Mohon tunggu...
salsabilacahyautamiii
salsabilacahyautamiii Mohon Tunggu... Atlet - apa ni

yuyuy

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Resensi Novel | Gelap di Balik Terang "Kamu Terlalu Banyak Bercanda"

26 Januari 2020   18:49 Diperbarui: 12 April 2021   14:17 4009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Yang bisa saya ambil dari maksud tersebut adalah banyak hal hal yang sebenarnya lebih besar jika dilihat mendalam.

            Lewat buku ini, Awan mengajak kita untuk lebih berani menghdapi perasaan perasaan buruk yang tersimpan  akibat memberi makan ego atau ekspetasi yang berlebih.

            Awan juga mengajak kita bersemangat menghadapi hari hari berat. karena setelah berat kita hadapi pasti ada cerah yang menanti.

            Petuah petuah yang disajikan dalam buku ini cukup panjang, sehingga butuh beberapa waktu untuk memahami pesan dari kata kata itu. Tapi, jika kita sudah menangkap pesanya, kita akan merasa jika kita tidak sendirian di posisi itu. Kita akan merasa jika kita bukan orang tersedih atau dikasihani di bumi ini.

            Ada tiga kalimat yang berhasil menampar saya,ini memiliki maknayang amat dalam tentang ego dan ekspetasi. "Takut lupa tak jejak ke bumi. Takut kecewakan yang mulai berekspetasi. Takut nyaman, lalu sedih saat mereka berhenti."

            Setiap petuah disajikan dengan ilustrasi unik dari tangan penulis yang memiliki empat warna dasar (hitam, putih, biru tua dan orange) menurut psikologi warna yang digunakan tersebut mampu mengatasi rasa cemas, mengurangi rasa sakit dan memberi rasa nyaman.

            Dengan membaca buku ini saya seperti sedang mendengarkan diri saya sendiri yang sedang bercerita. Mewakilkan semua kalimat yang tidak bisa terungkap.

            Saya sangat merekomendasikan buku ini kepada semua insan yang masih bisa merasakan sakit, hancur dan terabaikan semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun