Mohon tunggu...
Salsabila Rinjani
Salsabila Rinjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Apa yang Menyebabkan Perang Teluk II Bisa Terjadi?

18 April 2022   10:19 Diperbarui: 18 April 2022   10:29 4416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa disebut perang teluk? Dinamakan Perang teluk karena perang ini terjadi di kawasan teluk persia dan terjadi di tahun 1990-1991. Perang teluk II ini terjadi karena invasi yang dilakukan Irak ke kuwait pada tanggal 2 Agustus 1990. Perang Teluk II ini merupakan lanjutan dari Perang Teluk I yang terjadi antara Irak dan Iran di tahun 1980-1988 atau yang disebut juga The Longest War.

 Beberapa faktor yang menyebabkan Perang Teluk II terjadi, diantaranya :

  • Adanya masalah ekonomi akibat terjadiya perang antara Irak dan Iran tahun 1980-1988

Di tahun 1989, pasca terjadinya perang antara Irak dan Iran, di awali ketika harga minyak dunia mencapai titik terendah, sehingga Irak yang bergantung pada minyak di mana ia menyumbang 95 persen devisa negaranya digunakan untuk mendanai pemerintahan dan pembangunan dan menyebabkan Irak mengalami kesulitan dalam hal ekonomi. 

Ini diakibatkan adanya ketidamampuan Irak dalam menghasilkan pendapatan negara dari sektor minyak yang mendukung kebutuhan biaya rekonstruksi yang sangat besar akibat perang, membiayai angkatan bersenjatanya, serta memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat yang berasal dari luar negeri (impor). 

Irak juga mengalami kehancuran infrastruktur, kilang minyak di Basrah yang hancur total, dan lain sebagainya. sehingga dalam memulihkan perekonomiannya, Presiden Saddam Hussein mendesak kepada Arab Saudi dan Kuwait agar dapat membebaskan nya dari utang yang di dapatkan semasa perang antara Irak dan Iran sebesar 40 miliar dolar Amerika, serta meminta kedua negara tersebut memberikan konsesi minyak. 

Namun Arab saudi dan Kuwait menolak dengan keras sehingga membuat Presiden Saddam Hussein marah hingga mengancam akan melakukan kekerasan. 

Hingga pada akhirnya, seperti yang di ucapkan oleh Alastair Finlan dalam Essential Histories, The Gulf War 1991, bahwa Irak menurunkan pasukan untuk menduduki Kuwait sebanyak lebih dari 100.000 tentara dan hampir 2.000 tank.

  • Ambisi Saddam Hussein-Presiden Irak pada masa itu

Saat itu, Saddam Hussein ingin menjadi yang terdepan di dunia Arab karena Irak menjadi negara yang kaya dan stabil di militer serta politik. Hal ini karena Saddam Hussein melihat dunia Arab sebagai panggung di mana ia dapat memainkan peran sebagai pemimpin di dunia Arab, dan Saddam Hussein memiliki ambisi untuk  menjadi pemimpin di dunia Arab. 

Perang Teluk I terjadi di tahun 1980-1988  dan membuat Presiden Saddam Hussein menjadi pahlawan yang melindungi orang-orang Arab, yang mayoritas Sunni dan didominasi oleh bangsa Persia yang mayoritas Syiah. 

Selain itu, Kuwait merupakan salah satu negara anggota PBB, maka dengan begitu Irak sangat ingin menguasai Kuwait agar mempermudah akses keluar masuk di jalur laut sehingga kebutuhan ekspor dan impor dari Irak dapat berjalan lancar.

  • Sejarah masa lalu Irak

Selama Kekaisaran Ottoman, Kuwait merupakan bagian dari provinsi Basrah yang menjadi salah satu provinsi di Irak. Oleh karena itu, Irak berpendapat bahwa Kuwait tidak dapat dipisahkan dari Irak, khususnya Kuwait yang memiliki cadangan minyak yang sangat tinggi. Dengan begitu, Kuwait mempunyai dukungan keamanan dari Inggris apabila ada indikasi Irak menguasai Kuwait. 

Hingga akhirnya Presiden Saddam Hussein memerintahkan untuk kembali merebut Kuwait agar tidak terpisahkan dari Irak.

  • Adanya kepentingan nasional Irak, di mana ia ingin menduduki dan menguasai seluruh wilayah Kuwait serta mengamankan perbatasannya dengan Arab Saudi

Gangguan dan ancaman bagi Irak terhadap integritas negara dan bangsa selalu terjadi, di mana bangsa Kurdi yang selalu menginginkan kemerdekaan yang ingin mendapat dukungan dari Iran dan Israel, sedangkan kaum Syiah Irak yang pergerakannya selalu didukung oleh Iran yang mayoritas Syiah. 

Dengan begitu, Irak mempunyai strategi mencari dukungan dan mempersatukan rakyatnya agar dapat bersatu melawan musuh bangsa. Dalam mempertahankan kekuasannya, Irak juga memberitakan baik di media cetak maupun elektronik dengan menyerukan slogan-slogan nasionalisme dan kebesaran bangsa Irak.

Saat itu angkatan perang Irak merupakan angkatan yang cukup ditakuti dan angkatan perang terbesar keempat di dunia dengan prajurit paling banyak serta mesin perang yang cukup canggih. Dengan demikian, membuat rakyat Kuwait yang hampir 300.000 orang dan tak lupa Emir Kuwait yaitu Shaik Jabir al-Sabah dan keluarganya berhasil mengungsikan diri ke Arab Saudi. 

Beberapa hari setelahnya, Irak mengumumkan bahwa Irak telah menaklukkan Kuwait dan menyatakan bahwa Kuwait telah kembali menjadi bagian dari provinsi 19 Republik Irak.

Dampak Terjadinya Perang Teluk II

Salah satu dampak akibat terjadi nya Perang Teluk II ini adalah seluruh dunia mengencam tindakan Saddam Husein karena telah melanggar ketentuan dan peraturan internasional. 

Bahkan berdasarkan Resolusi 660 Dewan Keamanan PBB, sebagai konsekuensinya, Amerika Serikat menuntut Arab Saudi dan Turki untuk menutup pipa minyak Irak dan mengalirkannya ke negara mereka. Sehingga dengan begitu mengguncang perekonomian Irak, mengingat Irak yang dikucilkan oleh sebagian negara di seluruh sektor kehidupan internasional. 

Peran Amerika Serikat di Timur Tengah juga semakin meningkat seiring dengan meningkatnya konflik antara Israel dan Palestina. 

Kepentingan Amerika Serikat di Timur Tengah antara lain akses minyak, terutama untuk kebutuhan domestik Amerika Serikat dan sekutu di Eropa dan Jepang, perlindungan dan pertahanan Israel, serta pemeliharaan stabilitas keamanan dan perdamaian baik di sektor politik ataupun ekonomi di Timur Tengah.

Daftar Pustaka

Yusuf Solichien M. (2014). Saddam Husein; Kisah di Balik Perang Teluk 1990-1991. Jakarta: Elex Media Komputindo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun