Detik-detik menjelang pemilu 2019, cukup miris dengan adanya berita hoax yang semakin meningkat. Kembali  maraknya berita palsu yang merajalela di berbagai laman berita mauoun media sosial. Media sosial  merupakan salah satu sarana berkembangnya berita hoax. Seperti situs berita yang memberitahukan berita palsu atau judul tidak sesuai isi. Akibat dari tersebarnya berita palsu kemudian dipercaya mengandung kebenaran dari berbagai kalangan. Melalui ayat ini kita dianjurkan untuk memeiksa akan kebenaran berita tersebut, QS Hujurat Ayat 6 yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan telinga agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atau perbuatanmu itu."
Penjelasan dari ayat diatas mengajarkan kita, bahwa jika kita mendapatkan berita dari orang-orang tidak bertanggungjawab apalagi yang telah menyimpang dari batas-batas agama, maka jangan tergesa-gesa untuk percaya. Namun, carilah penjelasan terlebih dahulu yang sebenarnya sebelum terpengaruh oleh berita itu. Dikhawatirkan masyarakat terjerumus didalamnya, yang merupakan kaum tidak bersalah akan tetapi ikut tertimpa keburukan dan hal-hal yang tidak diinginkan sehingga masyarakat menyesal dan bersedih atas kesalahan yang mereka perbuat lalu berharap hal itu tidak akan pernah terjadi lagi.
Banyaknya pendukung yang berbeda-beda pendapat juga bisa terjadinya berita hoax tersebar. Semua tergantung tingkat fanatik para pendukung capres dan cawapres. Mereka selalu menghina capres lawan dan tidak segan-segan membuat fitnah. Salah satu penyebaran fitnah yang paling efektif adalah melalui media sosial,misalnya di Twitter istilahnya dijadikan trending topik. Diluar semua itu kita juga sering mendapat berita hoax di WhatsApp, bila kita tidak cermat dengan mudahnya kita membagikan informasi yang belum jelas.
Dalam menghadapi pemilu 2019, seharusnya masyarakat tidak peduli terhadap penggunaan media sosial untuk mencari informasi tentang progam capres dan cawapres. Terkadang berita yang bersumber dari media sosial belum jelas kebenarannya. Perlunya masyarakat membiasakan diri dalam mencari informasi. Biasanya berita yang di media sosial disebarkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
Bangsa Indonesia saat ini semakin memperkeruh masalah dalam pandangan juga pendapat yang tidak rasional. Berita bohong juga berpengaruh kepada masyarakat sehingga muncul terjadinya konflik. Beberapa pihak menunjukan bahwa hoax menjadi ancaman cukup serius.
Meningkatnya berita hoax membuat masyarakat kebingungan, juga dapat merugikan kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak hanya itu,demi terwujudnya persatuan dan kesatuan juga akan terpengaruh pula. Pemerintah akan merasa kesulitan dalam membangun dan menyejahterakan masyarakat. Oleh karena itu,pemerintah membuat beberapa progam seperti  PKH,BPJS,dan lain-lain. Meski ada kendala terhambatnya oleh masyarakat yang terlalu mempercayai berita hoax tersebut.
Perbuatan yang tidak diinginkan ini, seharusnya tidak boleh dibiarkan saja. Perlu adanya upaya dan tindakan untuk melawan segala macam berita hoax,agar tidak terjadi beberapa waktu yang akan datang. Isu hoax ini sangat  berpengaruh besar terhadap berlangsungnya pemilu. Oleh karena itu,banyak pihak yang berpartisipasi ikut serta dalam meminimalisir adanya berita hoax tersebut. Sebab, berita bohong alias hoax juga akan mengurangi kerukunan dan keharmonisan dalam masyarakat.
Menghimbau dalam penyelenggaraan Pemilu 2019, KPU tidak akan membiarkan tersebarnya berita hoax yang dianggap sebagai kebenaran. Setiap ada hoax pemilu, KPU langsung mengklarifikasi dan menyampaikan kebenaran melalui berbagai media. Sehingga masyarakat akan mengetahui berita hoax yang seharusnya tidak dipercaya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H