Mohon tunggu...
Salsabilla Eliya Andaru
Salsabilla Eliya Andaru Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Saya adalah mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Umat Islam dalam Era Post-Pandemi Covid-19

4 November 2023   23:35 Diperbarui: 4 November 2023   23:50 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Kasus pertama diidentifikasi di Wuhan, Tiongkok pada bulan Desember 2019. Gejala umum Covid-19 antara lain demam, batuk, kelelahan, kesulitan bernapas, serta hilangnya penciuman dan rasa. Gejala mulai muncul satu hingga empat belas hari setelah terpapar virus. Covid-19 menyebar melalui berbagai cara, terutama melalui air liur dan cairan serta ekskresi tubuh lainnya. Cairan ini dapat membentuk tetesan kecil dan aerosol, yang dapat menyebar saat orang yang terinfeksi bernafas, batuk, bersin, bernyanyi, atau berbicara (Majid, 2022).

Tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik pandemi ini telah berdampak pada setiap bidang kehidupan: sosial, ekonomi, agama, finance, mental health, dan pendidikan karakter (Azizy, 2022). Mengingat besarnya dampak buruk yang disebabkan oleh Covid-19 terhadap kehidupan manusia serta dampak ekonomi dan sosialnya, pandemi ini terbukti menjadi bencana global yang besar, dan oleh karena itu diperkirakan akan menyebabkan peningkatan religiusitas di seluruh dunia. Berdasarkan sumber literatur yang digunakan, semakin banyak orang di seluruh dunia menggunakan Google untuk mencari doa, yang menunjukkan bahwa mereka "beralih ke agama untuk mendapatkan kenyamanan dan penjelasan." Sebaliknya, Brian Hollar berspekulasi bahwa pandemi ini justru dapat menyebabkan resesi agama, karena penghapusan banyak praktik keagamaan komunal (seperti salat berjamaah) yang disebabkan oleh pandemi dapat menyebabkan disosiasi jangka panjang antara individu dari komunitas agama mereka. Sebuah penelitian di Jerman baru-baru ini, berdasarkan survei online terhadap hampir 2.000 responden, tampaknya memberikan bukti yang mendukung proposisi sebelumnya, dan menemukan bahwa hampir sepertiga dari mereka yang disurvei melaporkan peningkatan keyakinan agama sejak awal pandemi, hanya 11% yang melaporkan penurunan iman (Yildirim, 2023).

Di era pasca pandemi, banyak masjid yang memanfaatkan teknologi untuk menyiarkan khotbah dan ajaran agama. Live streaming kini semakin populer, sehingga mereka yang tidak bisa hadir tetap bisa mengakses ceramah dan pengajaran. Pandemi ini telah mendorong banyak umat Islam untuk lebih peduli pada solidaritas dan kebaikan sosial dukungan komunitas dan program donasi dapat disorot. Dampak positif yang telah dicapai pada masa pandemi sebelumnya ini harus dipertahankan dengan menempa peran-peran baru yang berdampak positif bagi masa depan yang harus dijalani umat Islam di era pasca-pandemi (Purwanto, 2021).

Peran di Bidang Ekonomi

Ketidakpastian ekstrem tentang durasi dan dampak ekonomi pandemi dapat merugikan dan mengurangi aktivitas bisnis dan ekonomi. Selain itu, pemulihan dari dampak pandemi tersebut dapat jauh lebih lama dari perkiraan. Peran bank dan lembaga keuangan akan sangat besar dalam pemulihan selama dan setelah COVID-19. Lembaga keuangan adalah tulang punggung dari sistem keuangan karena bertanggung jawab atas kelancaran fungsi ekonomi (Rabbani, et al., 2021). Selama krisis keuangan tahun 2008, keuangan Islam tampil lebih baik daripada sistem keuangan konvensional. Terdapat pandangan yang menyarankan bahwa keuangan Islam mungkin dapat digunakan untuk mengatasi krisis akibat COVID-19 (Rabbani, et al., 2020).

Keuangan Islam pada dasarnya adalah keuangan etis dan nilai-nilai intinya didasarkan pada prinsip-prinsip etika dan moralitas yang mendukung kesejahteraan sosial bagi kelompok miskin dan rentan dalam masyarakat. Keuangan Islam sangat cocok untuk melawan konsekuensi ekonomi Covid-19 dengan berbagai layanan keuangan yang etis dan fleksibel. Layanan keuangan Islam berbasis fintech dapat digunakan untuk mengurangi dampak ekonomi yang merugikan dari pandemi (Rabbani, et al., 2020). Keuangan sosial Islam memiliki instrumen atau alat-alat dan layanan keuangan yang sesuai untuk situasi pandem seperti Zakat, Qardh-Al-hasan, Awqaf, pembiayaan mikro Islam, takful ta'awuni, dll, yang dapat dimanfaatkan oleh bank-bank Islam dan lembaga-lembaga keuangan Islam untuk mengarahkan transfer uang tunai kepada kelompok miskin, rentan, UMKM, dan sebagainya selama dan setelah COVID-19 (Rabbani, et al., 2021). Keuangan Islam diharapkan dapat berperan besar dalam pemulihan ekonomi di era pasca Covid-19 (Rabbani, et al., 2020).

Peran di Bidang Mental Health

World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa banyak konsekuensi yang didapatkan akibat perubahan-perubahan di beberapa aspek akibat pandemi Covid-19. Salah satu aspek yang berdampak akibat pandemi yang telah terjadi ini yaitu di bidang mental health atau kesehatan mental. Beberapa orang yang terkena dampak pandemi ini mengalami trauma yang berdampak buruk pula pada kondisi kesehatan mental mereka.

Pada suatu survei online yang telah dilakukan oleh Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) didapatkan hasil sebanyak 46% responden mengalami gejala stres psikologis akibat pandemi Covid-19 ini. Selain itu, dilakukan kembali follow-up examination yang dilakukan di 34 provinsi di Indonesia yang menunjukkan bahwa sebesar 77% individu mengalami trauma psikologi karena mengalami kejadian yang tidak menyenangkan terkait pandemi Covid-19 (Nurani, 2021).

Namun, disamping berbagai dampak buruk yang terjadi, saat terjadi masalah apapun, peran kita sebagai umat islam kita dapat membuka dan membaca Al-Qur'an kembali sebagai penawar terbaik untuk berbagai masalah, termasuk akibat pandemi yang telah berdampak pada kesehatan mental. Disebutkan pada Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 155 yang memiliki arti "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." dimana Allah SWT akan memberi ujian kepada umatnya, dalam konteks ini yaitu dampak pada kesehatan mental tadi. Ayat tersebut menyatakan bahwa ujian yang Allah berikan bertujuan untuk melihat bagaimana iman manusia dan bagaimana manusia menggunakan semua karunia kemampuan mereka dalam menghadapi ujian tersebut. Manusia wajib berusaha melakukan yang terbaik menurut kemampuannya masing-masing. Berkaitan dengan kesehatan mental, misalnya kita dapat mengusahakan untuk pergi ke psikolog atau psikiater untuk berkonsultasi, melakukan latihan pernapasan, yoga, atau meditasi (Dajani, R. et al., 2022)

Oleh karena itu, di era pasca pandemi ini, sesama umat Islam harus selalu mengedepankan pentingnya yakin, ridha, dan berserah diri sepenuhnya pada segala yang telah digariskan Allah kepada makhluk-Nya. Namun, bukan berarti menyerah sejak awal untuk tidak berbuat apapun melainkan menyerahkan segalanya kepada Allah setelah berusaha melakukan yang terbaik dalam hidup kita, terutama pasca pandemi Covid-19, baik dalam kaitannya secara individu maupun sosial (Nurani, 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun