Mohon tunggu...
Salsabilqisa Bilqisa
Salsabilqisa Bilqisa Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

saya suka bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ontologi Epistemologi dan Aksiologi

4 Oktober 2024   00:08 Diperbarui: 4 Oktober 2024   00:12 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filsafat adalah cara untuk memahami dunia dan keberadaan kita. Tiga cabang utama---ontologi, epistemologi, dan aksiologi---memiliki peranan penting dalam proses ini. Ontologi membahas keberadaan dan menjawab pertanyaan seperti "apa itu?" Epistemologi fokus pada pengetahuan, termasuk cara kita mendapatkannya, dengan pertanyaan "bagaimana?" dan "mengapa?". Aksiologi, di sisi lain, mengeksplorasi nilai, membantu kita memahami apa yang membuat sesuatu berharga. Dengan memahami ketiga cabang ini, kita dapat memperdalam pandangan kritis kita terhadap dunia. Mari kita telusuri lebih lanjut!

Ontologi adalah salah satu cabang filsafat yang fokus pada objek yang diteliti. Istilah "ontologi" berasal dari bahasa Yunani, yaitu "To On Hei On". Kata "On" bersifat netral dan berasal dari "Oon", dengan bentuk genetif "Ontos", yang berarti "yang ada sebagai yang ada". "Ontos" juga berasal dari kata kerja "einai", yang berarti "ada". Secara umum, ontologi mempelajari sifat dasar dari keberadaan, dengan menekankan perbedaan dalam jenis-jenis keberadaan. Ini terkait dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar: apa sebenarnya arti "ada" dalam konteks itu? Apa hakikat dari "ada" sebagai "ada"? (Tarigan M dkk, 2022).

Dari definisi tersebut, jelas bahwa ontologi membahas segala sesuatu yang ada. Dengan demikian, segala sesuatu yang bersifat materi menjadi objek kajian filsafat, seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, dan bahkan manusia itu sendiri. Contohnya adalah meja. Ada gambaran atau ide yang membantu kita mengenali benda itu sebagai meja. Meskipun ada banyak jenis meja dengan berbagai bahan dan ukuran, apapun desain, bentuk, warna, atau materialnya, benda tersebut tetap dianggap sebagai meja, meskipun tampilannya berbeda. Selain itu biasanya ontologi diawali dengan pertanyaan "apa?". Seperti Apa itu meja, kursi, dan lain sebagainya.

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "episteme" yang berarti pengetahuan dan "logos" yang berarti teori. Jadi, secara sederhana, epistemologi berarti teori tentang pengetahuan. Lebih lanjut, epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari asal-usul pengetahuan, strukturnya, cara-cara untuk mendapatkannya, dan sejauh mana pengetahuan itu dapat dipercaya. Selain itu, epistemologi juga mencakup penilaian yang bersifat evaluatif, normatif, dan kritis (Chasanah U, 2009).

Selain itu, Epistemologi sangat penting dalam pendidikan. Teori tentang bagaimana siswa belajar, proses belajar, dan penilaian pengetahuan dipengaruhi oleh epistemologi. Dalam kehidupan sehari-hari, memahami epistemologi membantu kita menjadi pembelajar yang lebih kritis, mengenali dasar pengetahuan, dan menilai informasi dengan lebih baik. Secara gampangnya epistemology biasanya diawali dengan pertanyaan "bagaimana? Kenapa? dan mengapa?". Seperti bagaimana meja itu dibuat, kenapa meja itu dibuat dan lain sebagainya.

Aksiologi adalah cabang filsafat yang mengkaji konsep nilai, berusaha memahami apa yang dimaksud dengan nilai itu sendiri. Menurut Bertens, nilai mencakup hal-hal yang menarik, menyenangkan, dicari, disukai, dan diinginkan oleh individu. Selain itu, nilai juga dapat dilihat sebagai elemen yang memiliki fungsi dan manfaat. Secara etimologis, istilah aksiologi berasal dari bahasa Yunani kuno, di mana "aksios" berarti nilai dan "logos" berarti teori (Pratiwi dkk, 2024).

Dengan demikian, aksiologi dapat diartikan sebagai teori mengenai nilai. Suriasumantri (2017) mendefinisikan aksiologi sebagai teori nilai yang berhubungan dengan kegunaan pengetahuan yang kita peroleh. Misalnya, ketika seseorang melihat matahari terbenam di sore hari, hal itu bisa menimbulkan perasaan bahagia karena keindahan pemandangan tersebut. Secara simpelnya, aksiologi menanyakan apa manfaat dari hal tersebut.

Secara keseluruhan, ontologi, epistemologi, dan aksiologi adalah tiga cabang filsafat yang saling melengkapi untuk membantu kita memahami dunia dan diri kita. Ontologi menjelaskan apa yang ada dan berbagai jenis keberadaan. Epistemologi mengajak kita untuk memahami pengetahuan---bagaimana kita mendapatkannya dan seberapa dapat dipercayainya. Sementara itu, aksiologi menyoroti nilai-nilai yang kita anut, menjelaskan apa yang membuat sesuatu berarti bagi kita.

Dengan memahami ketiga cabang ini, kita dapat memperkaya pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pendidikan maupun hubungan sosial. Mari kita terus menjelajahi dan bertanya, karena filsafat membantu kita menemukan makna dan nilai dalam setiap aspek kehidupan.

Referensi

Chasanah, U. (2009). Ontologi, epistemologi dan aksiologi pendidikan. TASYRI': Jurnal Tarbiyah Syari'ah Islamiyah, 24(1), 76-91. http://repository.uinsa.ac.id/id/eprint/2612/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun