Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
1. Mengutamakan Edukasi dan Dialog: Mendorong dialog terbuka dan edukasi saat terjadi kesalahan dapat membantu individu belajar dari pengalaman mereka tanpa langsung mendapatkan hukuman  .
2. Memberikan Ruang untuk Perbaikan: Daripada langsung memboikot seseorang, memberikan kesempatan bagi individu untuk memperbaiki diri dapat menjadi solusi yang lebih membangun  .
3. Peningkatan Etika Digital: Kesadaran akan pentingnya etika dalam berkomunikasi di media sosial perlu ditingkatkan untuk mengurangi dampak negatif cancel culture  .
Dengan memahami kompleksitas cancel culture serta dampaknya pada kebebasan berpendapat, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih inklusif yang mendukung pertumbuhan dan pembelajaran bagi semua pihak.
Sumber :
Altamira, M. B., & Movementi, S. G. (2023). Fenomena Cancel Culture Di Indonesia: Sebuah Tinjauan Literatur. Jurnal Vokasi Indonesia, 10(1), 5.Â
Utami, A. D. (2022). Fenomena Cancel Culture dalam Perspektif Konstruksi Disonansi Kognitif dan Keseimbangan Warganet di Sosial Media. DESKOVI: Art and Design Journal, 5(1), 52-60.Â
Hermiza, M. (2022). Fenomena boikot massal (cancel culture) di media sosial. Jurnal Riset Indragiri, 1(3), 174-181.Â
Hxgn, Ali. "Fenomena Cancel Culture: Antara Meminta Pertanggungjawaban dan Penindasan Online." PMB UNJANI, 10 Agustus 2024, https://pmb.unjani.ac.id/fenomena-cancel-culture-antara-meminta-pertanggungjawaban-dan-penindasan-online/. Diakses pada 30 Oktober 2024.
Kurniawan, Satria. "Cara Menghadapi Cancel Culture di Dunia Media Sosial." Diginews.id, 16 Agustus 2023, https://diginews.id/cara-menghadapi-cancel-culture-di-dunia-media-sosial/. Diakses pada 30 Oktober 2024.