Mohon tunggu...
Salsabila RizkyRamadhani
Salsabila RizkyRamadhani Mohon Tunggu... Human Resources - Sragen, 19 November 2001

Stay Positive

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Merosotnya Perekonomian akibat Pandemi Covid-19

18 Mei 2020   11:50 Diperbarui: 18 Mei 2020   11:59 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

ABSTRAK

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) menyerang sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat hingga kematian. Dengan penyebaran yang berlangsung cepat ke seluruh wilayah, virus ini sudah merenggut banyak jiwa di berbagai negara di dunia. 

Penularan primer sebagian besar disebabkan oleh kontak fisik yang dekat tanpa perlindungan penghalang yang baik melalui droplet dari bersin dan batuk, dan menyerang organ vital terutama paru-paru dan organ pencernaan. 

Masa inkubasi virus ini didalam tubuh manusia adalah antara 2 hingga 14 hari. Akibat dari pandemi ini berpengaruh sangat signifikan terhadap aktivitas perekonomian di Indonesia, seperti maraknya perilaku panic buying, meningkatnya angka pengangguran, aktivitas UMKM yang menurun, sektor pariwisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, diperlukan peran dan kebijakan pemerintah baik dalam menangani kesehatan dan perekonomian masyarakat.

Kata Kunci: Covid 19, perekonomian, peran pemerintah

PENDAHULUAN

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan ujian berat yang sekarang ini sedang dirasakan bukan hanya di Indonesia melainkan di dunia. 

Virus ini menyerang sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat hingga kematian. Dengan penyebaran yang berlangsung cepat ke seluruh wilayah, virus ini sudah merenggut banyak jiwa di berbagai negara di dunia.  

Awal mula penyebaran virus yang berasal dari Kota Wuhan, China membuat resah seluruh warga dunia dan mampu mempengaruhi segala aspek salah satunya yaitu dalam aspek perekonomian.

Berdasarkan Kementerian Kesehatan Indonesia, perkembangan kasus COVID-19 awal mulanya berasal dari Kota Wuhan pada tanggal 30 Desember 2019 dimana Wuhan Municipal Health Committee mengeluarkan pernyataan "urgent notice on the treatment of pneumonia of unknown cause". Virus Corona ini menyebar sangat cepat bahkan sampai ke lintas negara. 

Sampai saat ini terdapat 188 negara yang mengkorfirmasi terinfeksi virus Corona. Penyebaran virus Corona yang telah meluas ke berbagai belahan dunia membawa dampak yang buruk pada perekonomian di Indonesia, baik dari sisi perdagangan, investasi, dan pariwisata. 

Dari aspek ekomoni, melemahnya perekonomian China akibat menyebarnya virus tersebut tentu memberikan dampak yang buruk bagi perekonomian dikarenakan China merupakan negara yang berpengaruh atau memiliki peranan penting dalam perekonomian dunia. Seperti yang dikatakan oleh Sri Mulyani, bulan Februari silam, apabila China mengalami pelemahan ekonomi, maka dapat mempengaruhi perekonomian di Indonesia sebanyak 0,3-0,6%.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat penurunan yang cukup signifikan terhadap ekspor migas dan non-migas yang disebabkan karena China merupakan importir minyak mentah terbesar. 

Selain itu, merebaknya virus Corona ini juga mengakibatkan penurunan produksi di China, padahal China menjadi pusat produksi barang dunia. Indonesia juga sangat bergantung dengan bahan baku dari China terutama bahan baku plastik, bahan baku tekstil, part elektronik, komputer, dan furnitur. 

Virus Corona juga berdampak pada investasi karena masyarakat akan lebih berhati-hati saat membeli barang maupun berinvestasi. Virus Corona juga sangat berdampak pada sektor pariwisata. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa wisatawan asal China mencapai 2.07 juta orang pada tahun 2019 yang mencakup 12.8 persen dari total wisatawan asing sepanjang 2019. Penyebaran virus Corona menyebabkan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia akan berkurang.


PEMBAHASAN

Ekonomi adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Dapat dipastikan dalam keseharian dapat dipastikan bahwa kehidupan manusia selalu bersinggungan dengan kebutuhan ekonomi. Keberadaan ekonomi dapat memberikan kesempatan bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makanan, minuman, berpakaian, tempat tinggal, dan lain sebagainya. 

Pentingnya ekonomi dalam kehidupan manusia tersebut membuat suatu negara atau pemerintah memiliki kewajiban untuk mengatur kebijakan tentang perekonomian dan menjamin perekonomian warga negara, khususnya di Indonesia yang sudah memproklamirkan diri sebagai Welfare Staat (negara kesejahteraan).

Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Ekonomi Indonesia

Belakangan ini COVID-19 menjadi perhatian khusus bagi bangsa Indonesia karena permasalahan yang terus ditimbulkannya, ada banyak kerugian yang disebabkan oleh covid-19 yang berdampak bagi perekonomian Indonesia. 

Salah satu contoh kecil dari dampak virus ini  dalam perekonomian dimana seorang pedagang yang biasa berjualan di tempat keramaian seperti pasar menjadi tidak bisa berjualan, karena saat ini pasar sedang ditutup untuk mengurangi penyebaran virus corona ini semakin meningkat. 

Akibatnya pedagang itu tidak mempunyai penghasilan tetap karena masyarakat harus tetap memenuhi kebutuhan hidup mereka, dengan adanya covid-19 ini masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.


Perilaku Panic Buying

Virus Covid-19 ini pun memicu terjadinya panic buying atau penimbunan barang yang dilakukan oleh konsumen atau masyarakat ketika dalam situasi gawat darurat seperti bencana, wabah penyakit, dll terlebih lagi di pemerintah Indonesia menerapkan social distancing dan phsycal distancing yang mengharuskan masyarakat untuk tetap berada di rumah supaya penyebaran virus tidak meluas. 

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartanti mengatakan, perilaku panic buying ini dipicu oleh faktor psikologis masyarakat dimana timbul kekhawatiran. Pertama adalah khawatir jika tidak belanja sekarang, bisa saja besok harga barang naik. Kedua, jika tidak belanja sekarang, maka esok hari barangnya sudah tidak ada.

Dalam sisi ekonomi, maraknya orang yang memburu suatu barang, seperti masker, hand sanitizer, dan sembako untuk bahan persediaan dapat memengaruhi sisi permintaan. Sebagaimana hukum permintaan dan penawaran dalam ekonomi yaitu: jika terjadi permintaan tinggi dengan jumlah barang yang sedikit, maka harga barang akan semakin mahal. 

Kondisi inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh para pemburu rente atau pencari keuntungan. Sebab, di tengah kondisi panic buying, masyarakat cenderung membeli barang lebih dari yang dibutuhkan. Jika hal ini dilakukan secara massal, dapat berpengaruh terhadap kelangkaan barang yang disebabkan ketidakseimbangan antara demand dan supply. Kelangkaan akibat tidak seimbangnya permintaan dan penawaran ini berujung pada kenaikan harga.

Dampak Bagi UMKM

Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 memberikan dampak yang negatif bagi perekonomian domestik seperti penurunan konsumsi dan daya beli masyarakat, penurunan kinerja perusahaan, ancaman pada sektor perbankan dan keuangan, serta eksistensi UMKM. 

Konsumsi dan daya beli masayarakat menurun diakibatkan oleh banyaknya tenaga kerja informal maupun harian yang berkurang bahkan kehilangan pendapatannya akibat protokol kesehatan untuk menerapkan phsycal distancing dan social distancing yang mengakibatkan daya beli masyarakat pun menurun.

Selain itu, dengan adanya peraturan dari pemerintah yang melarang masyarakat untuk mudik juga dapat berpengaruh terhadap eksistensi dari UMKM. Hal ini disebabkan banyak dari pemudik yang biasanya berhenti di rest area, seperti rumah makan, restaurant, dan pusat oleh-oleh untuk beristirahat. 

Tetapi dengan diberlakukannya peraturan ini membuat para pelaku UMKM menjadi sepi dan pendapatannya berkurang, bahkan terpaksa untuk menutup usahanya. 

Pada aspek perusahaan, pandemi ini telah mengganggu kinerja perusahaan-perusahaan terutama yang bergerak dalam sektor perdagangan, transportasi, dan pariwisata bisa berdampak pada penurunan kinerja perusahaan yang kemudian diikuti oleh pemutusan hubungan kerja. Bahkan ada beberapa perusahaan yang mengalami kebangkrutan.

Sektor Pariwisata

Virus Corona juga sangat berdampak pada sektor pariwisata. Hal ini karena Indonesia menerapkan larangan perjalanan ke luar negeri untuk memutus penyebaran virus tersebut. 

Larangan ini menyebabkan sejumlah maskapai membatalkan penerbangannya dan beberapa maskapai terpaksa tetap beroperasi meskipun mayoritas bangku pesawatnya kosong demi memenuhi hak penumpang. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa wisatawan asal China mencapai 2.07 juta orang pada tahun 2019 yang mencakup 12.8 persen dari total wisatawan asing sepanjang 2019.

Penyebaran virus Corona menyebabkan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia akan berkurang. Dengan menurunnya wisatawan yang berkunjung ke Indonesia juga berdampak pada sektor penunjang pariwisata dan perdagangan seperti UMKM karena para wisatawan yang datang ke suatu destinasi biasanya akan membeli oleh-oleh. 

Jika wisatawan yang berkunjung berkurang, maka omset UMKM dipastikan akan menurun. Dengan adanya pandemi ini juga mempengaruhi sektor-sektor penunjang pariwisata seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail. Okupansi hotel mengalami penurunan sampai 40% yang berdampak pada kelangsungan bisnis hotel. Melemahnya pariwisata juga berdampak pada industri retail.


KESIMPULAN

Bisa disimpulkan bahwa tujuan utama dari analisis ini adalah melihat dampak dari Covid-19 bagi perekonomian Indonesia yang menjadi konsen pemerintah saat ini. Di lain sisi, virus Corona bisa memberikan dampak yang positif bagi perekonomian di Indonesia tidak hanya berdampak negatif. Salah satuny yaitu terbukanya peluang pasar ekspor baru selain China. 

Selain itu, peluang memperkuat ekonomi dalam negeri juga dapat terlaksana karena pemerintah akan lebih memprioritaskan dan memperkuat daya beli dalam negeri daripada menarik keuntungan dari luar negeri. Kondisi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai koreksi agar investasi bisa stabil meskipun perekonomian global sedang terguncang.

Virus yang tengah menyebar ini bukan hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, melainkan juga merosotnya ekonomi masyarakat di Indonesia. Perilaku panic buying juga sangat merugikan pihak lain yang membutuhkan.

Sebaiknya, konsumen bisa bijaksana dalam membeli kebutuhan sehari-hari sesuai dengan kebutuhan dan tidak menimbun barang, sebab dengan panic buying, boleh jadi yang diuntungkan adalah para pemburu rente dan sebaliknya, orang-orang yang benar-benar membutuhkan yang dirugikan.

Selain itu, peran pemerintah juga sangat penting dalam menjaga eksistensi UMKM. Terdapat beberapa solusi jangka pendek supaya pelaku UMKM masih bisa berwirausaha. 

Pertama, protokol kesehatan yang ketat dapat diterapkan ketika pemerintah memberikan izin bagi UMKM untuk menjalankan aktivitasnya. Kewajiban penggunaan masker, sarung tangan, dan jarak aman antar pekerja dapat dijadikan persyaratan bagi UMKM untuk terus menjalankan aktivitasnya. 

Kedua, pemerintah dapat memberikan kelonggaran pembayaran cicilan hutang atau kredit bagi UMKM. 

Ketiga, bantuan keuangan kepada para pelaku UMKM. Pemerintah Indonesia telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp. 70,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat dari total anggaran Rp. 405,1 triliun mengatasi pandemi Covid-19 melalui APBN 2020.

Oleh karena itu, peran dan kebijakan dari pemerintah sangat diharapkan oleh seluruh rakyat Indonesia. Salah satu upaya yang pemerintah lakukan saat ini adalah dengan memberikan berbagai macam bantuan sosial dengan harapan kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi meskipun ada pembatasan  yang membuat masyarakat tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasanya. Masyarakat Indonesia diminta untuk mengikuti segala arahan pemerintah dengan harapan memulihkan kembali keadaan seperti sedia kala.


DAFTAR PUSTAKA
(3458 @ research-report.umm.ac.id, n.d.)3458 @ research-report.umm.ac.id. (n.d.).
Indriani, A. L. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Penimbunan Barang ( Panic Buying ).
Hanoatubun, S., Kristen, U., Wacana, S., & Indonesia, P. (2020). Universitas muhammadiyah enrekan. 2, 146--153.
Sosial, K., Ilmu, F., Politik, I., & Padjadjaran, U. (n.d.). Dampak pandemi covid-19 terhadap peningkatan angka pengangguran di indonesia.
 Implikasi, C.-, & Usaha, B. (2020). COVID-19 dan Implikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 20(April

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun