Mohon tunggu...
Salsabila Naili Aulia Putri
Salsabila Naili Aulia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Saya adalah mahasiswa prodi Hubungan Internasional, Universitas Jember. Saya tertarik dengan dunia kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekonomi Politik Internasional: Pengertian, Perspektif, dan Perkembangannya

1 Maret 2024   09:07 Diperbarui: 1 Maret 2024   09:09 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada studi Hubungan Internasional terdapat suatu sub disiplin yang unik dimana menggabungkan dua aspek yang berbeda menjadi satu kesatuan. Sub disiplin tersebut adalah Ekonomi Politik Internasional. Seperti namanya, Ekonomi Politik Internasional adalah suatu kajian dalam studi Hubungan Internasional yang mengkaji tentang ekonomi dan politik di waktu yang bersamaan.

Pengertian

Ekonomi dan politik memang tidak dapat dipisahkan. Ekonomi yang diwakilkan oleh pasar dan politik yang diwakilkan oleh pemerintahan sangat mempengaruhi bagaimana kehidupan suatu negara berlangsung. Ekonomi merupakan hal yang erat kaitannya dengan kekayaan, sementara politik erat kaitannya dengan kekuasaan dan kekuatan. Dengan demikian, ekonomi politik internasional secara tidak langsung juga merupakan upaya untuk mengejar kekuasaan dan kekayaan dalam perekonomian internasional.

Ekonomi Politik Internasional adalah studi yang menggabungkan antara ekonomi dan politik menjadi satu dengan melintasi batas-batas negara yang ada. Menurut Robert Gilpin (1987), ekonomi politik internasional adalah kajian tentang bagaimana politik dan ekonomi saling berkaitan dan mempengaruhi dalam lingkup internasional. Sementara, menurut Thomas Oetley (2006), ekonomi politik internasional merupakan kajian yang menganalisis tentang cara kepentingan ekonomi dan politik berinteraksi yang kemudian dapat membentuk sebuah kebijakan politik.

Fokus utama ekonomi politik internasional terletak pada aspek yang mengemuka paling menonjol dalam studi ini, sehingga mencetuskan banyak perhatian. Aspek tersebut adalah pola interaksi pertarungan politik antara negara kuat dan lemah yang pada akhirnya membentuk sebuah kebijakan ekonomi baru yang dianut oleh kedua negara tersebut. Analisis ini difokuskan untuk melihat interaksi yang terjadi antara faktor negara dan pasar, wealth dan power, dan exchange dan authority dalam hubungan antar kedua negara tersebut. Analisis inilah yang nantinya akan digunakan oleh suatu negara untuk membentuk kebijakan politik maupun ekonomi nasionalnya dalam memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya.

Perspektif yang Terdapat dalam Ekonomi Politik Internasional

Pada ekonomi politik internasional terdapat beberapa perspektif atau teori yang digunakan untuk mengkaji sistem ekonomi politik yang ada.

1. Teori Liberal

Teori liberal terbagi lagi menjadi dua teori. Teori pertama merupakan teori klasik yang digagas oleh Adam Smith. Teori kedua adalah teori neo-klasik yang merupakan pembaruan sekaligus pelengkap teori sebelumnya. Teori neo-klasik sendiri memiliki tokoh-tokoh seperti Samuelson dan Paul Krugman.

Dalam teori klasik, Adam Smith mengatakan bahwa kunci dari kekayaan dan kekuatan suatu negara dalam perdagangan internasional terletak pada keunggulan absolut (absolute advantage). Menurut pandangan Adam Smith, untuk mencapai keuntungan absolut harus ada pembagian kerja (division of labour), dimana setiap negara menciptakan produksinya sesuai kemampuan dan sumber daya masing-masing (Gilpin 1987: 41-42). Hal ini agar negara yang memiliki keunggulan sumber daya menghasilkan sejumlah produk untuk memiliki keuntungan ekonomi yang lebih banyak dibandingkan negara yang hanya memiliki sedikit sumber daya.

Doktrin lain dalam aliran klasik adalah adanya pasar bebas (free market). Pasar bebas bermakna bahwa perdagangan suatu negara ke negara yang lain harus bebas dari segala macam hambatan politik, sehingga pergerakan barang yang terjadi bisa langsung bebas dan alamiah. Teori ini beranggapan jika suatu pergerakan barang dibatasi maka akan menyebabkan terjadinya penurunan keuntungan yang dapat berakibat pada penurunna kekuatan suatu negara.

Dalam aliran neo-klasik beberapa hal dalam aliran klasik masih dipertahankan dengan beberapa penambahan di beberapa bagiannya. Dalam pendekatan terdahap perdagangan internasional, teori neo-klasik masih mempertahankan konsep keuntungan absolut dengan menyoroti peran dan efisiensi dan produktivitas dalam menentukan spesialisasi produk. Dalam pandangan terhadap campur tangan pemerintah, teori neo-klasik berpandangan campur tangan pemerintah dalam beberapa kasus itu perlu, terutama dalam menanganni kegagalan pasar dan menciptakan perekonomian yang kondusif. Selain itu, neo-klasik juga lebih terbuka terhadap investasi asing yang masuk dalam membantu perkembangan ekonomi untuk mentransfer modal dan teknologi antarnegara.

2. Teori Nasionalis

Teori nasionalis bisa disebut juga sebagai teori perdagangan merkantilis. Teori ini berpandangan bahwa dalam perdagangan internasional negara memiliki andil yang utama sebagai penggeraknya. Teori ini berpandangan bahwa ekonomi merupakan alat politik yang dijadikan sebagai dasar kekuatan politik, dan kepentingan nasional sebagai tujuan akhir dari perdagangan. Teori ini juga melihat bahwa ekonomi internasional adalah tempat untuk melangsungkannya konflik bagi perbedaan kepentingan negara-negara yang saling bertentangan. Teori ini mengemukakan bahwa persaingan ekonomi yang dimana ada keuntungan dan kerugian merupakan permainan zero-sum, dimana ketika suatu negara mendapatkan keuntungan maka itu merupakan kerugian untuk negara lain.

3. Teori Marxisme

Teori Marxisme adalah teori yang berkembang dari pemikiran Karl Marx. Teori ini adalah kritik terhadap kapitalisme yang pada saat itu terjadi di Inggris. Teori ini beranggapan bahwa aktivitas ekonomi adalah tempat berlangsungnya eksploitasi dan perbedaan kelas sosial. Dalam Teori Marxisme ini terdapat tiga pandangan yang saling mendukung satu sama lain. Yang pertama, kompetisi ekonomi memaksa para pemilik modal untuk meningkatkan efisiensi dan modalnya sebagai konsekuensi kesejahteraan ekonomi yang diperuntukkan untuk para pemilik modal sendiri. Kedua, adanya investasi mendorong pertumbuhan ekonomi yang produktif hingga terjadi perputaran modal baru. Ketiga, inestasi yang berskala besar dan terus-menerus hanya akan menjerumuskan kaum buruh karena mengurangi upah yang ada, tetapi sisi positifnya adalah peningkatan kapasitas memproduksi barang. Hal ini dikarenakan adanya invesasi selalu dibarengi dengan penigkatan teknologi dalam hal ini mesin-mesin untuk produksi, sehingga pekerjaan yang tadinya dilakukan manual digantikan oleh mesin.


Perkembangan Ekonomi Politik Internasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun