Mohon tunggu...
Humaniora

Pendidikan Indonesia Saat Ini

1 Mei 2018   16:21 Diperbarui: 1 Mei 2018   16:31 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan dalam kbbi mempunyai artian sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam upaya mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Maka dari itu, diharapkan seorang pendidik mampu membimbing serta memberikan pengajaran pada anak didiknya hingga mencetak generasi bangsa Indonesia yang unggul.

Tugas seorang guru disamping menyampaikan materi seperti biasanya, guru dituntut agar mampu mendidik anak didiknya agar mempunyai akhlak yang mulia. Berbakti kepada kedua orang tua, guru, atau mengabdikan diri pada masyarakat. Karakter tersebut harus dapat ditanamkan pada diri siswa.

Baik maupun buruknya prestasi siswa hendaknya jangan dibebankan pada guru saja, melainkan semua elemen diharapkan mampu mendukung tercapainya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. disini, peran dari orang tua sangat menentukan berhasil tidaknya prestasi yang dicapai oleh anaknya. Mengapa? Karena mereka lah sosok yang paling dekat dengan anaknya, maka dari itu keberadaan orang tua sangat dibutuhkan. Apakah itu dari segi motivasi, sukungan, dorongan, dan sebagainya.

Disamping itu, anak-anak seusia SD, SMP, maupun SMA masih butuh pantauan dan awasan dari orang tua masing-masing entah di dalam maupun di luar rumah. Baik itu dari segi belajar mereka atau teman mereka bermain. Hal ini untuk mengantisipasi bebasnya pergaulan anak-anak. 

Karena lingkungan tempat mereka tinggal juga merupakan faktor yang dapat menunjang terbentuknya pribadi belajar mereka. Jika mereka berada di lingkungan yang kurang baik maka tidak akan menutup kemungkinan juga mereka akan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dan hal-hal yang negatif.

Pada saat ini, masih banyak siswa yang memiliki pribadi yang kurang baik, tidak mempunyi tata krama saat berbicara dengan gurunya, bahkan ada yang sampai berani melawan atau membatah nasihat gurunya. Sungguh miris ketika menyaksikan berita-berita yang beredar belakangan ini mengenai keadaan tersebut. Sungguh ironi yang perlu dituntaskan sampai ke akar-akarnya. Lambat laun, kesadaran siswa akan pentingnya bertata krama semakin berkurang. Maka dari itu, peran orang tua mau tidak mau juga diperlukan dalam mendidik anaknya.

Tahun demi tahun berjalan, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pesat. Sebagai negara yang masih ditaraf berkembang, Indonesia harus dapat bersaing dengan negara-negara lainnya. Perlu kita garis bawahi sebuah negara dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut juga maju. 

Sedangkan Indonesia masih dikatakan sebagai negara berkembang. Apalagi saat ini, kesadaran siswa akan kewajibannya untuk belajar semakin hilang. Mereka hanya ingin sesuatu yang instan tanpa berusaha dengan sungguh-sungguh. 

Alhasil ketika melihat nilai semesteran dari mereka, banyak sebagian besar dari mereka yang harus melakukan remidial untuk memperbaiki nilai mereka. Bagaimana tidak? Jika mereka hanya bermalas-malasan main game terus. Sungguh tantangan besar yang harus diselesaikan oleh negara Indonesia agar tidak teringgal dengan negara-negara lainnya.

Bagaiman upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan?

Pemerintah harus meningkatkan anggaran pendidikan, merekalah yang bertanggung jawab untuk menanggung biaya pendidikan bagi warganya. Jangan sampai ada diantara rakyatnya yang tidak bisa mengenyam pendidikan.

Guru  merupakan faktor utama dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Oleh karena itu yang menjadi PR bagi pemerintah adalah memperbaiki kesejahteraan guru. Dengan demikian, bukan hanya guru yang melakukan kewajibannya melainkan juga menerima haknya.

Penyusunan kurikulum juga harusnya mempertimbangkan segala potensi alam, sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana yang tersedia.

Dalam kegiatan pendidikan juga membutuhkan seorang guru yang kreatif, inovatif, ulet serta terampil dan memiliki sikap politik yang jelas.

Pendidikan yang melatih kesadaran kritis juga dibutuhkan untuk menghadapi gemerlap  sosial, budaya, politik dan ekonomi bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun