Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berdampingan serta saling membutuhkan bantuan satu sama lain. Dengan kata lain manusia tidak akan bisa menompang kehidupannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Coba kalian bayangkan jika di dunia ini setiap orang hidup hanya memikirkan dirinya sendiri, sangat terasa sekali bukan sepinya kehidupan?Â
Segala perbuatan yang menunjukkan rasa kepeduliaan, memberikan manfaat serta menjaga hubungan yang baik dengan orang lain merupakan bentuk dari perilaku prososial. Penjabaran bentuk perilakunya seperti, membantu, berbagi, bekerja sama, dan menghibur orang lain ketika sedih. Sebagai orang tua pastinya berbagai macam perilaku ini sudah menjadi hal yang sangat umum untuk diajarkan ke anak-anak.Â
Sebagai contoh ketika disekolah anak-anak pasti selalu diajarkan untuk hidup rukun dengan temannya, saling berbagi ketika mempunyai makanan lebih, bahkan ketika temannya sedang bersedih maka teman yang lain akan mencoba untuk menghiburnya. Seperti pengalaman yang pernah saya lihat sendiri ketika menemani adik saya sekolah, saat itu jam istirahat dimana semua anak boleh makan bekal yang mereka bawa dari rumah.
Nah, karena adik saya membawa bekal yang dibuat oleh mamanya dia memakan makanannya namun, ada satu objek yang membuat saya tertarik untuk melihat yaitu ada anak yang duduk dibelakang adik saya diam termenung dan tidak memakan apa-apa. Ternyata dia tidak dibawakan oleh ibunya makanan dari rumah akhirnya dia hanya bermain sendirian dan melihat teman-temannya makan.Â
Namun, tidak disangka-sangka ternyata teman-teman satu kelasnya menyadari bahwa dia tidak membawa makanan akhirnya salah satu dari temannya adik saya mengatakan "bagaimana kalau kita bisa makan bersama agar si A (yang tidak membawa bekal) bisa ikut makan bersama kita". Dari sini terlihat perilaku prososial yang telah diajarkan baik dirumah atau di sekolah adalah mengajarkan anak untuk saling berbagi.
Kemampuan untuk selalu berempati dan terbentuknya karakter prososial seseorang akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia. Faktor lingkungan dan interaksi sosial memiliki pengaruh paling besar untuk pembentukkan karakteristik prososial anak usia dini ditambah lagi dengan masa golden age yang mana pada masa ini pertumbuhan anak berkembang sangat pesat sehingga penanaman karakter prososial akan sangat baik dan mudah terbawa sampai tingkat perkembangan anak kedepannya.Â
Agar perkembangan karakter prososial anak terlaksana dengan maksimal maka diperlukannya kepekaan orang tua dalam memahami dan memperhatikan tahapan perkembangan kualitas perilaku prososial anak. Terdapat 5 tahapan kualitas perilaku prososial yang dirumuskan oleh Nancy Eisenberg, seorang ahli di bidang perkembangan prososial.Â
1. Tahap pertama yaitu berorientasi pada kepentingan pribadiÂ
Pada tahap ini seorang anak yang ingin berbuat baik alasannya tidak murni dari rasa kepeduliaan anak sendiri, melainkan kepada halyang harus dihindari karena adanya konsekuensi negatif apabila anak tidak berbuat baik.Â
2. Tahap kedua yaitu berorientasi pada kebutuhan
Anak-anak yang berada pada tahap ini mulai menunjukkan kepeduliannya terhadap kebutuhan orang lain walaupun kebutuhan tersebut tidak sejalan dengan kepentingan pribadinya. Namun, walaupun seperti itu wujud dari kepedulian itu masi bersifat sangat sederhana belum mewujudkan kepedulian yang bersifat refleks.Â