Mohon tunggu...
salsabilarohmahrosyadah
salsabilarohmahrosyadah Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas jember

like a star

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Islam dan Kebudayaan: Mengenal Berbagai Gaya Arsitektur Masjid di Wilayah Nusantara

18 Desember 2024   07:34 Diperbarui: 18 Desember 2024   07:34 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh masjid dengan gaya arsitektur tradisional, Masjid Menara Kudus. (Sumber: https://rootetrails.com/blog/read/title/Masjid-Menara-Kudus-Simbol-Akulturasi)

Jember- Indonesia terkenal akan berbagai macam corak kebudayaan, salah satunya corak dari tempat ibadah umat muslim yakni, masjid. Masjid di Indonseia beberapa ada yang  mengandung unsur akulturalisasi dengan corak budaya lain, sehingga memberikan keunikan serta ciri khas tersendiri. Arsitektur masjid di Indonesia kebanyakan memiliki akulturalisasi budaya yang terinsipirasi dari budaya Jawa, Hindu, Budha, Tionghoa dengan gaya aristektur tradisional, gaya arstiketur Timur Tengah serta arsiteksur yang terpengaruh dengan kolonial.

Berikut merupakan beberapa contoh masjid di Indonesia yang memiliki akulturalisasi dari berbagai budaya dengan gaya arsitektur yang bervariasi.

Masjid dengan Gaya Arsitektur Tradisional

Contoh masjid dengan gaya arsitektur tradisional, Masjid Menara Kudus. (Sumber: https://rootetrails.com/blog/read/title/Masjid-Menara-Kudus-Simbol-Akulturasi)
Contoh masjid dengan gaya arsitektur tradisional, Masjid Menara Kudus. (Sumber: https://rootetrails.com/blog/read/title/Masjid-Menara-Kudus-Simbol-Akulturasi)
Arsitektur tradisional adalah suatu bangunan yang bentuk, struktur, fungsi, ragam hias, dan cara pembuatannya diwariskan dari generasi ke generasi dan dapat digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan sebaik-baiknya. Dalam rumusan arsitektur, sebuah bangunan didefinisikan sebagai tempat yang aman dari pengaruh alam seperti hujan, panas, dan lain-lain. Ada beberapa komponen yang membuat bangunan ini ideal untuk aktivitas kehidupan manusia. Bentuk, struktur, fungsi, ragam artistik, dan metode pembuatan turun temurun adalah komponennya. Conrtoh dari masjid dengan gaya arsitektur tradisional adalah Masjid Agung demak serta Masjid Menara Kudus.
  • Masjid Agung Demak, Jawa Tengah

screenshot-2024-12-17-at-21-23-38-sejarah-menara-azan-masjid-agung-demak-dinas-pariwisata-demak-6762145cc925c4604719ebf2.png
screenshot-2024-12-17-at-21-23-38-sejarah-menara-azan-masjid-agung-demak-dinas-pariwisata-demak-6762145cc925c4604719ebf2.png

Masjid Agung Demak, Jawa Tengah. (Sumber: https://pariwisata.demakkab.go.id/?p=25310)

Masjid Agung Demak adalah peninggalan sejarah Islam yang ada di Kota Demak. Masjid Agung Demak dianggap sebagai pusakata tanah Jawa sejak awal masuknya islam, terutama untuk kerajaan islam berikutnya. Salah satu peninggalan kebudayaan Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak yang masih lengkap dan utuh. Masjid ini selesia pada tahun 1403 Caka atay 1481 Masehi. Berfungsei sebagai masjid Jami', yang dulunya merupakan masjid negara Kesultanan Demak, berjarak sekitar 1,5 km dari pusat kota.

Arsitektur dari masjid Agung Demak sendiri mengandung akulturalisasi budaya tradisonal lokal Jawa, Hindu serta islam-arab. Gaya lokal Jawa didapatkan dari bentuk bangunan khas Majapahit. Akulturalisasi dengan corak agama Hindu terlihat dari bentuk atap masjid yang berbentuk tajuk tumpang tiga segi empat, membuat masjid ini semakin terlihat seperti tempat peribadatan agama hindu. Hal ini tidak lain dan tidak bukan sebagai bentuk akulturasi dan toleransi masjid sebagai sarana penyebaran agama Islam di tengah masyarakat Hindu.

  • Masjid Menara Kudus, Jawa Tengah

Masjid Menara Kudus. (Sumber: https://rootetrails.com/blog/read/title/Masjid-Menara-Kudus-Simbol-Akulturasi)
Masjid Menara Kudus. (Sumber: https://rootetrails.com/blog/read/title/Masjid-Menara-Kudus-Simbol-Akulturasi)

Dibangun oleh Qodhi Ja'far Shodiq atau Sunan Kudus pada tahun 956 H atau 1549 M, Masjid Menara Kudus adalah salah satu masjid kuno yang paling terkenal karena ciri khas menara yang berbentuk seperti candi. Bentuk arsitekturnya selalu dikaitkan dengan arsitektur Budha atau Hindu. Bentuk atap tajuk dan gapura juga menunjukkan pengaruh budaya. Ornamen di Masjid Menara Kudus menunjukkan kesinambungan seni hias pra-Islam.

Tertulis pada prasasti di atas mihrab, Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq adalah tokoh utama yang memainkan peran penting dalam Arsitektur Masjid Menara Kudus. Kyai Telingsing, yang dianggap sebagai sahabat dan guru Sunan Kudus, juga memberikan kontribusi besar dalam pembuatan ornamen arsitektur di masjid dan rumah. Tidak adanya ornamen berbentuk makhluk hidup adalah salah satu karakteristik arsitektur Islam. Agama Islam memang melarang penciptaan gambar makhluk hidup yang sempurna. Berbeda dengan relief Candi Budha-Hindu yang biasanya menampilkan manusia dan binatang secara lengkap.

Masjid dengan Gaya Arsitektur Timur Tengah

masjid-nasional-al-akbar-surabaya-2016-67621566ed641570d6266332.jpg
masjid-nasional-al-akbar-surabaya-2016-67621566ed641570d6266332.jpg

Contoh masjid dengan gaya arsitektur Timur Tengah, Masjid Al-Akbar Surabaya. (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Al-Akbar)

Bangunan khas Timur Tengah memiliki ciri-ciri ornamen Islami yang kuat. Tampilan interior dan eksterior yang dinamis adalah ciri khas bangunan gaya Timur Tengah. Lantai dan langit-langit didekorasi dengan motif. Adanya kolam dan air mancur juga merupakan ciri khas bangunan Timur Tengah, selain tatanan pilar dengan atap kubah. Ciri khas kolam adalah mozaik keramik bermotif kecil yang didekorasi dengan nat yang diwarnai. Kolam biasanya terletak di foyer, ruang tengah, atau area umum lainnya. Contoh masjid dengan gaya arsitektur Timur Tengah adalah Masjid Raya Al-Akbar, Surabaya.

  • Masjid Raya Al-Akbar, Surabaya

screenshot-2024-12-17-at-21-35-14-surabaya-tourism-67621614ed64157160266dd2.png
screenshot-2024-12-17-at-21-35-14-surabaya-tourism-67621614ed64157160266dd2.png

Masjid Raya Al-Akbar, Surabaya. (Sumber: https://tourism.surabaya.go.id/destination/ad3f9432-68aa-4b1b-b653-0f8ff6f9705f)

Masjid Al-Akbar Surabaya adalah sebuah masjid nasional di Surabaya, yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Masjid ini memiliki kapasitas terbesar kedua di Indonesia, setelah Masjid Istiqlal di Jakarta. Masjid ini terletak di dekat Jalan Tol Surabaya -- Gempol. Dengan luas 22.300 meter persegi, masjid dan fasilitas pendukungnya memiliki kompleks yang besar. Masjid ini memiliki menara yang tinggi 99 meter dengan kubah vertikal yang besar, dilengkapi dengan empat kubah kecil berwarna biru.

Masjid Al Akbar terletak di jalan Pagesangan Surabaya, di kawasan perumahan.
Soemadiono, salah seorang arsitek masjid, menyatakan bahwa Al Akbar adalah masjid terbesar di Surabaya dan terbesar kedua di Indonesia. Didirikan pada 4 Agustus 1995, dan diresmikan pada 10 November 2000 oleh Presiden Republik Indonesia. Bentuk bangunan yang megah dan warna atap yang unik menunjukkan bahwa masjid ini dirancang dengan cara yang istimewa. Secara singkat, kata Soemadiono, desain masjid serupa dengan bangunan masjid di Timur Tengah. Selain itu, dinding, plafon, lantai, pintu, jendela, perabot, dan elemen lainnya juga menghiasi interior masjid.

Masjid dengan Gaya Arsitektur Pengaruh Kolonial (Eropa)

Contoh masjid dengan pengaruh gaya arsitektur kolonial, Masjid Asy-syuro Cipari, Garut. (Sumber: jabar.tribunnews.com)
Contoh masjid dengan pengaruh gaya arsitektur kolonial, Masjid Asy-syuro Cipari, Garut. (Sumber: jabar.tribunnews.com)

Fungsionalisme dianggap sebagai awal dari pergeseran besar dalam berbagai aspek kehidupan pada pertengahan abad ke-19, dan merupakan puncak dari beberapa gagasan yang telah ada sejak masa pencerahan. Sejak bergulirnya revolusi industri pada abad ke-18, berbagai pengalaman material telah dimulai, yang menghasilkan berbagai teknologi dan material baru. Bahan seperti besi tempa dan kaca mulai menggantikan batu, beton, dan kayu sebagai material utama struktur bangunan. Sebelumnya, besi hanya digunakan untuk penyambungan konstruksi, dan kaca hanya digunakan untuk mengisi daun jendela. Namun, produksi massal dan kemajuan teknologi memungkinkan kedua bahan bangunan itu dibuat dalam jumlah dan ukuran besar. Contoh dari masjid dengan gaya arsitektur koonial adalah masjid Asy-Syuro Cipari, Garut.

  • Masjid Asy-Syuro Cipari, Garut

Contoh masjid dengan pengaruh gaya arsitektur kolonial, Masjid Asy-syuro Cipari, Garut. (Sumber: jabar.tribunnews.com)
Contoh masjid dengan pengaruh gaya arsitektur kolonial, Masjid Asy-syuro Cipari, Garut. (Sumber: jabar.tribunnews.com)

Masjid Asy-Syuro merupakan bangunan pada masa periode kolonial yang ada di Garut yang berasal dari awal abad ke 20 atau tepatnya tahun 1936 yang terletak di Kampung Cipari, Desa Sukarasa, Kecamatan Pangatikan , Kabupaten Garut. Masjid ini memiliki gaya Arsitektur Art Deco dimana bentuk menara pada Bangunan masjid ini menyerupai menara Gereja.

Mengenai gaya Art Deco, tidak ada sejarah yang menjelaskan mengapa masjid ini memilih gaya ini untuk bangunannya. Pengolahan fasad geometris masjid menunjukkan gaya Art Deco. Elemen dekoratif geometris yang tegas dan keras adalah ciri khas gaya arsitektur Art Deco yang diciptakan oleh sekelompok arsitek dari Akademi Amsterdam dari Belanda.

Penulis:

1. Najwa Azzahra

2. Salsabila Rohmah Rosyadah

Mahasiswa Biologi dan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Mtematika dan Ilmu Pengetahuan Alam & Fakutas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember.

 

Referensi

https://belanegaranews.com/2023/03/27/berasitektur-art-deco-masjid-cipari-garut-mirip-gereja/

Hermanto, H., & Masfufah, U. (2023). Bentuk dan Makna Ornamen Lawang Kembar Masjid Menara Kudus. Jurnal Ilmiah Arsitektur, 13(1), 117-125.

Janan, T., Sitaresmi, P. D. W., & Damayanti, R. (2023). EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA MASJID AL-AKBAR SURABAYA. AL JABAR: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika, 2(2), 93-101.

Ramadhana, D., & Dharoko, A. (2018). Ruang Sakral dan Profan dalam Arsitektur Masjid Agung Demak, Jawa Tengah. INERSIA lnformasi dan Ekspose Hasil Riset Teknik Sipil dan Arsitektur, 14(1), 13-25.

Syoufa, A., & Amalia, M. A. (2023). Perpaduan Gaya Arsitektur Timur Tengah, Eropa Dan Lokal Pada Bangunan Masjid Al-Azhom Tangerang. Jurnal Teknik dan Science, 2(2), 08-15.

Wardani, L. K., & Gustinantari, A. P. (2008). Penerapan Elemen Hias Pada Interior Masjid Al Akbar Surabaya. Dimensi Interior, 6(2).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun