Dalam kehidupan bermasyarakat, mahasiswa kerap kali dikenal sebagai kaum intelektual dengan berbagai peran dan tanggung jawab yang diemban. Ada 4 peran penting yang dimiliki mahasiswa sebagai insan akademika yaitu sebagai agent of change, social control, iron stock dan moral force. Berbagai peran dan tanggung jawab itu merupakan bagian dari harapan masyarakat, dimana dari sudut pandang mereka kita dapat melihat mahasiswa adalah insan dengan berbagai ide dan pemikiran kritis serta dianggap mampu membawa perubahan. Namun, hal ini sebaiknya jangan diartikan sebagai beban berat. Jika kita mencoba melihat dari berbagai sudut pandang, maka kita akan menemukan fakta bahwa mahasiswa juga bagian dari masyarakat, sehingga sudah seharusnya ada gerakan sinergi antara mahasiswa dan masyarakat untuk mewujudkan perubahan dan membawa kehidupan ke arah yang lebih baik.Â
Selain sebagai pelaku perubahan di masyarakat, mahasiswa juga memiliki tanggung jawab terhadap program studi dan instansi pendidikan yang dipilihnya, yang mana hal ini akan menghantarkan mahasiswa pada berbagai tuntutan baik di bidang akademik dan non-akademik. Mereka mungkin merasa perlu untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas unit kegiatan mahasiswa, organisasi mahasiswa, atau pekerjaan paruh waktu untuk memenuhi ekspektasi sosial. Melihat bagaimana padatnya aktivitas sebagai seorang mahasiswa memperkuat kemungkinan bahwa sebagian dari mereka kesulitan mencapai keseimbangan antara akademik, pekerjaan, dan kehidupan pribadi, sehingga menyebabkan mereka merasa terburu-buru dan tidak memiliki waktu untuk melakukan aktivitas yang mereka sukai, belum lagi berbagai permasalahan pribadi dan tuntutan sosial yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita.
Jika seorang mahasiswa memiliki banyak tugas, ujian, dan proyek yang harus diselesaikan dalam waktu singkat, ini dapat memunculkan kecemasan dan rasa takut akan ketidakmampuan mengatasi semua tuntutan tersebut, hal ini bisa memicu setres berkepanjangan dan meningkatkan resiko depresi. Beberapa mahasiswa yang dibanjiri oleh sejumlah tugas dan tanggung jawab yang harus mereka tangani, akhirnya seringkali mengorbankan waktu tidur untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka, sehingga menyebabkan mereka terjebak dalam siklus bekerja terus menerus tanpa istirahat yang cukup dan menyebabkan kelelahan fisik juga mental. Kurang tidur dapat mengganggu kemampuan berpikir, konsentrasi, dan pengambilan keputusan, seseorang yang kurang tidur akan lebih mudah merasa bingung dan tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas dengan baik. Kualitas tidur yang buruk sering kali menyebabkan perubahan emosi yang tidak stabil dan menurunkan kemampuan berpikir jernih yang mana hal ini bisa meningkatkan kecemasan.
Akibat lain dari padatnya kegiatan mahasiswa adalah tidak sempat melakukan aktivitas olahraga, seperti yang kita ketahui olahraga merangsang produksi endorfin, yaitu zat kimia dalam otak yang membuat kita merasa bahagia dan senang. Kurang olahraga dapat mengurangi produksi endorfin, yang dapat berkontribusi pada perasaan depresi dan kecemasan. Aktivitas fisik teratur dapat membantu menstabilkan ritme hidup seseorang termasuk pola tidurnya, jika pola tidur baik maka suasana hatipun akan baik. Mahasiswa yang terlalu sibuk mungkin mengabaikan kesehatan fisik mereka dengan tidak berolahraga, makan dengan tidak sehat, atau mengabaikan kebutuhan fisik mereka, yang pada akhirnya juga akan menghantarkan pada menurunnya kesehatan mental.
Padatnya kegiatan dapat mengintai kesehatan mental mahasiswa, masalah seperti stress, kecemasan, dan depresi semakin umum terjadi di kalangan mahasiswa dan telah menjadi salah satu perhatian besar publik saat ini. Sehingga penting bagi mahasiswa untuk mencari dukungan sosial, berbicara dengan teman-teman, keluarga, atau konselor universitas. Hal ini diharapkan dapat membantu mengatasi stress dan kecemasan yang dialami.
Terafiliasi oleh: Universitas AirlanggaÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI