Mohon tunggu...
salsabil adzra afifah
salsabil adzra afifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar dengan sebuah karya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berbuat Baiklah ke Orang Lain Maka Orang Lain Juga Akan Berbuat Baik Kepadamu

13 November 2022   21:30 Diperbarui: 13 November 2022   21:39 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berdampingan serta saling membutuhkan bantuan satu sama lain. Dengan kata lain manusia tidak akan bisa menompang kehidupannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Coba kalian bayangkan jika di dunia ini setiap orang hidup hanya memikirkan dirinya sendiri, sangat terasa sekali bukan sepinya kehidupan? 

Segala perbuatan yang menunjukkan rasa kepeduliaan, memberikan manfaat serta menjaga hubungan yang baik dengan orang lain merupakan bentuk dari perilaku prososial. Penjabaran bentuk perilakunya seperti, membantu, berbagi, bekerja sama, dan menghibur orang lain ketika sedih. Sebagai orang tua pastinya berbagai macam perilaku ini sudah menjadi hal yang sangat umum untuk diajarkan ke anak-anak. 

Sebagai contoh ketika disekolah anak-anak pasti selalu diajarkan untuk hidup rukun dengan temannya, saling berbagi ketika mempunyai makanan lebih, bahkan ketika temannya sedang bersedih maka teman yang lain akan mencoba untuk menghiburnya. Seperti pengalaman yang pernah saya lihat sendiri ketika menemani adik saya sekolah, saat itu jam istirahat dimana semua anak boleh makan bekal yang mereka bawa dari rumah.

Nah, karena adik saya membawa bekal yang dibuat oleh mamanya dia memakan makanannya namun, ada satu objek yang membuat saya tertarik untuk melihat yaitu ada anak yang duduk dibelakang adik saya diam termenung dan tidak memakan apa-apa. Ternyata dia tidak dibawakan oleh ibunya makanan dari rumah akhirnya dia hanya bermain sendirian dan melihat teman-temannya makan. 

Namun, tidak disangka-sangka ternyata teman-teman satu kelasnya menyadari bahwa dia tidak membawa makanan akhirnya salah satu dari temannya adik saya mengatakan "bagaimana kalau kita bisa makan bersama agar si A (yang tidak membawa bekal) bisa ikut makan bersama kita". Dari sini terlihat perilaku prososial yang telah diajarkan baik dirumah atau di sekolah adalah mengajarkan anak untuk saling berbagi.

Kemampuan untuk selalu berempati dan terbentuknya karakter prososial seseorang akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia. Faktor lingkungan dan interaksi sosial memiliki pengaruh paling besar untuk pembentukkan karakteristik prososial anak usia dini ditambah lagi dengan masa golden age yang mana pada masa ini pertumbuhan anak berkembang sangat pesat sehingga penanaman karakter prososial akan sangat baik dan mudah terbawa sampai tingkat perkembangan anak kedepannya. 

Agar perkembangan karakter prososial anak terlaksana dengan maksimal maka diperlukannya kepekaan orang tua dalam memahami dan memperhatikan tahapan perkembangan kualitas perilaku prososial anak. Terdapat 5 tahapan kualitas perilaku prososial yang dirumuskan oleh Nancy Eisenberg, seorang ahli di bidang perkembangan prososial. 

1. Tahap pertama yaitu berorientasi pada kepentingan pribadi 

Pada tahap ini seorang anak yang ingin berbuat baik alasannya tidak murni dari rasa kepeduliaan anak sendiri, melainkan kepada halyang harus dihindari karena adanya konsekuensi negatif apabila anak tidak berbuat baik. 

2. Tahap kedua yaitu berorientasi pada kebutuhan

Anak-anak yang berada pada tahap ini mulai menunjukkan kepeduliannya terhadap kebutuhan orang lain walaupun kebutuhan tersebut tidak sejalan dengan kepentingan pribadinya. Namun, walaupun seperti itu wujud dari kepedulian itu masi bersifat sangat sederhana belum mewujudkan kepedulian yang bersifat refleks. 

3. Tahap ketiga yaitu berorientasi pada penilaian orang lain dan terpandang atau dikatakan sebagai anak yang baik 

Perbuatan baik yang dilakukan dalam tahap ini adalah semata-mata agar anak mendapat pandangan atau pujian sebagai anak yang baik. Contohnya ketika guru meminta siswanya untuk membuang sampah lalu ada anak yang mengajukan dirinya untuk membuang sampah agar mendapat pujian dari orang lain terutama dari gurunya sebagai siswa yang baik karena membantu dan siswa yang rajin karena menjaga kebersihan. 

4. Tahap keempat yaitu munculnya kemampuan reflektif dan empati serta tahap transisi

Pada tahap ini perkembangan anak dalam berbuat baik jauh lebih kompleks. Perbuatan baik yang mereka lakukan sudah melibatkan proses perasaan kemanusiaan, dan rasa peduli. 

Pada tahapan transisi pengambilan keputusan anak untuk menolong didasari oleh atas pertimbangan yang panjang, yang melibatkan nilai-nilai moralitas yang dianut, norma dan tanggung jawab sosial, serta dorongan untuk mengubah kondisi masyarakat menjadi lebih baik. 

Contohnya adalah ketika anak diajak mengerjakan ujian bersama dengan kata lain jawaban soal ujiannya dikerjakan dengan cara yang tidak jujur, dalam posisi ini anak menolak ajakan tersebut karena dalam norma yang berlaku hal ini merupakan perbuatan yang tidak jujur. Walaupun sebenarnya seorang anak ingin membantu tetapi karena adanya norma yang mengatakan bahwa itu merupakan perbuatan yang tidak jujur akhirnya dia tidak jadi membantu.

5. Tahap kelima yaitu berorientasi pada nilai-nilai moral yang telah terinternalisasi dalam diri 

Pada tahap ini, pertimbangan anak untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang baik dipengaruhi oleh berbagai prinsip sebagaimana telah dijelaskan pada tahap transisi. Hanya saja prinsip tersebut telah tertanam jauh ke dalam kepribadian anak. 

Kelima tahapan ini telah disebutkan sebagaimana tahapan-tahapan yang pernah kita lalui dan mungkin sekarang sudah kita terapkan pada anak didik kita atau adik-adik kita. Pada intinya kata-kata ajaib yang selalu terngiang di telinga saya adalah ketika kamu ingin diberikan kebaikan oleh orang lain maka berbuat baik juga kepada orang lain seperti halnya ketika kamu ingin dihargai maka hargailah orang lain terlebih dahulu. 

Semoga Bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun