Mohon tunggu...
Salsabilqisa Bilqisa
Salsabilqisa Bilqisa Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

saya suka bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Silogisme Logisme dan Falasi

4 Oktober 2024   21:48 Diperbarui: 4 Oktober 2024   21:57 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Silogisme adalah metode penting dalam logika yang membantu kita menarik kesimpulan dari premis yang ada, pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, informasi sering kali membingungkan, sehingga kita butuh pendekatan yang lebih fleksibel. Selain itu, logisme mencakup berbagai cara berpikir, seperti induksi dan deduksi, untuk memahami argumen dengan lebih baik. Sementara itu, falasi menunjukkan kesalahan berpikir yang dapat membuat argumen yang salah tampak benar. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi silogisme, logisme, dan falasi, serta bagaimana ketiganya memengaruhi cara kita berpikir setiap hari.

Silogisme adalah cara berpikir yang digunakan dalam logika dan filsafat untuk mencapai kesimpulan yang benar dari premis yang diberikan. Konsep ini diperkenalkan oleh Aristoteles dan menjelaskan bagaimana kategori-kategori dalam premis saling berhubungan untuk menghasilkan kesimpulan logis. Namun, dalam kehidupan nyata, seringkali informasi yang kita hadapi tidak jelas dan membingungkan, sehingga kita perlu pendekatan yang lebih fleksibel dan bisa menyesuaikan diri (Asmorajati dkk, 2024).

Sebuah silogisme terdiri dari dua premis yang diikuti oleh kesimpulan. Kita bisa memahaminya dengan konsep P->Q, dan Q->R maka P=R. Contohnya:

Premis 1= Jika tidak membawa payung, maka kehujanan.

                                                P                                             Q

Premis 2= Jika kehujanan, maka akan sakit.

                                Q                             R

Kesimpulan: Jika tidak membawa payung maka akan sakit.

                                                                P=R

                Maka dari contoh diatas bisa disimpulkan bahwa silogisme terdapat tiga pernyataan, pernyataan satu dan dua disebut premis dan yang ketiga adalah kesimpulan yang disebut konklusi.

Logisme, di sisi lain, mencakup pemikiran yang lebih luas tentang logika dan sistem penalaran. Ini mencakup prinsip-prinsip yang mengatur bagaimana kita berpikir secara logis dan konsisten. Logisme berfokus pada validitas argumen dan kekuatan penalaran. Dalam konteks ini, logisme tidak hanya melibatkan silogisme, tetapi juga berbagai bentuk penalaran lainnya, seperti induksi dan deduksi. Induksi, misalnya, adalah proses menarik kesimpulan umum dari pengamatan khusus. Contohnya, jika kita melihat beberapa burung yang terbang dan semua burung itu dapat terbang, kita mungkin menyimpulkan bahwa semua burung dapat terbang. Namun, induksi tidak selalu menjamin kebenaran, karena ada pengecualian.

Asal usul logika sulit untuk ditentukan dengan pasti. Namun, menurut Bertrand Russell dalam bukunya "History of Western Philosophy," istilah logika pertama kali diperkenalkan oleh Zeno dari Citium. Russell juga menyatakan bahwa Socrates, Plato, dan Aristoteles adalah tokoh-tokoh kunci dalam perkembangan ilmu logika. Di sisi lain, K. Bertens berpendapat bahwa logika mulai dikenal pada zaman Cicero (abad ke-1 SM) dan dipandang sebagai seni berdebat. Kemudian, pada masa Aristoteles, istilah "analitika" muncul untuk menggambarkan penyelidikan terhadap argumen yang didasarkan pada keputusan yang benar.

Falasi dapat diartikan sebagai kesalahan dalam berpikir yang menyebabkan argumen palsu diterima sebagai valid dan benar . Istilah falasi berasal dari kata "fallo," yang berarti "saya menipu." Sebuah argumen mungkin tampak benar dan sah pada awalnya, tetapi sebenarnya tidak, karena kesimpulannya terlihat valid tetapi tidak benar, atau premis-premisnya tampak benar namun pada kenyataannya salah. Oleh karena itu, falasi bisa dijelaskan sebagai jenis argumen yang tampak akurat, tetapi setelah diteliti lebih lanjut, terbukti tidak benar dan tidak sah. Hal ini membuat argumen yang mengandung falasi bisa sangat membingungkan (Musa dan Bidin, 2020).

Menurut Musa dan Bidin (2020), falasi dibedakan menjadi dua kategori. Kategori pertama adalah falasi formal. Sebagai contoh: Premis 1 menyatakan bahwa semua kelinci adalah binatang (benar), Premis 2 menyatakan bahwa semua anjing juga binatang (benar), namun kesimpulannya---yaitu, semua kelinci adalah anjing---adalah tidak benar. Kategori kedua adalah falasi tidak formal. Contohnya adalah pernyataan, "Kamu tidak bisa mempercayai pendapatnya tentang kesehatan karena dia sendiri tidak menerapkan gaya hidup sehat."

Dalam artikel ini, kita telah melihat bagaimana silogisme, logisme, dan falasi berperan penting dalam cara kita berpikir. Silogisme membantu kita menarik kesimpulan dari informasi yang ada, sementara logisme mengajarkan kita untuk berpikir secara logis dan teratur. Di sisi lain, mengenali falasi penting agar kita tidak terjebak dalam kesalahan berpikir yang bisa membingungkan. Dengan memahami konsep-konsep ini, kita bisa menjadi pemikir yang lebih kritis dan membuat keputusan yang lebih baik. Mari terus belajar dan menerapkan cara berpikir ini dalam kehidupan sehari-hari!

Asmorojati, B. P., Oesman, N. A., Hayah, R. A. R., Salsabilla, N., & Alfarisi, M. M. (2024). PENERAPAN NILAI-NILAI PENALARAN SILOGISME DALAM CASE FUZZY LOGICS. Jurnal Cakrawala Ilmiah, 3(11), 3147-3152 https://bajangjournal.com/index.php/JCI/article/view/8159

Musa, N. Y., & Bidin, A. (2020). Psikologi dan Sosiologi (Konsep Insan). http://myscholar.umk.edu.my/bitstream/123456789/1696/3/MODUL%20FALSAFAH%20DAN%20ISU%20SEMASA_21092020%20semakan%20ke-2%20%281%29_organized.pdf

Sobur, K. (2015). Logika dan Penalaran dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan. TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin, 14(2) https://www.tajdid.uinjambi.ac.id/index.php/tajdid/article/view/28.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun