Mohon tunggu...
Salsabila Safri
Salsabila Safri Mohon Tunggu... Jurnalis - (road to be) Journalist

Sangat mengapresiasikan segala jenis saran dan masukan. Berusaha menjadi lebih baik dengan belajar menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Diplomasi, Kapan Dikatakan Gagal dan Berhasil?

31 Oktober 2019   15:22 Diperbarui: 31 Oktober 2019   17:52 2405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: ig @fakultashumniora | UNIDA Gontor

Bicara soal Hubungan Internasional, maka erat kaitannya dengan diplomasi. Sejarah diplomasi yaitu ketika Kerajaan Romawi memiliki surat izin bagi saudagar luar negeri yang hendak memasuki wilayah Romawi. Surat tersebut ditunjukkan kepada tentara yang menjaga pos-pos kerajaan.

Surat izin tersebut disebut diploma, dan orang yang membawa diploma disebut diplomat. Lalu istilah diploma digantikan dengan passport atau to pass a port (untuk melewati portal).

Secara etimologis, diplomasi diambil dari Bahasa Yunani 'diploun' yang artinya melipat dua atau menggandakan. Menurut Oxford Dictionary, diplomasi merupakan menejemen Hubungan Internasional melalui negosiasi, diatur oleh duta besar dan para wakil negara.

Secara terminologis, diplomasi dapat diartikan sebagai perpaduan antara ilmu dan seni perundingan/ metode untuk menyampaikan pesan melalui perundingan untuk mencapai tujuan dan kepentingan negara dalam bingkai Hubungan Internasional.

Mengapa diplomasi itu penting? Mungkin sebagian orang berfikir, berhubungan dengan pihak lain tidak akan membawa banyak keuntungan, bahkan kemungkinan terburuk, kita yang akan dirugikan atau dimanfaatkan. Namun pada realitanya, negara mirip manusia yang bersifat sosial.

Suatu negara perlu dan membutuhkan relasi dengan negara lain. Indonesia contohnya, untuk merubah keadaan dari negara berkembang menjadi negara maju, maka Indonesia perlu melakukan kerja sama dengan negara-negara maju.

Agar diplomasi dapat diterima, maka perlu penyampaian yang baik dan memenuhi kriteria (efektifitas diplomasi). Maka diplomasi kemudian dikaji sebagai ilmu tentang bagaimana mencapai keberhasilan diplomasi, yaitu dengan tercapainya kepentingan negara. Efektifitas diplomasi meliputi berbagai hal.

Menurut Steward L. Cup kriteria komunikasi efektif meliputi lima hal, yaitu pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin membaik, dan tindakan. Pemilihan kata juga menjadi hal yang sangat penting dalam efektifitas diplomasi, agar tidak terjadi miss communication.

Keberhasilan dan Kegagalan Diplomasi

Tingkat keberhasilan diplomasi dapat dilihat dari derajat kepiawaian seorang diplomat, serta kemampuan membaca dinamika perkembangan dan menguasai konstelasi permasalahan, kemudain mengelolanya dalam diplomasi. Ketika pesan yang disampaikan dipomat mampu merubah sikap, tindakan, dan mencapai kepentingan negara, maka diplomasi telah mencapai keberhasilan. 

Kegagalan diplomasi yaitu ketika pesan yang disampaikan tidak membawa dampak perubahan (efek nol).  Kemungkinan yang paling buruk, jika tujuan tidak dapat dicapai lewat jalur negosiasi, maka jalan yang diambil adalah peperangan. Tujuan diplomasi yang paling utama yaitu mencapai kepentingan nasional melalui negosiasi, jika perang sampai pecah, maka diplomasi telah gagal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun