Aliran Filsafat Progresivisme dalam Pendidikan di Indonesia
Progresivisme adalah sebuah aliran filsafat yang menekankan pentingnya perubahan dan perkembangan. Dalam konteks pendidikan, progresivisme berfokus pada pembelajaran yang aktif, kreatif, dan berpusat pada siswa. Di Indonesia, filsafat ini semakin mendapatkan tempat, terutama dalam upaya mereformasi sistem pendidikan yang lebih adaptif dan relevan dengan tuntutan zaman.
Sejarah dan Konsep Dasar Progresivisme
Progresivisme bermula pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 sebagai respons terhadap metode pendidikan tradisional yang dianggap terlalu kaku dan berfokus pada hafalan. Tokoh utama progresivisme, John Dewey, mengusulkan bahwa pendidikan harus berdasarkan pengalaman nyata dan berfungsi sebagai persiapan untuk kehidupan. Menurut Dewey, sekolah harus menjadi laboratorium sosial di mana siswa bisa belajar melalui interaksi dan eksperimen.
Implementasi di Indonesia
Di Indonesia, aliran filsafat progresivisme mulai diperkenalkan secara lebih luas seiring dengan reformasi pendidikan yang dilakukan sejak era 2000-an. Beberapa langkah penting dalam mengadopsi pendekatan progresif di antaranya:
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum 2013 (K13):
  Kurikulum ini dirancang untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi. Siswa didorong untuk aktif dalam proses pembelajaran, mengembangkan proyek-proyek nyata, dan belajar dari pengalaman.
2. Sekolah Ramah Anak:
  Konsep ini menekankan pentingnya lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan mendukung perkembangan sosial-emosional siswa. Hal ini sejalan dengan prinsip progresivisme yang mengutamakan kebutuhan individu siswa.
3. Pembelajaran Berbasis Proyek dan Masalah (Project and Problem-Based Learning):
  Pendekatan ini mendorong siswa untuk memecahkan masalah nyata melalui proyek kolaboratif, yang membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Tantangan dan Peluang
Meskipun progresivisme menawarkan banyak manfaat, penerapannya di Indonesia tidak tanpa tantangan. Beberapa di antaranya termasuk:
- Infrastruktur dan Sumber Daya:
 Tidak semua sekolah memiliki fasilitas dan sumber daya yang memadai untuk menerapkan metode pembelajaran progresif. Hal ini terutama menjadi tantangan di daerah-daerah terpencil.
- Pelatihan Guru:
 Guru perlu dilatih untuk mengadopsi metode pembelajaran yang lebih aktif dan berpusat pada siswa. Banyak guru yang masih terbiasa dengan metode pengajaran tradisional dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
- Evaluasi dan Penilaian:
 Sistem evaluasi yang ada sering kali masih berfokus pada hasil ujian dan nilai, yang kurang mencerminkan kemampuan dan perkembangan holistik siswa. Diperlukan sistem penilaian yang lebih komprehensif untuk mendukung pembelajaran progresif.
Masa Depan Pendidikan Progresif di Indonesia
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, masa depan pendidikan progresif di Indonesia tampak menjanjikan. Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya pendidikan yang adaptif dan relevan, berbagai inovasi dan inisiatif terus dikembangkan. Pemerintah, sekolah, guru, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan mendukung perkembangan penuh potensi siswa.
Melalui pendekatan progresif, diharapkan pendidikan di Indonesia tidak hanya mempersiapkan siswa untuk menghadapi ujian, tetapi juga untuk menghadapi kehidupan dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk sukses di abad ke-21.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H