Mohon tunggu...
Salsabila R
Salsabila R Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

berita kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

KWASHIORKOR | Malnutrition produced by a severely inadequate amount of protein in the diet

26 Mei 2024   20:21 Diperbarui: 26 Mei 2024   21:02 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kwashiorkor merupakan salah satu bentuk gizi buruk atau busung busung lapar yang disebabkan oleh kekurangan gizi protein. Biasa dikenal juga sebagai kekurangan gizi edematous karena adanya tanda dominan yang terlihat adalah edema atau penumpukan cairan pada tubuh terutama pada daerah mata kaki, kaki, perut, dan bisa seluruh tubuh. 

Kwashiorkor masih menjadi masalah kesehatan Balita di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya dimana asupan makanan dan sumber protein sulit didapat atau karena pemanfaatan sumber makanan kaya protein yang masih minim akibat Kurangnya pendidikan dan pengertian yang salah tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakan faktor penting dalam masalah kurang gizi. Salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan adalah pendidikan yang rendah. Adanya pendidikan yang rendah tersebut menyebabkanseseorangkurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupan.

Kwashiorkor sebagian besar ditemukan pada anak - anak dan balita di bagian sub-Sahara Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Tengah. Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan ketergantungan daerah pada diet rendah protein, seperti diet berbasis jagung dari banyak negara Amerika Selatan, juga dapat menyebabkan Kwashiorkor pada anak - anak. 

Gejala Kwashiorkor yang sering terjadi pada anak - anak yang mengalami Kwashiorkor antara lain :

- Anemia, terlihat pucat dan lemas.

-  Perubahan warna dan tekstur rambut serta mudah dicabut atau rontok.

- Perubahan pada kulit, menjadi lebih sensitif, kulit mudah meradang, kulit tampak ruam bersisik hingga timbulnya borok pada kulit.

- Lemas tidak bertenaga untuk beraktifitas.

- Hilangnya massa otot sehingga tampak mengecil atau menyusut (atrofi otot).

- Gangguan pada pencernaan seperti diare, konstipasi dan gangguan pencernaan lainnya.

Kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan asupan protein. Padahal protein adalah komponen utama dalam setiap sel tubuh kita. Protein sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk memperbaiki sel - sel yang rusak kemudian dibentuk lah sel - sel yang baru. Tubuh manusia yang sehat meregenerasi sel dengan cara ini terus-menerus. Protein juga sangat penting bagi pertumbuhan selama masa kanak-kanak dan kehamilan. Jika tubuh kekurangan protein, maka pertumbuhan dan fungsi tubuh yang normal akan mulai terhambat, dan kwashiorkor dapat terjadi.

Terdapat 10 langkah tindakan pelayanan pada gizi buruk, yaitu mencegah dan mengatasi hipoglikemia, mencegah dan mengatasi hipotermia, mencegah dan mengatasidehidrasi,memperbaiki gangguankeseimbanganelektrolit, mengobatiinfeksi,memperbaiki kekurangan zat gizi mikro, memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi, memberikan makanan untuk tumbuh kejar, memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang, dan mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah yang masing-masing dibagi dalam 4 fase, yaitu fase stabilisasi, fase transisi, fase rehabilitasi, dan fase tindak lanjut.

Sebagai mahasiswi Universitas Airlangga yang menekuni bidang Gizi, saya memiliki keinginan untuk turut serta ke dalam setiap proses apapun yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi dan memberantas kasus gizi buruk yang ada di Indonesia. Saya berharap segala proses yang saya jalani saat ini akan membuahkan hasil untuk kedepannya. 

Referensi : 

Tropical Medicine Central Resource. 2008. Kwashiorkor (Protein–Calorie Malnutrition 

)http://tmcr.Usuhs.mil/tmcr/chapter1 6/Kwashiorkor.htm 

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia . Pedoman Pelaksanaan Respon Cepat Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun