan dan bagaimana hidup akan berlanjut tanpa pasangan atau hubungan yang telah berakhir. Kecemasan tentang kehidupan sendiri di masa depan dapat menjadi perasaan yang mengganggu.
  • Setelah patah hati, seseorang mungkin terus-menerus memikirkan peristiwa masa lalu yang menyakitkan, mengulang-ulang momen-momen yang menyebabkan patah hati. Hal ini bisa memicu kecemasan sosial dan ketakutan terhadap pengulangan peristiwa yang menyakitkan di masa depan.

Ketika menghadapi patah hati, banyak orang merasa kesepian, cemas, dan putus asa. Mereka mungkin merasa sulit untuk tidur, berfokus, atau menemukan sukacita dalam aktivitas yang biasa mereka nikmati. Patah hati juga dapat menyebabkan perubahan pola makan, berkurangnya minat dalam interaksi sosial, dan bahkan munculnya pikiran atau perasaan merugikan terhadap diri sendiri.

Penting untuk diingat bahwa setiap orang merespons patah hati dengan cara yang berbeda, dan tingkat keparahan dampak psikologis dapat bervariasi. Beberapa orang mungkin mampu pulih dengan cepat, sementara yang lain memerlukan dukungan lebih lama dalam mengatasi perasaan tersebut. Bagi mereka yang merasa kesulitan dalam mengatasi patah hati, mendapatkan bantuan dari profesional kesehatan mental dapat menjadi langkah yang bijaksana. Terapi dan dukungan psikologis dapat membantu dalam mengelola perasaan dan emosi yang muncul, serta membantu seseorang untuk menghadapi tantangan ini dengan lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun