Mohon tunggu...
Salsabila ZulfaFirdaus
Salsabila ZulfaFirdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta

Menulis artikel berbagai kategori, terutama seputar dunia Konseling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Self Management Perspektif Ilmu Pegetahuan Kontemporer dan Islam

17 Januari 2022   11:03 Diperbarui: 17 Januari 2022   17:46 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Dunia terus berkembang seiring dengan manusia yang cenderung terus bereksperimen, mencari dan menemukan pemikiran-pemikiran yang kemudian menghasilkan suatu ilmu pengetahuan. Hadirnya ilmu pengetahuan tentu dapat membantu manusia dalam memecahkan permasalahan sehari-hari di berbagai aspek kehidupan mulai dari yang berkaitan dengan alam, sosial, ekonomi, politik, teknologi, psikologi, dan masih banyak lagi.

Namun di samping itu, keberadaan agama bagi umat manusia sejatinya mengandung nilai universal yang bisa dihayati secara mendalam untuk menyelesaikan problematika manusia. Islam memiliki Al-Qur'an sebagai pedoman, sumber ajaran dan ilmu pengetahuan bagi kehidupan setiap hamba-Nya. Banyak teori-teori ataupun penemuan-penemuan ilmuwan barat yang ternyata sudah lebih dulu dibahas secara holistik di dalam Al-Qur'an. Antara Islam dan ilmu pengetahuan kontemporer, keduanya bisa dipertemukan melalui pola-pola integrasi. 

Untuk menunjukkan integrasi Islam dengan ilmu pengetahuan kontemporer, artikel ini akan membahas mengenai "Self Management" yang akan dilihat dari perspektif ilmu pengetahuan kontemporer dan Islam.

Di dunia yang semakin ramai dan rumit ini, pasti kita pernah dihadapi oleh situasi atau masalah yang mungkin mempengaruhi kondisi mental dan perilaku kita. Misalnya, ketika dihadapkan oleh suatu kegagalan, seseorang merasa stres, marah, tidak percaya diri, bahkan sampai ada yang melakukan self-loathing. Padahal, ada pepatah yang mengatakan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi awal kesuksesan. Untuk mengatasi perasaan dan perilaku negatif yang timbul, kita memerlukan upaya self management yang baik.

Apa saja aspek dan strategi self management dari perspektif konseling dan psikologi yang berangkat dari ilmu pengetahuan kontemporer serta persepktif Islam? Mari kita bahas lebih lanjut.

PEMBAHASAN

Kita semua tentu sudah tidak asing lagi ketika mendengar istilah self management atau manajemen diri. Self management adalah usaha yang dilakukan seseorang dengan memanfaat segala sumber daya yang ada pada dirinya secara efektif mencapai suatu tujuan secara terarah.

Menurut Soekadji (dalam Nursalim, 2014) self management merupakan sebuah prosedur di mana seseorang mengarahkan atau mengatur perilakunya sendiri. Stewart dan Lewis (dalam Nursalim, 2014) menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam bidang konseling, self management disebut behavioral self-control yang menunjuk pada kemampuan individu untuk mengarahkan perilakunya, yaitu kemampuan untuk melakukan hal-hal yang terarah bahkan meskipun upaya-upaya itu sulit.

Self management meliputi pemantauan diri (self-monitoring), reinforcement yang positif (selfreward), kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri (self-contracting), dan penguasaan terhadap ransangan (stimulus control) (Gunarsa, 1996).

  • Self-monitoring, adalah sebuah upaya di mana individu memantau dirinya terhadap pengolaan kesan yang telah dilakukan terhadap situasi yang ada untuk mengubah perilakunya.
  • Self-reward, adalah bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap diri sendiri terhadap pencapaian yang telah diperoleh, sebagai bagian dari bentuk mencintai diri sendiri.
  • Self-contracting, yaitu perjanjian diri sendiri sebagai bentuk strategi perubahan, sehingga individu tahu apa yang menjadi tujuan dan harapannya.
  • Stimulus control, penguasaan individu terhadap dorongan atau rangsangan yang dapat mempengaruhi tingkah laku.

Dalam melakukan self management kita perlu memperhatikan aspek-aspek seperti behavior (perilaku), affective (perasaan) dan cognitive (pikiran). Terapi Rasional Emotif (TRE) dalam dunia konseling dan psikologi menekankan bahwa manusia berpikir, beremosi, dan bertindak secara simultan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ellis (1974) "Ketika mereka beremosi, mereka juga berpikir dan bertindak. Ketika mereka bertindak, mereka juga berpikir dan beremosi. Ketika mereka berpikir, mereka juga beremosi dan bertindak." Dengan demikian, manusia sangat membutuhkan self management dalam berpikir, bertindak, dan beremosi agar perilaku yang dihasilkan adalah perilaku yang adaptif.

Istilah dan konsep self management ternyata tidak hanya berkembang dan populer di dunia ilmu pengetahuan kontemporer. Dalam Islam, kita juga bisa mempelajari konsep self management melalui sumber ajaran agama Islam yaitu Al-Qur'an dan Sunnah. QS. Al-Fatihah yang kita tahu berkedudukan sebagai Ummul Qur'an memiliki konsepsi nilai-nilai sebagai strategi manajemen diri islami. Strategi manajemen diri yang terdapat pada konsepsi nilai-nilai Al-Fatihah ayat 1-7 antara lain, yaitu;

  • Ikhlas, yaitu mengerjakan segala sesuatu yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya dengan penuh ketulusan semata-mata hanya untuk mendapat keridhaan-Nya
  • Syukur, yaitu menerima apa yang diberikan oleh Allah Swt. setelah adanya usaha maksimal, ditandai dengan penerimaan dalam hati (ridho), ucapan syukur alhamdulilllah, dan dengan perbuatan yaitu menjalankan segala aktivitas sungguh-sungguh. Sabar dalam keadaan kecukupan dan tidak berputus ada dalam keadaan kesulitan.
  • Memberikan yang terbaik kepada orang lain.
  • Mempunyai orientasi kedepan, tidak hanya dunia tetapi juga akhirat.
  • Rendah hati, menunjukkann sikap yang sopan santun, kasih sayang, menghargai orang lain, tidak memamerkan harta, dan tidak meremehkan orang lain dengan ilmu atatupun harta yang dimiliki.
  • Disiplin, tepat waktu dalam menjalankan kewajibannya dan menepati janji sebagai wujud rasa tanggung jawab.
  • Pembelajar, yaitu mengambil hikmah dari suatu peristiwa baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan, sehingga mampu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya karena sebenarnya hidup itu adalah proses belajar.

Jika di ranah konseling dan psikologi self management perlu memperhatikan aspek-aspek seperti behavior (perilaku), affective (perasaan) dan cognitive (pikiran). Maka dalam Islam ada pula aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan self management, antara lain;

1. Penampilan diri

Penampilan memainkan peranan penting dalam penonjolan kesan, penerimaan orang, keselamatan kerja, dan keselamatan daripada siksa api neraka. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Maha Indah, serta menyukai keindahan." (HR. Muslim)

2. Emosi, tutur kata, dan tingkah laku

"Seseorang (baru benar-benar dikatakan) muslim adalah (manakala) muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya. " (HR. Bukhari & Muslim)

3. Interaksi dengan orang lain

"Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain ada enam: apabila engkau bertemu dengannnya ucapkanlah salam, apabila dia mengundangmu maka hadirilah, apabila dia meminta nasehatmu maka nasihatilah dia, apabila dia bersin maka do'akanlah dia, apabila dia sakit maka tengoklah, apabila dia meninggal maka antarkanlah." (HR Muslim)

4. Waktu

Hadist dari Mu'adz bin jabal sesungguhnya Nabi SAW bersabda ''Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ditanya tentang 4perkara; Tentang umurnya dimana ia habiskan, Tentang waktu mudanya dimana ia habiskan, Tentang harta bendanya dari mana dan kemana ia belanjakan, dan Tentang ilmunya apa yang telah ia kerjakan." (HR Al-bazzar dan at-Thabrani dengan sanad shahih.)

PENUTUP

Dari penjelasan terkait self management dari pandangan ilmu konseling dan psikologi serta pandangan Islam, dapat disimpulkan bahwa antara Islam dan ilmu pengetahuan pada hakikatnya memiliki korelasi yakni saling mengisi, memperkuat, tetapi mempertahankan eskistensinya masing-masing. Islam memiliki pedoman yang sempurna yaitu Al-Qur'an. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan jika ilmu pengetahuan kontemporer juga memiliki banyak kebaikan yang dapat kita ambil hikmah dan manfaatnya untuk kehidupan. 

Demikian artikel self management dalam integrasi Islam dengan ilmu pengetahuan kontemporer yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penulisan artikel ini. Semoga apa yang disampaikan bisa menjadi bahan pembelajaran dan mendatangkan manfaat bagi kita semua.

REFERENSI

Danuw, D. W. (2017, March 7). Kebersihan Penampilan dalam Islam dan 15 Dalilnya | AL IMAN CENTER. AL IMAN CENTER | Yayasan Telaga Insan Beriman. https://alimancenter.com/kebersihan-penampilan-dalam-islam-dan-15-dalilnya/

Dwistia, H., Purwanto, E., & Sunawan, S. (2017). KEEFEKTIFAN KONSELING KELOMPOK DENGAN STRATEGI SELF MANAGEMENT DALAM MENINGKATKAN CLASSROOM ENGAGEMENT SISWA. Jurnal Bimbingan Konseling, 5(2), 113-118. DOI: https://doi.org/10.15294/jubk.v5i2.14028 

Psikologi, U. (2018, September 27). Pengertian Self Monitoring dan Aspek-aspek Self-Monitoring. Universitas Psikologi.

https://www.universitaspsikologi.com/2018/09/pengertian-self-monitoring-dan-aspek.html

Riska Pratiwi, R. Karneli, Y. (2021). Counseling with Self-Management Techniques to Improve Learning Motivation. Jurnal Neo Konseling, 3 (3): pp. 1-4, DOI: https://doi.org/10.24036/00451kons2021 

Saefullah, S. (2019, August 31). 4 Manajemen Diri Seorang Muslim. Islampos. https://www.islampos.com/4-manajemen-diri-seorang-muslim-159740/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun