Pernakah pembaca berada di posisi tidak mengetahui sesuatu atau tidak memahami sesuatu namun akhirnya menjadi tahu dan paham dengan hal tersebut?
Iya, tentu saja seluruh pembaca pernah mengalaminya. Sebuah transformasi (perubahan) dari ketidaktahuan menjadi tahu. Ataupun dari ketidakbisaan menjadi bisa.
Misalkan seorang anak yang lahir dalam keadaan tidak memahami apa-apa. Namun, akhirnya mengetahui berbagai hal secara bertahap karena diperkenalkan dan dibimbing oleh orang-orang disekitarnya.
Proses ini yang disebut dengan proses mencari tahu (Belajar). Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Dalam Dunia akademisi, sudah cukup banyak pakar dan peneliti yang telah melakukan observasi dan pengamatan hingga turut serta memberi kesimpulan berupa teori Belajar.
Dalam tulisan kali ini, penulis ingin mengulas 3 (tiga) teori belajar dari 3 pakar yang cukup terkenal yakni Teori belajar Pavlov (Conditioning theory), Thorndike (Connectionism theory) dan Skinner (Behaviorisme theory).
1. Teori Belajar Pavlov (Classic Conditioning theory)
Classic Conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.
Dalam penelitian ini, Pavlov berhasil menemukan hukum-hukum belajar yakni, Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat. Serta Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
Dari hukum yang ditemukan oleh Pavlov ini, dirinya menyimpulkan bahwa Belajar mementingkan pengaruh lingkungan, mementingkan bagian-bagian, mementingkan peranan reaksi, mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon, mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya, mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan, hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.