Cantik sebuah kata yang menjadi dambaan bagi setiap perempuan. Tidak jarang dari perempuan merasa senang dan bangga ketika ada yang memujinya cantik, terlebih oleh seorang pria. Banyak cara yang ditempuh oleh seorang perempuan untuk menjadikan dirinya cantik, mulai dari cara yang tradisional dengan meminum jamu sampai dengan cara yang modern, seperti melakukan fitnes, facial, laser, chemical peeling sampai suntik putih sekalipun, semua dilakukan.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi ini, menjadikan perempuan semakin terombang-ambing mengenai persepsi kecantikan itu sendiri. Banyaknya mode yang datang silih berganti serta standar ukuran kecantikan yang beredar di media massa menjadi salah satu pendorong bagi para perempuan untuk lebih memperhatikan penampilan fisik, terutama dalam kecantikannya. Disamping itu, pemahaman yang ada serta melekat pada masyarakat pun harus segera dibuang. Masyarakat menilai bahwa pria itu dapat dikatakan sempurna ketika memiliki karir serta presatasi yang bagus, sedangkan perempuan dapat dikatakan sempurna apabila memiliki kecantikan serta penampilan yang indah, hal ini menjadi faktor lain yang menuntut para perempuan untuk tampil sempurna secara fisik atau outer beauty. Secara tidak disadari dengan apa yang telah dilakukan oleh para perempuan ini dapat mempersempit makna dari kecantikan itu sendiri.
Lantas sebenarnya apa makna dari kecantikan itu? Apa harus putih dulu baru bisa dibilang cantik? Apa harus langsing dulu supaya dipuji cantik? Bagaimana dengan nasib seorang perempuan yang mempunyai badan gemuk serta kulit yang tidak putih, apa tidak bisa dikatakan cantik? Dalam hal ini dapat kita ketahui bahwa  definisi cantik tidak bisa disama ratakan, setiap orang mempunyai versi cantiknya masing-masing. Seperti halnya cantik menurut suku Dayak yaitu diukur dari banyaknya anting-anting yang menepel pada telinganya hingga menjuntai dan memanjang, baru perempuan itu akan dikatakan cantik.
Ketika kita dianugrahi mempunyai kulit yang putih, maka patut kita syukuri, begitu pun sebaliknya ketika kita dianugrahi memiliki kulit yang tidak putih, maka patut kita rawat agar tetap bersih dan bercahaya. Karena pada hakikatnya cantik merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh Tuhan yang patut kita syukuri serta kita rawat. Semua perempuan cantik, adapun yang merasa dirinya tidak cantik maka dapat dipastikan kurangnya syukur dalam diri pada apa yang telah Tuhan berikan.
Berbicara mengenai kecantikan sesungguhnya tidak hanya ada pada kecantikan fisik semata, akan tetapi pada kecantikan hati dan jiwa.  Karena kecantikan fisik takkan abadi semuanya akan  sirna ditelan usia, beda hal nya dengan kecantikan hati dan jiwa yang keberadaannya akan abadi dan takkan hilang ditelan massa. Akan tetapi tidak sedikit dari kita yang lebih mengutamakan kecantikan fisik dibandingkan dengan kecantikan hati dan jiwa.
Perempuan merupakan sosok yang tidak hanya terdiri dari raga saja akan tetapi adanya dimensi yang harus terpenuhi secara adil dan sempurna. Karena manusia dapat dikatakan sempurna ketika apa yang ada pada dirinya dapat dipenuhi secara seimbang baik dalam bentuk material ataupun spiritual. Sehingga dapat kita fahami bahwa ketika menilai seorang perempuan itu tidak hanya dilihat dari bentuk fisiknya saja akan tetapi harus dilihat dari apa yang ada dalam dirinya yang biasa kita sebut dengan inner beauty yaitu suatu kecantikan yang hakiki, yang terpancar pada diri seseorang yang dapat terlihat dalam perilaku terhadap orang lain, baik dalam tutur kata, budi pekerti, akhlak serta ketaatan dalam beribadah. Dengan adanya inner beauty ini dapat menjadi penyempurna dalam diri seseorang. Â Apalah daya ketika kecantikan fisik saja yang dimiliki tidak dengan kecantikan hati.
Perempuan yang memiliki inner beauty ini diantaranya perempuan yang memiliki intelegensi, keterampilan, prestasi serta akhlak yang baik yang dapat memberikan kebermanfaatan bagi dirinya serta orang-orang yang ada disekitarnya, memiliki kelapangan hati seluas samudera yang tak akan goyah ketika mendapati kesedihan, selalu rendah hati dan murah senyum yang membuat dirinya terpancar menjadi pribadi yang mempesona. Keberadaannya selalu memberikan ketenangan  dan kenyamanan, yang selalu dinantikan oleh siapa pun yang mengenalnya.
Namun Inner Beauty ini menjadi suatu hal yang sulit dalam mengimplementasikannya. Tidak sedikit kita temui seseorang yang memiliki wajah yang rupawan dengan kulit putih dan bersih, namun apakah itu semua sudah dapat dijadikan sebagai tolak ukur bahwa kepribadiannya secantik wajahnya? Tentu saja tidak bisa. Lalu bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk bisa menjadikan inner beauty ada dalam diri kita? Langkah yang dapat kita lakukan dalam meraih inner beauty ini diantaranya dengan selalu berfikiran positif, menyebar senyuman dengan tulus, senantiasa bersabar dalam menjalani hidup, menjadikan masalah yang menimpa sebagai suatu tantangan yang harus dihadapi, memperluas pengetahuan, selalu terbuka dengan saran dan ide dari orang lain, serta selalu mensyukuri segala sesuatu yang telah dianugerahkan oleh Tuhan. Semoga dengan langkah-lamgkah yang dapat kita tempuh ini menjadikan kita sebagai pribadi yang memiliki inner beauty yang baik.
DAFTAR RUJUKAN:
Kholifah, Y. B. (2021). Strategi Membangung Jiwa Inner Beauty Melalui Pendidikan Pesantren. Al-Fatih: Jurnal Studi Islam, 9(2), 18-37.
Ma, H. (2023). Inner and outer beauty: exploring female beauty in contemporary China. Journal of Gender Studies, 32(6), 562-574.
Schmalzried, L. (2013). Inner Beauty---The Friendship Hypothesis. Switzerland: Universitt Luzern.
Wulandari, F. (2022). KONSEP KECANTIKAN DALAM AL-QUR'AN (Tafsir Tematik Analisa Operasi Plastik) (Doctoral dissertation, Iain Ponorogo).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H