Terkadang, bagi kita, menciptakan ruang aman untuk anak di rumah terasa tidak terlalu penting.Â
Namun, kenyataannya, ruang aman adalah elemen krusial dalam mendukung kesehatan mental dan emosional anak. Ruang aman bukan hanya tentang keamanan fisik, tetapi juga mencakup dukungan emosional yang memungkinkan anak untuk merasa dilindungi, didengar, dan dihargai. Dalam dunia yang penuh tantangan ini, sangat penting bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan anak-anak mereka berbagi perasaan dan pikiran tanpa rasa takut dihakimi.
Mengapa Ruang Aman Itu Penting?
Ruang aman berfungsi sebagai fondasi bagi perkembangan sosial dan emosional anak. Ketika anak-anak merasa aman, mereka lebih cenderung untuk terbuka dan berbagi tentang pengalaman mereka, baik yang positif maupun negatif. Ini sangat penting karena komunikasi yang terbuka membantu mereka mengatasi masalah dan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.
Dampak Lingkungan Aman
Lingkungan yang aman juga berkontribusi pada pengembangan kepercayaan diri anak. Ketika mereka tahu bahwa ada tempat di mana mereka dapat mengekspresikan diri tanpa rasa takut, mereka akan lebih berani mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru. Ini penting dalam proses belajar dan eksplorasi yang merupakan bagian integral dari masa kanak-kanak.
Nah, Berikut ini sejumlah cara membuat ruang aman bagi anak menurut Mercedes Samudio, psikoterapis berlisensi, penulis terlaris, pembicara internasional, dan pengusaha visioner.
1. Jangan Menghakimi
Penghalang anak terbesar untuk mulai berbicara dengan Anda adalah ketakutan bahwa Anda akan menghakimi mereka atas apa yang mereka pikirkan atau rasakan. Sebagian besar anak-anak mengetahui bahwa orang dewasa menganggap pikiran mereka masih kekanak-kanakan dan belum dewasa. Namun, Anda dapat memberi tahu buah hati bahwa Anda terbuka untuk mendengarkan apa yang mereka pikirkan sebelum berkomentar.
2. Bertanya sebelum Memberikan Saran
Setelah membiarkan anak Anda berbicara, Anda dapat dengan mudah menjawab dengan bertanya apakah mereka membutuhkan saran atau mereka hanya ingin ruang aman untuk berbagi.
Ketika Anda memberi tahu anak Anda bahwa Anda ada untuknya lebih dari sekadar memberi nasihat dan mengajar, Anda telah menciptakan ruang aman untuk anak Anda memutuskan apakah mereka siap untuk mengatasi masalah mereka saat itu juga atau jika mereka memerlukan lebih banyak waktu untuk memprosesnya.
3. Jangan Bereaksi Lebih
Beberapa hal yang anak Anda pilih untuk diceritakan dengan Anda mungkin akan sangat intens, baik itu masalah kesehatan mental teman, kesedihan dan kekecewaan mereka sendiri, atau bahkan masalah kencan. Masalah-masalah ini mungkin akan membuat Anda memiliki respon yang berlebihan, namun Anda tidak menunjukkannya kepada anak Anda.
Jika mereka mendatangi Anda dengan masalah tersebut, mereka mempercayai Anda untuk membantu membimbing mereka melalui perasaan mereka tentang masalah tersebut dan mencari solusi bersama.
Jika Anda menyiarkan dengan masalah yang diceritakan anak Anda, beri tahu mereka. Anda dapat mengatakan: "Itu adalah masalah yang sangat intens, dan terima kasih telah bercerita dengan saya. Apakah Anda setuju jika saya meluangkan waktu sebentar untuk berpikir dan saya dapat berbicara dengan Anda (tentukan waktu ketika Anda telah menemukan jawaban)."
4. Tetap bersama mereka
Akan ada saatnya anak Anda mengalami sesuatu yang tampaknya sepele dan tidak penting bagi Anda atau akan ada saatnya anak Anda tidak dapat mengungkapkan perasaannya dengan cara yang tepat, lalu bagaimana menciptakan ruang aman bagi anak? Tetaplah bersamanya.Â
Beri tahu mereka juga, "Aku di sini sampai kamu siap untuk bercerita. Saya mohon maaf karena tidak mengerti apa yang terjadi pada Anda, tetapi saya ingin membantu. Jadi, bicaralah padaku ketika kamu siap dan aku akan mendengarkan tanpa menghakimi."
Pernyataan tersebut memberi tahu mereka bahwa Anda jujur tentang ketidaktahuan dan ketika mereka memilih untuk berbicara, Anda hadir untuk mereka dan mendengarkan tanpa menghakimi mereka.
5. Berempati
Apakah anak Anda memilih untuk berbicara dengan Anda atau tidak, mengisyaratkan empati tentang proses berbagi perasaan dia dengan Anda. Sadari pula bahwa tidak peduli seberapa aman lingkungan yang Anda buat, anak Anda mungkin masih belum terbuka dengan cepat.
Intinya, proses berbagi dan terbuka adalah praktik yang harus kita kembangkan. Anda tentu tidak selalu ingin membagikan apa yang Anda rasakan karena takut ditolak, dihakimi, atau diabaikan, hal itu juga terjadi pada anak-anak.
Dengan menerapkan tips ini, orang tua dapat menciptakan ruang aman yang mendukung perkembangan sosial dan emosional anak-anak mereka. Lingkungan yang aman tidak hanya melindungi fisik anak tetapi juga memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan mental mereka. Menciptakan ruang aman adalah investasi jangka panjang dalam kesehatan dan kesejahteraan anak Anda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI