Apakah kalian pernah merasakan marah? tidak berdaya? atau emosi-emosi negatif lainnya yang membuat kalian merasa menyesal melakukan hal tersebut.Â
Lalu, ketika merasakan hal tersebut apakah kalian tahu bagaimana cara untuk mengatasi dan mengelola emosi tersebut? Semakin banyak pertanyaan yang diajukan diawal, mari kita kupas materi ini dengan perlahan.
Sebagai seorang mahasiswa pasti banyak sekali kondisi yang membuat kita menjadi emosional, contohnya ketika kita sedang merasa sedih kita akan cenderung menjadi malas-malasan padahal banyak kegiatan dan tugas yang harus kita selesaikan tetapi karena kita merasa sedih dan malas untuk mengerjakannya pekerjaan yang harusnya dikerjakan menjadi terbengkalai akhirnya kita sendiri yang menyesali perbuatan tersebut dan akan  bertambah lagi rasa sedih kita karena menyesal telah melakukan hal yang membuang-buang waktu.Â
Emosi yang kita rasakan itu bersifat spontan, seperti bahagia yang spontan,sedih yang spontan, kesal yang spontan. Intinya setiap emosi yang keluar itu bersifat spontan karena adanya sesuatu yang memancing emosi tersebut untuk keluar. Setiap ada stimulus dari luar pasti emosi itu akan muncul. Akan tetapi perilaku yang kita keluarkan setelah emosi yang muncul itu yang bisa kita kondisikan, bisa kita kontrol dan bisa kita atasi. Nah, hal seperti ini bisa kita sebut sebagai regulasi emosi.Â
Menimbulkan pertanyaan baru nih, apa sih regulasi emosi itu?Â
Regulasi emosi menurut Thompson (1995) adalah sebuah kemampuan seseorang dalam mengontrol, mengevaluasi, dan mengubah reaksi emosional untuk mencapai tujuan. Regulasi emosi dipandang sebagai sesuatu yang positif karena dimana seseorang yang melakukan regulasi emosi akan mampu melakukan pengendalian dirinya sendiri terhadap emosi yang ada.Â
Maka, dapat kita pahami bersama bahwa regulasi emosi merupakan kemampuan seseorang yang mampu memahami sesuatu yang datang dari dirinya dan kemampuan untuk mengontrol suatu reaksi yang akan keluar dari dirinya serta kemampuan menjadi kemampuan tertinggi dimana seseorang benar benar memahami dirinya sendiri dan mampu mengendalikan emosinya agar tidak terjadi hal-hal yang membuatnya menyesali perbuatan tersebut.Â
Regulasi emosi ini sangat penting diterapkan karena dengan meregulasi emosi kita jadi mengetahui tindakan apa yang harus kita lakukan dan tindakan apa yang harus kita hindari agar hal yang kita putuskan tidak menimbulkan dampak yang negatif.Â
Sebelumnya ada pertanyaan yang menyinggung bagaimana cara kita mengatasi emosi-emosi tersebut? Berikut ini terdapat tips kita mengatasi reaksi emosional yang keluarÂ
1. Kenali emosi kalian sendiriÂ
Sebelum kalian mengatasi emosi yang keluar kalian harus mengetahui terlebih dahulu emosi apa yang keluar apakah sedih? atau marah? atau senang? Bila kita tidak mengetahui emosi apa yang kita rasakan maka kita akan kesulitan untuk mengelola dan mengontrol emosi tersebut karena kita sendiri belum mengetahui emosi apa yang muncul. Maka dari itu tips yang pertama ketahui dan kenali emosi kita terlebih dahulu.Â
2. Tetapkan blocking time dan tepatiÂ
Hal ini hampir bisa disebut sebagai manajemen waktu, usahakan agar dapat meminimalisir emosi yang keluar kita mampu mengendalikan diri kita untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan kegiatan tersebut harus dikerjakan dan di tepati waktunya.
3. Lakukan penundaanÂ
Tidak semua penundaan buruk, bahkan kemampuan menunda adalah kemampuan dasar dalam meregulasi kan diri. Saat kalian merasa bahwa kalian mengalami dorongan yang kuat untuk melakukan sesuatu yang buruk maka, tundalah.
4. Journaling
Salah satu teknik journaling yang dapat dilakukan untuk meregulasikan emosi adalah dengan menulis pada catatan harian. Keluh kesah yang dirasakan dapat dicurahkan dan dikeluarkan dalam tulisan sehingga meminimalisir pengeluaran reaksi emosi yang berlebihan ketika kita sedang merasa marah atau sedih bahkan senang sekalipun.Â
Kurang lebih 4 tips diatas dapat kita terapkan dalam mengatasi reaksi emosional yang keluar.Â
Ada satu contoh lagi yang dapat kita analisis bersama, pastinya kita semua memiliki teman bukan? Nah, apakah kita pernah merasa marah karena suatu hal dengan teman kita? Lalu, apa yang kita lakukan ketika kita sedang dalam posisi yang sama-sama marah?Â
Mari kita jawab satu persatu, iya kita semua pasti mempunyai teman karena kita manusia sebagai makhluk sosial. Merasa marah dengan seorang teman pastinya ada dong, tidak mungkin kan pertemanannya halus mulus seperti jalan tol. Mungkin ada sesuatu yang membuat kita kesal ataupun jengkel pada satu keadaan. Reaksi dan ekspresi yang kita berikan saat dalam keadaan yang sama sama marah itu sepeti apa?Â
Kalau saya pribadi yang masih sulit mengontrol emosi yang keluar, saya akan marah marah bahkan mendiamkan teman saya sampai emosi saya reda padahal kita sama sama belum mengetahui sebenarnya ini salahnya siapa sampai harus diam diaman dan tidak saling sapa.Â
Sehingga pada beberapa hari kita sama sama menyadari bahwa perbuatan yang kita lakukan ini merupakan perbuatan yang tidak ada manfaatnya karena tidak memberikan efek positif dan tidak memberikan jalan keluar dari permasalahan tersebut. Akhirnya kita sama-sama meregulasi emosi kita masing-masing memahami emosi dari diri kita sendiri dan mencari jalan keluar bersama sama dengan membicarakan permasalahan ini dengan baik-baik.Â
Dari cerita diatas dapat kita pahami bahwa regulasi emosi juga memberikan dampak yang positif terhadap kehidupan pertemanan seseorang. Menjaga tali pertemanan itu sangat penting karena kita sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H