Mohon tunggu...
Salsabila Azhara
Salsabila Azhara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanah Longsor di Kabupaten Kulon Progo

24 Juni 2024   09:35 Diperbarui: 24 Juni 2024   09:39 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan salah satu daerah di Indonesia yang rawan terhadap bencana tanah longsor. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi topografi yang berbukit, curah hujan tinggi, dan jenis tanah yang mudah longsor. Bencana tanah longsor di Kulon Progo sering menimbulkan kerusakan infrastruktur, kerugian ekonomi, dan bahkan korban jiwa.

Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, termasuk di Kabupaten Kulon Progo. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo menunjukkan bahwa selama kurun waktu 10 tahun terakhir, rata-rata terjadi 50 kejadian tanah longsor per tahun di wilayah tersebut. 

Bencana tanah longsor di Kulon Progo tidak hanya menimbulkan kerusakan infrastruktur dan kerugian ekonomi, tetapi juga memakan korban jiwa.

Perubahan kondisi tanah dan hidrologi mempengaruhi proses geomorfis seperti penggundulan hutan, sedimentasi, dan perkembangan bentang alam. Sebagai contoh, keberadaan parit dan cekungan lepas pantai dapat mengurangi dataran aluvial di dataran rendah, meskipun dataran ini dapat berkembang jika daerah aliran sungai terbatas.

Berdasarkan catatan data kejadian bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, longsor termasuk dalam bencana yang mematikan, karena banyak korban meninggal diakibatkan oleh bencana ini. Kajian dari BNPB menyebutkan bahwa 40,9 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah rawan longsor (BNPB, 30 April 2019). 

Dwikorita Karnawati (2001:12) menyebutkan gejala umum terjadinya tanah longsor di suatu wilayah secara nyata dapat dilihat seperti: 1) munculnya retakan-- retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing ;2) longsor terjadi setelah datangnya hujan; 3) munculnya mata air baru secara tiba--tiba; 4) tebing menjadi rapuh dan kerikil mulai berjatuhan. Penjelasan tandatanda longsor tersebut sebenarnya tidak sulit diketahui oleh masyarakat setempat, sehingga penting kiranya pendidikan mengenal tanda-tanda bencana longsor penting dilakukan sebagai langkah antisipasi untuk mengurangi risiko dampak yang ditimbulkan.

Terjadinya tanah longsor dapat dipicu oleh curah hujan yang tinggi atau adanya gempa bumi. Wilayah Indonesia yang rawan gempa mengakibatkan beberapa wilayah juga rawan tanah longsor. 

Kemiringan lereng yang tidak ditopang oleh berbagai tumbuhan dengan perakaran kuat mengakibatkan daerah tersebut semakin mudah longsor. Bahaya tanah longsor semakin tinggi bila semakin besar harkat lereng, pelapukan batuan, struktur perlapisan batuan, dan tekstur tanah menunjukkan tingkat bahaya tanah longsor yang semakin tinggi (Priyono dkk, 2006).

Bencana longsor di Daerah Istimewa Yogyakarta telah merusak lingkungan, merugikan harta benda dan mengancam keberlanjutan hidup masyarakat. Oleh karenanya upaya penanganan bencana longsor oleh pemerintah harus mendapatkan prioritas dan mendesak untuk dilakukan. 

Kebutuhan rasa aman untuk melanjutkan kehidupan sehari-hari haruslah dipenuhi untuk memperoleh penghidupan yang sejahtera. Upaya penanganan bencana longsor sudah tentu membutuhkan kajian yang mampu menghasilkan sebuah solusi pemecahan untuk mencegah dan mengatasinya. 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tanah Longsor di Kulon Progo Kondisi Geologi: Wilayah Kulon Progo yang berbukit-bukit dan formasi geologi yang masih muda dan labil membuat daerah ini rentan terhadap tanah longsor. Keberadaan batuan yang lapuk, sedimen yang tidak terkonsolidasi, dan lereng yang curam meningkatkan kerentanan terhadap tanah longsor saat terjadi hujan lebat atau peristiwa seismik.

 Pola Curah Hujan: Curah hujan yang tinggi, terutama selama musim hujan, merupakan pemicu utama terjadinya tanah longsor di Kulon Progo. Infiltrasi air yang berlebihan ke dalam lereng dapat menjenuhkan tanah, mengurangi kohesi tanah dan menyebabkan gerakan massa. 

Perubahan Tata Guna Lahan: Deforestasi dan praktik penggunaan lahan yang tidak tepat, seperti pertanian intensif dan pembangunan yang tidak terkendali di lereng, berkontribusi terhadap risiko longsor. Kegiatan-kegiatan ini menghilangkan tutupan vegetasi, yang bertindak sebagai jangkar alami untuk tanah, dan mengubah pola drainase, sehingga memperparah erosi dan ketidakstabilan tanah.

Aktivitas Manusia: Aktivitas manusia, seperti pembangunan jalan, penggalian, dan penambangan, dapat mengganggu kestabilan lereng dan meningkatkan risiko tanah longsor. Aktivitas-aktivitas ini mengubah lanskap alam dan mengganggu stabilitas tanah, sehingga lebih rentan terhadap tanah longsor saat hujan lebat atau peristiwa seismik.

Perencanaan dan Pengelolaan Tata Guna Lahan: Menerapkan peraturan tata guna lahan yang ketat dan mempromosikan praktik-praktik tata guna lahan yang berkelanjutan sangat penting untuk mengurangi risiko tanah longsor. Hal ini mencakup program reboisasi, pengendalian pembangunan di lereng, dan menghindari pembangunan di daerah berisiko tinggi. 

Sistem Peringatan Dini: Membangun sistem peringatan dini yang efektif dapat memberikan peringatan yang tepat waktu kepada masyarakat di daerah rawan longsor. Hal ini dapat dilakukan dengan memasang alat pengukur hujan, memantau pergerakan tanah, dan mengembangkan sistem peringatan dini berbasis masyarakat. 

Pengembangan Infrastruktur: Memperbaiki infrastruktur drainase, seperti membangun dinding penahan tanah, saluran drainase, dan goron-gorong, dapat membantu mengalihkan air hujan dan mengurangi kejenuhan tanah, sehingga meminimalkan risiko longsor. 

Kesadaran dan Kesiapsiagaan Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tanah longsor dan mengedukasi masyarakat tentang identifikasi risiko, prosedur evakuasi, dan praktik konstruksi yang aman dapat memainkan peran penting dalam mengurangi kerentanan tanah longsor. 

Tindakan Stabilisasi Lereng: Menerapkan teknik stabilisasi lereng, seperti restorasi tutupan vegetasi, bioteknologi, dan terasering, dapat memperkuat lereng dan meningkatkan daya tahannya terhadap longsor.

Bencana alam sangat memberikan dampak besar terhadap geomorfologi suatu daerah Bencana alam dapat mengubah bentuk lahan secara signifikan, Dalam sintesis, dampak geomorfologi dari bencana alam sangat signifikan dan dapat berdampak pada berbagai aspek, termasuk bentuk lahan, jaringan sungai, kondisi geologis, kualitas lingkungan, dan masyarakat. 

Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menganalisis dampak geomorfologi dari bencana alam untuk mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi bencana ini dan mengurangi risiko bencana di masa depan seperti perubahan pada topografi wilayah, peningkatan erosi, dan perubahan pada jaringan sungai. Hal ini dapat berdampak pada kualitas lingkungan dan potensi bencana lainnya di masa depan

Bencana alam dapat mengubah kondisi geologis wilayah, termasuk struktur batuan dan proses geomorfologi yang terjadi. Hal ini dapat berdampak pada stabilitas lahan dan potensi bencana lainnya di masa depan. Bencana alam dapat berdampak pada kualitas lingkungan wilayah, termasuk kualitas air, udara, dan tanah. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan masyarakat dan potensi bencana lainnya di masa depan.

Tanah longsor merupakan ancaman yang signifikan bagi masyarakat di Kabupaten Kulon Progo. Dengan memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tanah longsor di wilayah ini dan menerapkan strategi pencegahan yang komprehensif, termasuk pengelolaan tata guna lahan, sistem peringatan dini, pembangunan infrastruktur, kesadaran masyarakat, dan langkah-langkah stabilisasi lereng, kerentanan masyarakat terhadap tanah longsor dapat dikurangi secara efektif, sehingga dapat menjamin keselamatan dan kesejahteraan penduduk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun