Secara filosofis, retorika menyangkut pertanyaan pertama yaitu pertanyaan ontologis yaitu apa hakikat retorika. Kedua, mencakup persoalan epistemologis, yaitu bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan yang relevan dengan retorika. Ketiga, aksiologi, apa manfaat retorika?
Pada mulanya retorika mempunyai tiga unsur, yaitu pembicara, khalayak, dan pesan informatif, persuasif, dan menghibur, yang biasanya menjadi materi atau isi pidato.Namun belakangan ini media menjadi elemen penting dalam wacana, seperti media tradisional, media tradisional, dan media sosial.
Setidaknya ada tiga unsur retoris. Pertama, kesedihan. Artinya persuasif (membujuk atau mempengaruhi hati dan pikiran). Seorang pembicara harus mempunyai pathos yang dapat menggugah emosi pendengarnya sehingga membanjiri pendengarnya dengan kesedihan, rasa kasihan dan simpati.
Kedua, logo. Logos artinya menurut akal. Sebaiknya pemikiran yang diungkapkan dalam pidato tersebut memperhatikan logika. Akal adalah pemikiran, kemampuan intelektual, atau pemahaman yang mendalam.
Ketiga, etos. Etos secara harafiah berarti sikap, kepribadian, watak, watak. Â Dalam konteks keberhasilan retoris, pembicara harus mempunyai sikap, kepribadian, perangai dan karakter agar pesan yang disampaikan dapat dipercaya oleh pendengarnya.
Retorika erat kaitannya dengan ilmu komunikasi karena sama-sama berbicara tentang interaksi komunikatif manusia,baik proses pengiriman pesan oleh pembicara, penerimaan pesan oleh pendengar, maupun pengolahan pesan melalui media tertentu.
Retorika juga bersinggungan dengan psikologi. Terutama psikologi pembicara dan pendengar. Kemiripan situasi tersebut terdapat pada objeknya yaitu berbicara tentang tingkah laku dan mentalitas manusia.
Dari sudut pandang epistemologis, keduanya mencakup sains dan sains terapan. Ketika seseorang berpidato, sebenarnya yang terjadi bukan sekadar retorika melainkan proses psikologis.
Faktanya, retorika dapat dilihat dari beberapa cara. Pertama, retorika oratoris, atau biasa disebut retorika dosen, cenderung bersifat informatif dan mendidik.Kedua retorika politisi yang cenderung persuasif. Ketiga, retorika  pemerintah yang cenderung informatif dan persuasif
Ini adalah ruang lingkup retorika dan mencakup definisi, hakikat ilmu, kerangka filosofis dan praktis, unsur-unsur, komponen dan hubungannya dengan ilmu-ilmu lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H