Kabupaten Brebes (02/08) -- Setelah pandemi Covid-19 merajalela sejak 2 Maret 2020 (detik.com, 2020), Indonesia telah menjadi salah satu penyumbang kasus Covid-19 terbanyak hingga hari ini. Tercatat hingga hari ini, sebanyak 180 kota /kabupaten (35.02%) termasuk dalam zona merah atau zona dengan risiko tinggi (covid19.go.id, 2020). Di dalamnya termasuk Jawa Tengah, menyumbang 11.1% kasus Covid-19 yang terdeteksi (covid19.go.id, 2020). Brebes, menjadi salah satu kabupaten dengan Zona Merah.
Grafik yang terus meroket salah satunya disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga protokol kesehatan serta aksi pencegahan penyebaran Covid-19 seperti vaksin. Peraturan dan segala aksi pengetatan protokol kesehatan yang digaungkan Pemerintah cenderung sering diabaikan. Pada Kelurahan Galuhtimur khususnya RT 04, masih sedikit tempat umum yang difasilitasi tempat cuci tangan. Fasilitas vaksin gratis, setelah polemik permintaan vaksin oleh masyarakat, banyak dilihat sebelah mata. Vaksin bahkan dilihat sebagai produk politik, membuat sakit, dan banyak beredar berita hoaks terkait vaksin.
"Takut vaksin, kemarin ada yang habis vaksin sakit-sakit demam", ujar Tusripah, salah satu warga RT 04 RW 06 Kelurahan Galuhtimur, Tonjong, Brebes.
Dari latar belakang inilah, mahasiswa Undip memberikan sosialisasi terkait Covid-19, mulai dari pengertian, gejala, hingga isu terkini seperti penggunaan double mask dan pentingnya vaksin. Sosialisasi dilakukan dengan sistem door to door dengan tetap menjaga protokol kesehatan pada warga RT 04 RW 06. Edukasi diberikan melalui Modul Sosialiasi Covid-19 dan poster untuk lebih menarik minat warga. Selain itu, dalam menjaga protokol kesehatan warga yang masih sering melakukan aktivitas bersama seperti sholat berjamaah, dilakukan pula pembuatan Handsanitizer No Touch. Pembuatan alat dilakukan bersama warga dengan tujuan warga paham dan dapat membuat ulang apabila dibutuhkan. Edukasi penggunaan alat diberikan sebelum alat resmi diserahkan dan ditempatkan pada musala.
Untuk menjaga antuasiasme dan kesadaran warga akan Covid-19, mahasiswa berinisiatif membagikan Protection Kit yang berisikan handsanitizer, masker medis, dan tisu basah. Protection Kit dibagikan pada warga RT 04 RW 06 secara door to door. Meski tidak banyak, diharapkan dapat membantu warga dalam menjaga kebersihan dan protokol kesehatan yang ada.
Selain kegiatan terkait Covid-19, mahasiswa melihat terdapat permasalahan lain pada Balai Desa atau Kantor Pemerintahan. Pekerjaan pada kantor pemerintahan desa yang berkaitan dengan dokumen, mengharuskan pekerja menghabiskan waktu mencari dokumen terkait. Dengan waktu pencarian yang dapat dipersempit, produktivitas pelayanan Kantor Pemerintahan Desa Galuhtimur dapat ditingkatkan. Dengan begitu, baik pekerja maupun pelanggan dapat merasakan kepuasan. Lebih dari sekedar dokumen, penataan area kerja dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Berdasarkan latar belakang di atas, mahasiswa KKN periode 2020/2021 Universitas Diponegoro (Undip) tergerak untuk menggalakkan pentingnya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran terhadap pentingnya penataan tempat kerja. Alternatif solusi permasalahan terkait yaitu dengan menerapkan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin). Penerapan 5R adalah hal utama yang harus dimiliki oleh sebuah industri agar tercipta industri yang kokoh dan berkualitas (Sandika dkk., 2010).
Dilaksanakan sosialisasi terkait 5R dengan Modul 5R dan Poster 5R yang mencakup pengertian, tujuan, tata cara, hingga implementasi. Sosialisasi dilakukan secara one to one dengan harapan orang yang dituju lebih dapat memahami materi yang diberikan. Poster diberikan tepat di depan pintu masuk sehingga dapat terlihat dengan baik oleh pekerja maupun pelanggan yang berdatangan.
Dosen Pembimbing: Ir. Rudy Hartanto, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM.
#Undip #KKNTimIIPeriode2021 #p2kknundip #lppmundip
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H