Mohon tunggu...
Salsabila Fiani
Salsabila Fiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, saya adalah mahasiswa Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada. Peminatan Kesehatan Lingkungan membuat saya ingin aktif membagikan informasi tentang Kesehatan Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kelola Sampah dengan Bijak, Sudah Saatnya Memilah dilakukan dari Rumah

23 September 2024   21:30 Diperbarui: 31 Oktober 2024   00:19 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahukah Anda bahwa saat ini Indonesia masih berada dalam kondisi darurat sampah? Dari tahun ke tahun jumlah timbulan sampah terus meningkat dan menjadi fenomena yang mengkhawatirkan.

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), di tahun 2023 timbulan sampah nasional sudah mencapai angka 38 juta ton, sedangkan 14,6 ton nya belum terkelola dengan baik. Timbulan sampah ini umumnya berasal dari sampah rumah tangga dimana jumlah dan jenisnya berbeda sesuai pola hidup masing-masing keluarga.

Sampah menjadi permasalahan umum di berbagai tempat. Jika tidak ditanggulangi dengan serius akan menjadi bencana di kemudian hari. Kebiasaan masyarakat memperlakukan sampah menjadi kenyataan yang semakin memperparah keadaaan. Tak sedikit yang suka membuang sampah ke selokan atau sungai sehingga alirannya tersekat dan tak bisa mengalir lancar. Tak sedikit juga yang membuang sampah di pembatas jalan, di tempat sepi, tanah kosong, bahkan di tempat yang sudah ada larangannya. Kebiasaan ini tentunya akan merusak lingkungan.

Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah sampah? 

Sampah tentu harus dikelola dengan benar agar tidak hanya menumpuk di TPA dan tertimbun di tanah. Ibarat membangun sebuah bangunan, pengelolaan sampah juga memerlukan langkah yang berkesinambungan. Perlunya keterlibatan banyak pihak dari hulu sampai ke hilir. Hulu meliputi pengangkutan dari sumber sampah, sedangkan hilir adalah proses akhir sampah tersebut apakah nanti berakhir di TPA saja atau dikelola dengan benar.

Tindakan dari hulu juga membutuhkan langkah bijak sebelum sampah tersebut di angkut. Salah satu langkah terbaik dalam pengelolaan sampah adalah memilah. 

Lalu, apa itu memilah? 

Memilah artinya memisahkan sampah sesuai jenisnya, yaitu :

1. Sampah organik yaitu sampah sisa makhluk hidup seperti sisa sayuran, buahan, daging dan sisa dapur

2. Sampah an-organik yaitu sampah yang tidak membusuk seperti plastik, kaleng, bungkus makanan dan sejenisnya.

3. Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun B3 (baterai, jarum, pecahan kaca).

Mengapa Harus Memilah dari Rumah?

Memilah bukan saatnya lagi hanya dilakukan oleh penggiat lingkungan. Memilah sudah harus menjadi kebiasaan setiap rumah. Memilah penting dilakukan dari rumah karena sumber sampah terbesar umumnya berasal dari rumah tangga yang memiliki jenis berbeda-beda. Memilah harus dibiasakan dari rumah karena keluarga adalah faktor pendukung utama untuk merubah kebiasaan seseorang. Memilah membawa banyak manfaat yaitu :

  1. Mengurangi Beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah yang dapat didaur ulang tidak akan menumpuk di TPA.

  2. Mempermudah Daur Ulang. Pemilahan memungkinkan sampah dapat langsung dimanfaatkan dan diolah kembali.

  3. Mengurangi Pencemaran. Sampah plastik  sulit terurai serta bisa mencemari tanah dan air, maka sebaiknya di daur ulang. 

  4. Menghasilkan Kompos.

  5. Membuat sumur biopori.

  6. Mengurangi Risiko Bahaya pada Manusia dan Lingkungan : Sampah B3 perlu dipisah agar tidak mencemari lingkungan dan membahayakan orang lain.

  7. Mendukung Ekonomi Sirkular : Pemilahan sampah membuka peluang untuk memanfaatkan sampah menjadi produk baru yang bernilai ekonomis dan menciptakan lapangan pekerjaan di sektor daur ulang. 

Berikut cara mudah memilah sampah dari rumah :

1. Sediakan wadah yang berbeda untuk ketiga jenis sampah yaitu organik, anorganik dan sampah B3

2. Beri label pada wadah untuk memudahkan keluarga memilah sampah.

3. Pilah sampah organik : Masukkan sampah organik ke dalam wadah organik.

4. Pilah sampah an-organik : Masukkan sampah plastik, kaleng, bungkus makanan ke wadah an-organik.

5. Pilah sampah B3 : sampah B3 harus dikemas dengan aman sebelum dibuang.

6. Kurangi pemakaian plastik misalnya membawa tas belanja saat ke pasar.


Bagaimana pemanfaatan sampah organik setelah dipilah?

Sampah organik bisa diolah menjadi kompos yang bermanfaat sebagai pupuk alami, dimasukkan ke sumur biopori untuk menyuburkan tanah, atau bisa dimanfaatkan untuk pakan maggot yang disebut juga lalat Black Soldier Fly (BSF). Maggot merupakan salah satu media pengurai sampah organik.

Bagaimana pemanfaatan sampah an-organik?

Setelah dipilah, sampah an-organik bisa disetorkan ke Bank Sampah yang saat ini sudah banyak berdiri di berbagai daerah, di daur ulang atau dimanfaatkan kembali. Bank Sampah adalah tempat untuk menabung sampah yang sudah dipilah, umumnya menerima sampah anorganik saja. Namun, ada beberapa Bank Sampah yang mau menerima sampah organik karena sudah memiliki alat komposter. Instansi pemerintah juga memfasilitasi Tempat Pengelolaan Sampah Reuse-Reduce-Recycle (TPS3R) untuk menerima sampah yang sudah dipilah. 

Seperti halnya Dinas Perumahan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PerkimLH) Kota Pariaman yang membangun TPS3R di beberapa Kelurahan dilengkapi dengan becak motor untuk menjemput sampah ke rumah warga sekitar, serta satu set alat ternak maggot untuk sampah organik. Dinas PerkimLH juga memonitoring perkembangan TPS3R secara berkala. Tentu saja hal ini sangat membantu masyarakat untuk menyetorkan sampah. Hal ini juga bermanfaat untuk mengatasi permasalahan sampah di wilayah tersebut. Penyediaan fasilitas lengkap seperti ini diharapkan dapat dilakukan oleh pemerintah di tempat-tempat lainnya sehingga dapat berperan besar dalam penurunan timbulan sampah. 

Masyarakat sudah semakin mudah memilah dan menyetor sampah. Sayangnya, hingga saat ini memilah belum menjadi kebiasaan di tengah masyarakat. Masyarakat juga masih mengeluh repot untuk menabung di bank sampah. Umumnya sistem pencatatan pada bank sampah masih manual sehingga terkadang tidak menarik bagi masyarakat. Tetapi ternyata, ada inovasi yang berbeda. Sebuah contoh inspiratif dalam pencatatan sampah sudah dilakukan oleh PT Semen Padang. 

PT Semen Padang menerbitkan sistem pencatatan digital setoran sampah yaitu website Nabuang Sarok (NASA). Program mereka mirip dengan sistem bank sampah yaitu menukar sampah an-organik dengan hadiah menarik. Bagi PT Semen Padang sendiri sampah tersebut akan digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil untuk keperluan produksi. Hal yang paling menarik adalah website Nabuang Sarok memungkinkan masyarakat untuk memantau perolehan poin, sehingga mereka semakin semangat menyetorkan sampah. Sistem pengumpulan sampah berbasis digital ini sangat cocok beradaptasi dengan generasi masa kini. Pengguna website Nabuang Sarok juga semakin bertambah setiap harinya. Hal ini dapat menjadi contoh bagi bank sampah lainnya untuk memakai sistem pencatatan digital.

Memilah sampah sebenarnya sederhana tapi efeknya luar biasa. Disamping ikut menjaga lingkungan, kita sekaligus bisa menuai keuntungan yaitu menghasilkan hadiah. Adanya berbagai cara dan tempat pengelolaan sampah semakin menyadarkan kita bahwa sebenarnya tidak ada lagi kesulitan untuk memilah sampah.

Dengan memilah sampah, kita sudah menyelamatkan banyak makhluk hidup di muka bumi ini dari bahaya sampah khususnya plastik. Hanya perlu menumbuhkan niat dan kesadaran bahwa dengan menjaga lingkungan, sebenarnya kita sedang menjadi pahlawan untuk generasi di masa depan. Sayangi dirimu, lingkunganmu, dan jadilah pahlawan untuk generasimu. 

Yuk mulai biasakan memilah sampah dari rumah.

***

Referensi :

Atika Sari, D. A., dkk. (2023). Pengelolaan Bank Sampah Mandiri Secara Berkelanjutan di Kelurahan Mojosongo Surakarta. ENVIRO: Journal of Tropical Environmental Research, 24(2), 28. https://doi.org/10.20961/enviro.v24i2.70435

Putri, M. S. A., dkk. (2023). Effectiveness of Organic Waste Degradation Level using the Black Soldier Fly Maggot. Journal of Health Science and Prevention, 7(1), 1–9. https://doi.org/10.29080/jhsp.v7i1.822

Supriyanto, D., dkk. (2021). Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Re-Use, Recycle (Tps3R) Di Desa Purwojati, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Jurnal Aksi Afirmasi, 2(2), 1–11. https://doi.org/10.35897/jurnalaksiafirmasi.v2i2.584

7,2 Juta Ton Sampah di Indonesia Belum Terkelola Dengan Baik. (2023). Diakses pada 22/9/24 dari https://www.kemenkopmk.go.id/72-juta-ton-sampah-di-indonesia-belum-terkelola-dengan-baik

Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah. (2023). Diakses pada 23/9/24 dari https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/

Aksi Bersih Negeri di HPSN 2024, Gubernur Apresiasi Program Nabuang Sarok Semen Padang. (2024). Diakses pada 23/9/24 dari https://www.semenpadang.co.id/id/article/read/aksi-bersih-negeri-di-hpsn-2024-gubernur-apresiasi-program-nabuang-sarok-semen-padang

TPS3R dari instagram @dinasperkimlh_kotapariaman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun