"Ayah tadi chat ibu katanya lembur hari ini. Lumayan buat tambah tambah pengahasilan sekarang ini." Jawab ibu dengan mata yang sendu.
Jawaban ibu itu membuatku merasa tertampar seketika. Aku yang tadi ingin memberitahu pada ibu bahwa aku ingin masuk AKMIL dan aku membutuhkan perawatan mata seketika sirna. Aku tahu pikiranku ini sangat egois, aku tahu hanya dengan memikirkan nominal yang tidak sedikit itu akan membuat pikiran ibu semakin rumit. Belum juga ibu harus memikirkan cara membayar spp sekolah adikku.
***
Saat malam tiba dan ayah telah pulang kerja, kami sekeluarga makan malam bersama. Dan dilanjut cerita lucu yang dilontarkan adikku. Saat itu keheningan malam terpecahkan oleh canda tawa keluargaku. Aku senang walaupun keluarga kami sederhana tapi bisa membuatku tertawa setiap hari.
Disaat itu pun aku memandangi raut wajah kedua orang tua ku yang tampak amat ceria. Aku iri dengan kedua orang tuaku mereka bisa terlihat bahagia untuk kami walau banyak masalah yang sedang mampir dipikirannya.
  "Raka kamu sekarang sudah kelas 11 kamu harus segera mempersiapkan masa depanmu."  Seketika ayah berkata kepadaku.
  "Mau kemana setelah lulus SMA ini, Nak?" Tanya ayah kepadaku.
  "Aku mau masuk AKMIL yah, t-tapi aku sendiri kurang yakin."  Jawabku penuh kegetiran.
  "Loh kenapa gitu kak? Ayah sama ibu kan selalu mendukung kakak." Tangkas ayah.
  "Pada saat tes AKMIL nanti ada tes buta warna, Raka kan buta warna pasti Raka langsung gugur." Jawabku.
  "Ayo kak kita berobat saja kan ada di Jogja terapinya." Kata ibu.